10 Sept 2014

Akhir-akhir kita sering mendengar ataupun membaca tentang istilah "transisi pemerintahan" dari Kabinetnya SBY ke Jokowi, yang sedang dalam proses untuk membentuk pemerintahan baru.
Meminjam istilah yang lagi populer itu menurut pendapat saya IHSG juga saat ini dalam proses transisi, setelah menembus 5000 ada proses untuk menuju yang lebih tinggi, cuma.....tentu tidak semudah keinginan bisa langsung loncat gitu.  Dalam suatu proses tersebut ada perhitungan, ada pertimbangan macam2 sebelum memutuskan sehingga kalau IHSG maju mundur itu artinya para pelaku pasar sedang melakukan penyesuaian mendasarkan analisis masing2.

Ibarat kendaraan yang berjalan menuju ketinggian semakin tinggi maka akan semakin melambat jalannya, bahkan butuh istirahat untuk naik kembali.
Sementara ini prediksi saya IHSG ada dianatra 5100 sd 5275. Kecuali ada katalis kuat yang bisa mendorong IHSG lebih tinggi, atau justru sebaliknya kalau ada berita yang tidak sedap diterima pasar maka bisa saja reaksi negatif terjadi. Misalnya calon2 Menteri barunya ternyata tidak "pro pasar"  atau bisa jadi pembahasan UU Pilkada yang konon akan kembali kecara-cara lama lagi. Itu dari peristiwa politik, tentu peristiwa ekonomi juga sangat punya peran penting untuk melihat arah IHSG kedepan.

Cadangan devisa kita naik tetapi sayang nilai Rupiah terhadap US $ masih terus melemah sehingga kurang baik bagi emiten2 yang berbasis impor dan punya utang $. Disisi lain emiten berbasis ekspor ternyata  harganya sedang merosot tajam seperti CPO dan Batubara. Padahal cukup banyak emiten dari hasil perkebunan dan batubara yang diperdagangkan di BEI.
Beberapa analis ada yang berpendapat PER atas IHSG dan beberapa harga saham sudah cukup tinggi.

Saat ini sebaiknya perlu lebih hati-hati dan lebih cermat memilih sahamnya, sehingga kalau sementara ini saya sering cenderung mengulas ke saham2 lapis dua tan tiga itu karena saya melihat beberapa saham BC sudah tinggi PER nya sehingga antara resiko dan potensi hasil yang diharapkan lebih besar resikonya karena harganya jadi mahal.

Melihat bursa Global diketinggian seperti DOW saat ini juga sudah slow dan mulai kehabisan napas, kalau DOW sampai koreksi tajam ini cukup bahaya juga dampaknya bagi bursa lainnya.
Jadi strategi trading jangka pendek masih lebih baik dijalankan sambil menunggu situasi hari demi hari. Buat yang masih portofolio potensial gain sebaiknya realisasikan dulu saja..

salam, investa 
pin 2b7dd5ee (harap sampaikan salam investa setelah invite)

Related Posts:

  • BI RATE 6,50% BAGAIMANA SIKAP BURSA.?Bursa kemarin fokus pada penentuan  BI Rate, banyak analis yang sebelumnya mengharapkan BI Rate dinaikkan ke level 6,25% dari sebelumnya 6%, tetapi Bank Indonesia ternyata punya pertimbangan sendiri dan akhirnya menet… Read More
  • MAIN AYUNAN LAGI...Beberapa teman Traders BBM ke saya menanyakan kemungkinan Bursa untuk hari Senin, ada yg masih pegang posisi karena barusan belanja dan ada pula yg masih persiapan mau belanja karena posisi banyak di cash. Selain tidak mud… Read More
  • CERMATI BI RATE HARI INIHampir saja saya harus merasa bersalah ketika saham2 yang saya tulis dalam paket TEH PAGI (jpfa, wika, klbf, aces, ptpp dan pgas)  kemarin pagi di awal sesi mengalami penurunan kembal, tapi untung hanya sebentar dan k… Read More
  • INFRASTRUKTURSelamat siang...Sessi I ini IHSG ditutp plus 0,28% (4648), saham Infrastruktur mendominir pasar dengan kenaikan yg spektakuler hampr rata2 diatas 5%. Pasukan ini dipimpin WIKA yg naik 7%, DGIk , ADHI, WSKT, PTPP maju terus… Read More
  • CERMATI RUPIAH vs US DOLLARKebijakan menaikkan BI Rate untuk meredam pelemahan Rupiah nampaknya belum memperlihatkan hasil yang diinginkan, hal itu nampak Rupiah kemarin ditutup Rp.10.024,- melemah Rp.44,- dari hari sebelumnya.Pelemahan rupiah diat… Read More

0 komentar:

Post a Comment

Mohon menulis komentar dengan bahasa yang baik tidak mengandung unsur sara, politik dan iklan.

Anda paling tertarik pada artikel apa ?

Flag Counter
Powered by Blogger.

.

.

.