31 Mar 2015

Para Nasabah BNI Securities Semarang, Para komunitas Investa, dan Para pembaca yang budiman,

IHSG kembali tembus 5400 tepatnya 5436  atau naik 0,77% dimana asing masih net sell di pasar reguler 38 M dan Rupiah pada posisi Rp.13.086 per US Dollar.
Bursa regional yang rata2 naik kencang seperti Sanghai yang naik 2,6%, Hangseng naik 1,5% dan Nikkei naik 0,62%  punya pengaruh besar sehingga IHSG ikut terdorong naik.
Saham2 Blue Chip menjadi motor kali ini seperti UNVR, TLKM, SMGR, ITMG, BMRI, ASII yang memang punya bobot tinggi terhadap IHSG. Kenaikan IHSG diatas 5400 secara psikologis juga bagus, artinya memungkinkan investor timbul kepercayaan dan semangat untuk masuk kepasar.

Namun saya pribadi membutuhkan sedikit waktu untuk mengamati pasar sebelum masuk, karena berusaha jangan sampai masuk pada jebakkan mengingat Rupiah yang masih pada posisi yang tidak menguntungkan serta net sell asing yang masih terjadi. Jika nanti melihat kondisi bisa lebih baik tentu bisa mulai action secara bertahap tapi masih tetap terbatas. Dalam kondisi seperti ini belum bisa Full Kapasitas, ibarat masih berjalan dijalanan yang berkelok2.

Beberapa harga saham yang berfundamental cukup bagus yang beberapa waktu tertekan berat seperti SMGR, CPIN, INCO, GJTL, ADRO nampaknya mulai mantul karena para Fund Manager dan investor tentu bisa menghitung nilai wajar masing2 saham. Jika terlalu murah maka mereka akan kembali membeli saham2 tersebut, Ini salah satu sinyal atau jurus yang bisa dipakai kalau berpedoman pada Fundamental Analisis  Berbeda jika kita menggunakan Teknikal Analisis yang parameternya menggunakan chart dimana setiap tembus suport ada kemungkinan harga akan kembali turun, jadi harga murah bisa lebih murah lagi jika volume jualnya masih kuat.

Semalam DOW kembali naik 1,49% dan EIDO bahkan naik lebih kuat diatas 2%
apakah akan menjadi daya dorong IHSG kembali menguat?? Paling tidak akan punya pengaruh positip, namun beban Rupiah bisa menahan laju IHSG jika sampai tembus diatas 13100 per US Dolar.
Menu awal pekan kemarin masih konsisten saya cermat, ditambah  juga mulai bisa perhatikan BISI, CPIN dan JPFA. (Disclaimer).
Perhatikan pula jadwal acara2 RUPS Emiten yang akan membagikan deviden biasanya akan ada gerakkan terhadap harga sahamnya.

Salam,

pin.2b7dd5ee (sampaikan kata kunci "salam investa" setelah add)

30 Mar 2015

Para Nasabah BNI Securities Semarang, Para komunitas Investa, dan Para pembaca yang budiman,

IHSG akhir pekan lalu sedikit ada perrbaikan +0,52% di 5396, setelah beberapa hari mengalami tekanan akibat pelemahan rupiah dan tekanan asing. Meskipun demikian masih perlu  waspada karena US Dollar kembali tembus 13.000 dan asing masih net sell 587 Milyar  Tekanan terhadap IHSG masih mungkin terjadi jika indikasi dua hal tadi masih terjadi, yaitu pelemahan rupiah dan tekanan investor  asing. Sepertinya asing memang pintar mengatur gerak IHSG, turun secara perlahan sambil asing mengeluarkan posisi portofolionya.

Diprediksi maret ini terjadi inflasi yang sebelumnya deflasi, kemaikkan harga BBM harus diwaspadai karena berpotensi menaikkan harga2 barang dan jasa. Semoga cadangan devisa tidak mengalami penurunan dari bulan sebelumnya.
Situasi politik dalam negeri juga dapat dikatakan belum nyaman, masih terjadi perpecahan pengurus partai sehingga anggota DPR tidak konsen pada tugas2 pokoknya bersama Pemerintah. Pertimbangan2 tersebut bisa mengakibatkan para investor mengurangi niat investasinya.
Ini nampak dari nilai transaksi harian perdagangan di pasar reguler masih relatif sedikit dan  dibawah rata2 harian bursa.

Memang ada beberapa harga saham  yang relatif sudah boleh dikatakan murah tetapi kondisi pasar yang masih dalam tekanan menyebabkan investor lebih memilih menunggu untuk masuk kecuali untuk trading jangka pendek.
Trading jangka pendek membutuhkan konsentrasi penuh didepan monitor karena setiap gerakkan saham harus diperhatikan agar tidak ketinggalan kapan saat masuk dan keluarnya.

Prediksi IHSG dari beberapa analis bahwa IHSG th ini bisa diatas 6000 mulai diragukan, kondisi memang berat setidaknya sampai smester pertama nanti harus banyak mencermati perkembangan ekonomi dan politik kita. Selain itu faktor eksternal juga susah diprediksi terutama kapan FED menaikkan suku bunganya.

Jika terpaksa trading pilihan saham pekan ini saya cermati MLPL, INCO, SMGR, ADRO, BBTN, RALS, ELSA (strategi BOW ). Target jualan jangan terlalu berlebihan karena saat ini perubahan harga cepat terjadi, jika hasil dirasa cukup realisasikan dari pada tergerus turun kembali.
Jika terjadi keraguan lebih baik duduk manis dului dan tidak melakukan action karena setiap keraguan lebih banyak mengandung resiko.

Salam,

INVESTA
pin.2b7dd5ee (sampaikan kata kunci "salam investa" setelah add)

26 Mar 2015

Para Nasabah BNI Securities Semarang, Para komunitas Investa, dan Para pembaca yang budiman,

IHSG masih tertekan penjualan asing yang agresif dalam 4 hari terakhir saja asing sudah net sell lebih dari Rp. 2 trilyun. Kemarin IHSG turun 0,77% (5405) walau rupiah kembali menunjukkan penguatan di 12.932 (kurs BI). Memang nilai rupiah masih tergolong lemah dilevel ini namun setidaknya sudah ada pergerakkan menuju arah yang lebih baik dibanding hari2 sebelumnya yang diatas 13.000.

DOW semalam anjlok 1,62%, penguatan US Dollar yang terlalu tinggi ternyata juga berdampak kurang baik bagi penjualan barang2 produk AS karena otomatis menjadi lebih mahal. Saham2 yang masuk indek DOW lebih banyak yang turun harganya.
Sebagaimana yg pernah saya ulas beberapa hari lalu salah satu kekhawatiran terhadap perjalanan IHSG yaitu jika indeks Bursa Global naik IHSG tidak ikut naik tetapi kalau indeks Bursa global turun IHSG ikutan turun, ini bisa menjadi indikasi IHSG dalam kondisi bearish. EIDO sendiri semalam ditutup turun 2,47%.

Memang cukup mencemaskan juga kalau hari ini asing masih melakukan aksi jual dan IHSG sampai jebol dibawah 5400. Investor asing masih menjadi acuan sebagian pelaku pasar sehingga tidak bisa dianggap remeh.
Kenapa asing masih net sell terus?? ada beberapa kemungkinan memang antara lain; pertama mereka merealisasikan keuntungan atas portofolionya yang sudah profit dengan pemeblian ketika IHSG masih dibawah 5300. Kedua mungkian juga mereka menganggap IHSG kita sudah terlalu tinggi (karena ditahun 2014 sudah tumbuh 22%),
Ketiga mungkin asing menekan harga beberapa saham untuk melakukan akumulasi kembali diharga bawah, atau Keempat Asing memang sementara mau mengalihkan investasinya di instrumen lain dengan beberapa pertimbangannya.
Yang paling mengkhawatirkan kalau asing megalihkan investasinya ke negara lain.

Kita cermati dengan seksama transaksi hari ini terutama diawal sesi, masihkah asing masih net sell atau sudah merasa cukup untuk melakukan pembelian kembali.
Harapannya secara internal moga2 Rupiah bisa kembali menguat menuju 12,000 karena akan membantu banyak kepentingan. Harga minyak mentah WTI semalam juga naik cukup tinggi dilevel US$ 48, ini kemungkinan bisa mendorong sektor energi.

Selain itu mari kita cermati masing2 Lap Keuangan emiten per Desember 2014 yang rata2 sudah merilis karena batas akhir di akhir Maret ini. Mana2 yang kinerja secara Fundamentalnya bagus dan mana yang memburuk. Ini akan baik untuk menilai dan memilih portofolio kita.

Salam,

Hari Prabowo / INVESTA
pin.2b7dd5ee (sampaikan kata kunci "salam investa" setelah add)

25 Mar 2015

Para nasabah BNI Securities Semarang, Para komunitas INVESTA dan Para pembaca yang budiman,

Dua pekan terakhir Asing labih banyak melakukan penjualan dibanding pembelian saham di bursa kita, kemarin masih kembali terjadi net sell sebesar Rp.723 M. Sekalipun rupiah menguat dikisaran 12.972 tetapi tekanan jual asing mengakibatkan IHSG hanya mampu naik 0,19% (5447). Ini merupakan fakta yang mesti diperhatikan bahwa analisa kita tidak hanya pada sisi Fundamental atau Teknikal saja tetapi penting juga menganalisa bagaimana transaksi asing. Karena kalau dicermati peran asing lebih dominan termasuk pada jenis sahamnya.

Saya mempunyai pengalaman bahwa jika suatu saham terdapat minimal 3 broker asing melakukan penjualan maka harga saham tersebut cenderung lebih banyak turun pada hari tsb. Demikian pula sebaliknya jika ada 3 broker asing bersamaan membeli satu saham tertentu maka harga saham tsb akan naik.
Makanya selain faktor Fundamental dan Teknikal untuk trading harian saya selalu perhatikan Nilai Rupiah, Bursa Regional, transaksi asing, dan harga komoditas.

Asing tentu punya strategi sendiri dalam tranksaksi yang kadang terasa aneh juga misalnya ada saham yang FA nya cukup bagus tetapi asing terus melakukan tekanan jual sehingga harga turun kebawah. Tetapi beberapa hari kemudian kembali asing melakukan buy back saham tersebut sampai harganya melambung tinggi bahkan melebihi harga sebelumnya. Hal ini sering saya perhatikan (misalnya waktu itu salah satunya BJTM di bulan Okt / Nop).
Bisa saja penjualan dilakukan karena mereka justru ingin menampung lebih banyak di harga bawah, karena ketika asing jual diharapkan investor ritel akan panik dan ikutan jualan saat itulan asing kembali masuk.

Maka saya pribadi tetap meyakini kalau Fundamental perusahaan itu bagus dan menunjukkan pertumbuhan penjualan dan apalagi laba usahanya ada peningkatan serta emiten tersebut telah listing lebih 2 tahun, tidaklah perlu terlalu khawatir jika harga sahamnya sedang turun  karena masalahnya cuma waktu yang pada saatnya saya optimis saham tersebut akan balik naik lagi menyesuaikan Fundamentalnya.

Kepanikkan kadang malah membuat kita serba salah, sehingga dibutuhkan pskiologis yang handal khususnya dalam kondisi pasar yang kurang bagus. Cut Loss memang bisa jadi pilihan tetapi itupun harus diperhitungkan dan dilakukan pada saat yang tepat. Namun menunggu protofolio yang bagus sekalipun harganya sedang turun juga merupakan sesuatu yang sudah menjadi jiwa investasi jangka panjang.

Salam,

Hari Prabowo / INVESTA
pin.2b7dd5ee (sampaikan kata kunci "salam investa" setelah add)

24 Mar 2015

Para Nasabah BNI Securities, para komunitas INVESTA, dan para pembaca yang budiman,

Harapan IHSG untuk tutup dijalur hijau kemarin ternyata tidak kesampaian, meski US Dollar mulai melemah tetapi tekanan jual dari investor asing ternyata mengganjal laju IHSG yang awalnya sempat naik. Asing Net sell 398 M pada beberapa saham BBRI, BMRI, TLKM, SMGR, INTP. AALI, PGAS yang mempunyai bobot tinggi terhadap IHSG sehingga tertekan 0,11% (5437).
Ini satu konsekuensi kalau kapitalisasi Bursa kita masih didominir transaksi Asing, jadi kendali ada di asing.  Mereka bisa lebih leluasa mengatur pergerakkan IHSG dan juga pergerakkan harga sahamnya.

Bagi para traders penggemar trading harian, lebih baik melihat dulu bagaimana perilaku investor asing. Biasanya jika diawal sesi mereka lebih banyak jualan maka akan melakukan tekanan sampai tutup bursa, demikian sebaliknya.
Biasanya asing tidak mau berbalik arah kecuali sudah berganti hari bursa.Ini bisa dipahami tentu mereka punya harga diri dan tidak mau menjilat ludah sendiri he..hee.

Ketika DOW dan Bursa Global naik ternyata IHSG tidak ikutan, moga2 ketika DOW dan Global turun IHSG tidak ikutan turun. Kita masih menanti pelemahan US Dollar kembali yang menjadi beban berat bagi perusahaan2 berbahan baku impor dan penghutang dollar.
Kebijakan tambahan beaya bagi eksportir CPO  telah membuat saham2 CPO rontok seperti AALI dan LSIP. Sayang kalau peraturan Pemerintah memperberat para pengusaha, apalagi dalam situasi saat ini. Seharusnya mendorong bagi eksportir agar banyak mengasilkan dollar.

Beberapa saham yang Lap Keuangan emitennya jeblok ditahun 2014 langsung direspon negatif bagi pelaku pasar, rata2 perusahaan tersebut banyak mengalami RUGI SELISIH KURS. Ini juga karena Rupiah yang melemah. Meskipun penjualan mengalami kenaikan tetapi Rugi Selisih Kurs lebih besar walhasil jadi Rugi akhirnya. Saham2 ini akan naik kembali jika Rupiah bisa menguat setidaknya melebihi posisi Desember 2014 lalu.

Hari ini saya tidak terburu2 masih menunggu situasi saja, bagaimana pergerakkan Dollar dan bagaimana perilaku investor asing, jadi biasa sedikit terlambat dari pada cuantol diatas.
Cukup berjaga2 jika situasi sudah nyaman baru masuk kepasar dan sekedar lirikan sih ada saham2 ADRO, INCO, SMGR, BISI.

Salam,

Hari Prabowo / INVESTA
pin.2b7dd5ee (sampaikan kata kunci "salam investa" setelah add)

23 Mar 2015

Para Pembaca, para nasabah BNI Securities dan Komunitas INVESTA yang budiman,

Akhir Pekan kemarin US Dollar melemah terhadap mata uang lainnya sehingga telah mengantarkan DOW yang semula awal sesi melemah melebihi 1% berbalik arah sehingga menjadi menguat 0,94%. Demikian pula bursa global yang rata2 mengalami kenaikan serta disusul beberapa harga komoditas termasuk minyak, emas, nikel, perak, gandum, jagung.
Kalau saja kondisi ini bisa menular ke penguatan rupiah maka sangat terbuka bahwa IHSG juga akan mengikuti langkah Bursa lainnya untuk mencapai angka yang lebih tinggi.

Perhatikan diawal sesi bagaimana pergerakkan Rupiah, kalau saja bisa kembali dibawah 13.000, serta asing mulai net buy maka indikasi bahwa IHSG hari ini bisa sesuai ekspektasi  yaitu akan melangkah di jalur hijau mungkin menjadi kenyataan..
Namun jika kondisi tersebut belum tercapai terutama jika US Dollar masih menguat terhadap rupiah, maka lebih baik sabar menunggu saja karena situasi masih belum aman.

Prediksi saya IHSG hari ini akan dikisaran 5430 sd 5480 dengan kecenderungan menguat, adapun menu saham2 pendamping Teh Pagi ini silahkan cermati INCO, BISI, CPIN, GJTL, ADRO, BBTN berpotensi terjadi pantulan keatas setelah beberapa waktu harga sahamnya tertekan berat.
Pola trading pendek masih bisa dilakukan sambil menunggu perkembangan atas paket ekonomi Pemerintah yang baru diluncurkan. Indiskasinya bisakah Rupiah menguat kembali dikisaran 12.000 sd 12.500 ?.

Tidak bisa dipungkiri pelemahan Rupiah telah membuat lebih banyak masyarakat dan juga pengusaha yang dibikin pusing sehingga penyakit pertama yang harus disembuhkan adalah penguatan rupiah.
Diharapkan pelemahan US Dollar terhadap mata uang lainnya terutama EURO bisa birimbas ke penguatan Rupiah juga.

Teka teki kenaikan bunga oleh The FED lambat laun mulai pudar dengan adanya perkiraan bahwa kemungkinan baru terjadi pertengahan tahun ini dan nampaknya juga dalam kisaran yang tidak terlalu tinggi. The FED mestinya juga mempertimbangakan semua aspek termasuk gejolak keuangan dunia.

Selamat trading dengan target yang ditentukan masing2, jangan tamak dalam kondisi pasar lagi susah cari cuan. Sedikit ditangan dari pada banyak diangan2.

Salam,

INVESTA
pin.2b7dd5ee (sampaikan kata kunci "salam investa" setelah add)

22 Mar 2015

sellmay

Akhir akhir ini pasar sering ber”anomali” tampaknya kegalauan pasar terbentuk karena siklus pasar yang hampir sampai pada penghujung periode November-April yang historis prosentasenya 61.5% adalah bullish, statistik fenomena sell on may dapat tergambar pada tabel berikut.

19 Mar 2015

Para Pembaca, Investor,dan Nasabah2 BNI Securities Semarang yang budiman,

Nampaknya The FED belum memutuskan kenaikan bunganya pada sidangnya semalam sehingga DOW yang diawal perdagangan sempat turun tajam berbalik arah menjadi naik cukup tinggi bahkan menembus 18000 karena ditutup naik 1,27% menjadi 1807, EIDO pun ikut melonjak tajam naik 2,2%.
Prediksi saya IHSG akan rebound setelah kemarin ditekan Asing  yang net sell 353 Milyar. Selain faktor Teh FED yang masih butuh waktu untuk menaikkan suku bunganya, rupiah kemarin juga mulai nampak menguat, beberapa harga komoditas juga melonjak termasuk minyak yang naik 5% ke level US$.44.

Hari ini akan menjadi acuan, kalau sampai IHSG gak reboun tandanya kedepan akan lebih berat. Jadi berapapun angkanya diharapkan tetap naik, Saham2 yang Laporan Keuangannya per Desember 2014  sudah dirilis bisa dicermati.
Untuk saham2 yang beberapa hari terakhir jatuh dalam mulai bisa dilirik di level harga saat ini seperti SMGR, INCO, CPIN, JPFA, KAEF,ERAA dan INAF.
Saham CPRO juga mulai naik mengantisipasi Laporan Keuangan??

Pola trading sementara mungkin lebih baik sambil mengamati segala perkembangan sampai Dollar di level aman, karena selama masih bergejolak diatas 13.000 menurut saya masih sangat rawan.
Perilaku investor asing juga layak dicermati karena mereka masih pegang portofolio lebih banyak dari investor Domestik. Harus diakui Asing masing pegang kendali di perdagangan bursa kita saat ini.

Semoga sukses.

Salam,
INVESTA
pin.2b7dd5ee (sampaikan kata kunci "salam investa" setelah add)

18 Mar 2015

Para Pembaca, para Investor  dan juga Nasabah BNI Securities Semarang yang budiman,

Merespon Paket Ekonomi Pemerintah,  Rupiah cuma menguat Rp.28,-  (Rp,13.209)  dan IHSG cuma naik 0,07% (5439) investor asing masih juga net sell 576 milyar. Mungkin masih butuh penyesuaian jadi coba kita lihat sampai akhir pekan ini bagaimana reaksi pasar sebenarnya atas Paket Ekonomi yang diluncurkan Pemerintah.
Seperti kita ketahui Neraca Perdagangan kita bl.Pebruari 2015 mengalami surplus US$.738 juta.  Sebenarnya ini menunjukkan salah satu indikasi fundamental ekonomi kita membaik, karena surplus terjadi selama 3 bulan berturut2 mulai Desember 2014 surplus US$.186 juta dan Januari surplus US$.710 juta. Surplus Neraca Dagang ini juga berasal dari sektor migas yang selama ini defisit.

Harga minyak dunia mengalami penurunan, saat ini pada harga US$ 42,43 mestinya masyarakat bisa berharap harga BBM dalam negeri juga akan turun kalau Pemerintah saat ini mengacu pada harga minyak dunia.
Namun sayang sekali karena Rupiahnya melemah sekali maka kemungkinan harapan penurunan harga BBM itu mungkin belum akan terwujud dan bahkan sebaliknya bisa2 malah naik, karena impor nya kan dalam bentuk US Dollar wah....!

Kemarin BI juga memutuskan BI Rate tetap pada 7,5% dan rencananya BI juga akan mengeluarkan kebijakan2 baru berkaitan dengan usaha menstabilkan nilai rupiah pada tingkat yang ideal.
Ternyata pelemahan rupiah ini tidak serta merta menaikkan ekspor seperti yang diharapkan karena ternyata ekspor kita di bl.Pebruari 2015 malah turun 8% dibanding Januari. Jadi pelemahan rupiah ini lebih banyak mempunyai pengaruh negatipnya, maka harus diupayakan secara serius agar bisa menguat lagi.

Saya mempunyai rasa optimis jika Rupiah bisa menguat kembali dikisaran Rp.12.000,- per US$ maka akan mendorong harga2  saham beberapa emiten yang terpuruk saat ini bisa bangkit kembali.
Maklum emiten masih banyak yang mengandalkan bahan baku impor dan juga punya hutang Dollar yang tentu sangat berat akibatnya dengan pelemahan Rupiah ini.

Salah satu berita yang ditunggu pelaku pasar adalah keputusan apakah The FED akan menaikkan suku bunganya saat ini dan berapa besarannya?? sebab hal ini juga sangat mempengaruhi investasi dan aliran uang terutama dari negara berkembang. Jika besaran kenaikan bunga FED terlalu tinggi maka bisa mengakibatkan minat investor asing keluar dari negara berkembang yang sebelumnya menikmati limpahan Dollar yang dibelikan dalam bentuk surat berharga dalam  Surat Utang Negara (SUN) dan saham.

Makanya saya agak was2 melihat seminggu terakhir investor asing selalu net sell, bisa jadi itu untuk persiapan menyambut keputusan FED. segala kemungkinan di pasar keuangan ini bisa terjadi sehingga kecermatan dalam mendapatkan informasi serta menganalisanya sangat diperlukan.
Namun demikian karakter investasi harus tetap dipahami, investasi membutuhkan waktu, jadi tidak perlu terlalu panik jika saham2 yang kita pegang sedang mengalami koreksi karena memang kondisi secara umum sedang kurang baik. Jika saham dari perusahaan yang punya kinerja/fundamental bagus ada saatnya akan kembali tumbuh lagi.

Bila IHSG dalam pekan ini masih bisa bertahan diatas 5400 dan US$ bisa ditekan secara bertahap ke angka 12,500 kemungkinan IHSG akan kembali Reboun.
Berita bagus kemarin berkenaan dengan ekspor Udang Indonesia yang menguasai pasar AS 23% mengalahkan Vietnam, Thailan dan Malaysia.
Naluri saya kembali melirik saham CPRO karena perusahaan tersebut merupakan penghasil utama Udang yang diekspor. Kalau harga sahamnya sementara ini masih mixed kemungkinan masih adanya hutang dalam bentuk US$. Kita tunggu Lap Keuangan CPRO akhir Desember 2014 untuk dikaji lebih dulu, jika kinerja nya tumbuh tidak menutup kemungkinan harga sahamnya masih bisa tumbuh.

Mari kita tunggu reaksi Paket Ekonomi dan juga langkah2 BI dalam meredam gejolak Rupiah, ibarat minum obat sehari 3 kali, butuh proses ditubuh kita.
Mujarabkah obatnya ?

Salam,

Hari Prabowo ( INVESTA)
pin.2b7dd5ee (sampaikan kata kunci "salam investa" setelah add)

15 Mar 2015

Para Pembaca dan juga Nasabah2 BNI Securities Semarang yang budiman.

Pelemahan Rupiah semakin dalam data BI menunjukkan Rp.13.191,- per US $,. Asing kembali mencatatkan net sell 472 M. Meski indek beberapa Bursa Regional dan Global menunjukkan penguatan tetapi IHSG harus ditutup merah kemarin 5426 (-0,25%).
Pengaruh nilai Rupiah ternyata tetap lebih dominan dimata investor, bahkan data2 ekonomi sebelumnya seperti surplus neraca perdagangan, peningkatan cadangan devisa, deflasi serta penurunan BI Rate seakan terlupakan begitu saja oleh investor.

Investor asing terus mengurangi posisi portofolionya di saham sehingga tekanan IHSG masih terus berlangsung, lebih mengkhawatirkan kalau investor asing juga melakukan penjualan atas Surat Utang Negara ( SUN ) yang jumlahnya Triliunan Rupiah. Hal tersebut bisa lebih menekan Rupiah dan berdampak pula mengurangi Cadangan Devisa kita.

Sekalipun beberapa pejabat Pemerintah dan BI menyatakan kondisi masih wajar atau aman tetapi kenyataannya Investor mulai panik, indikasi net sell Asing seminggu terakhir  menunjukkan kepercayaan terhadap investasi Saham di Bursa kita mulai berkurang. Padahal kita tau pelepasan saham biasanya sementara mereka alihkan ke US Dollar sekalipun masih di simpan di Bank dalam negeri tetapi bentuknya US Dollar dan tetap saja akan membuat US Dollar semakin menguat karena permintaan bertambah.

Dalam beberapa kali kesempatan baik tulisan maupun wawancara saya di salah satu Radio untuk Ulasan Bursa, jauh sebelumnya ketika Rupiah pada posisi Rp.11.600,- per US $ sudah mengingatkan akan dampak nya jika pelemahan Rupiah berlanjut. Namun nampaknya Pemerintah dan BI masih menganggap karena pelemahan ini akibat faktor eksternal jadi masih tenang2 saja nampaknya.

Ingat kondisi th.2008 juga terjadi krisis yang berasal dari luar tapi akibatnya juga dirasakan didalam negeri. Kita menganut sistem pasar terbuka jadi dari manapun asalnya semua konsekuensinya ikut merasakan juga, sehingga Pemerintah dan BI sebaiknya bisa mengantisipasi lebih cepat bila tidak ingin kondisi lebih parah.
Krisis th.1998 dan 2008 seharusnya menjadikan pembelajaran dan pengalaman yang berguna, jangan lupakan sejarah.

Bagaimana prediksi IHSG kedepan? beberapa analis sebelumnya meramalkan IHSG akan tembus 6600 th.2015 ini, namun saya pribadi agak ragu jika kondisi Rupiah masih tetap diatas Rp.13.000,- IHSG bisa sampai ke 6000.
Beberapa hari terakhir nilai transaksi Bursa juga mulai menyusut ini juga indikasi bahwa terjadi penurunan minat transaksi investor, mereka akan melihat perkembangan terlebih dahulu.

Pemerintah yang berencana meluncurkan paket kebijakan ekonomi masih kita tunggu, menurut saya harus dengan dosis yang cukup tinggi untuk meredam penyakit pelemahan Rupiah yang semakin parah ini.

Saya mempunyai catatan khusus untuk memprediksi arah IHSG, antara lain jika Indek Bursa Global dan Regional naik IHSG tidak ikut naik, tetapi jika Bursa Global / Regional sedang turun IHSG ikut makin turun. Ini tanda2 IHSG masuk masa Bearish.
Semalam DOW turun, Eropa bervariasi, EIDO turun 0,79% haga Minyak mentah (WTI) anjlok 4,79% dilevel US$ 44,84, Perak,  Gandum dan Jagung juga turun.

IHSG berharap dari Paket ekonomi dari Pemerintah dan BI dalam pekan ini seberapa manjurkah untuk menopang pelemahan Rupiah? Jika pelaku pasar merespon positif maka IHSG akan tertahan turun lebih dalam tapi jika paketnya masih membutuhkan proses lama maka Rupiah bisa bergerak liar dan akibatnya IHSG bisa bergerak turun duluan.

Relatif sulit memilih saham pada saat seperti ini, saham bagus pun bisa terseret pasar yang sedang demam. Apalagi saham yang sensitif terhadap pergerakkan nilai Rupiah sebaiknya hindari dulu kecuali sudah ada respon positif terhadap Paket Ekonomi Pemerintah Jokowi.
Teorinya pelemahan Rupiah bisa mendongkrak ekspor tapi kita tau hasil komoditas yang berasal dari dalam negeri harganya sedang jatuh termasuk pertambangan dan permintaan dari luar negeri juga sedang melemah jadi kita harus bersikap realistis.

Kiatnya harap sabar dan disiplin, tidak emosi, tidak melawan pasar, menyikapi setiap perkembangan dan jangan gunakan margin pada kondisi seperti ini.
Semoga selalu mendapatkan yang terbaik.

salam,

Hari Prabowo ( INVESTA)
pin.2b7dd5ee (sampaikan kata kunci "salam investa" setelah add)

13 Mar 2015

Para Pembaca dan Nasabah BNI Securities yang budiman,

Meski IHSG kemarin naik tetapi beberapa saham dari Perusahaan yang mempunyai kriteria penghutang US Dollar, atau importir barang dari luar negeri  termasuk bahan baku yang penjualannya didalam negeri harga sahamnya tetap saja turun signifikan. Selain itu saham pertambangan karena harga nikel, timah dan emas turun tajam maka harga sahamnya juga tetap turun. Lihat saja INCO, ERAA, INAF, CPIN, SMGR perusahaan tersebut termasuk kriteria tersebut.
Sebaliknya beberapa saham yang tidak begitu terpengaruh dengan pelemahan Rupiah harganya mengalami kenaikan seperti MPPA, RALS, BISI, UNVR.

Maka pandai2lah memilah kriteria sahamnya, mana saham2 yang terpengaruh pelemahan nilai Rupiah dan mana yang tidak untuk melakukan trading sahamnya. Karena saat ini saya melihatnya masih sangat rentan meskipun semalam DOW naik lumayan tinggi 1,47%, jika nilai Rupiah masih diatas 13,000 apalagi jika semakin tinggi saya menganggap kondisi belum nyaman.
Kecuali jika Rupiahnya sudah kembali dibawah 13.000 kemungkinan IHSG akan kembali menguat diikuti beberapa saham yang sebelumnya mengalami koreksi tajam.

Kesabaran menunggu masih diperlukan nampaknya, ini biasa kita hadapi sebagai investor jika sahamnya mengalami penurunan tetapi dengan catatan perusahaannya solid dan mempunyai kinerja yang bagus sebelumnya. Menunggu kadang memang menjenuhkan sehingga membuat investor melakukan Cut Loss.
Cut Loss bukan sesuatu yang dilarang, tetapi perhitungan harus matang sebab jika salah antisipasi ketika CL dilakukan eh malah harga saham tersebut kembali naik.

Bisnis biasa mengalami perputaran, demikian pula trading saham yang sangat peka terhadap setiap perkembangan. Bisnis juga tidak bisa bersifat instan langsung meraih untung besar dalam waktu sekejap, sekali lagi psikologi dan perhitungan harus terjaga dengan baik.
Mari kita cermati perkembangan saat ini terutama monitor terus pergerakkan nilai Rupiah terhadap Dollar AS dan perilaku investor asing (dalam 2 hari terakhir asing net sell)  untuk menentukan arah trading kita, HOLD, BUY atau SELL.

Prediksi IHSG 5420 sd 5470 akhir pekan, semoga ada perbaikan kondisi pasar maupun portofolio kita masing2 sehingga kita bisa berakhir pekan dengan nyaman.

Salam,

INVESTA
pin.2b7dd5ee (sampaikan kata kunci "salam investa" setelah add)

12 Mar 2015

Para Pembaca dan Nasabah BNI Securities yang budiman,

Saya jadi ingat sebuah Lagu Ndangdut yang dinyanyikan Oma Irama yang berjudul "Karena Rupiah". Mungkin kalau lagu tersebut dinyanyikan saat ini rasanya pas banget he.hee.. ketika para pengamat, ahli2 ekonomi dan keuangan, pelaku pasar dan juga Pemerintah membicarakan tentang pelemahan nilai Rupiah terhadap US Dollar.

Memang penurunan Rupiah ini menurut saya telah masuk pada level merah ketika melewati Rp.13.000,- (kemarin bahkan ditutup 13.164 versi BI). Banyak pihak sudah merasakan dampaknya, yang pasti lebih banyak yang negatip dari pada yang positip. Para penghutang Dollar, Importir, Masyarakat termasuk Investor saham saya kira lebih susah dengan lemahnya Rupiah yang tajam ini.

IHSG rontok mendekati level 5400 karena kemarin minus 0,79% di posisi 5419, mungkin menjadi penurunan terbanyak di Bursa regional. Ini juga karena Rupiah mengalami penurunan tajam.
Meskipun penguatan US Dollar ini bersifat menyeluruh tetapi Pemerintah tidak boleh menganggap kondisi masih wajar atau hanya mengatakan BI punya jurus menstabilkan Rupiah, buktikan dan lakukan sesuatu yang konkrit sehingga Nilai Rupiah bisa menguat kembali pada level yang terbaik.

Semalam bursa EROPA rata2 menguat signifikan bahkan Jerman dan Perancis naik lebih 2%, meski DOW masih turun tipis 0,16%. Bagaimana prediksi IHSG hari ini? saya lebih baik menunggu perkembangan arah Rupiah apakah bisa kembali menguat atau tambah parah turunnya.
Saya punya prinsip sedikit terlambat untuk masuk kepasar itu lebih baik dari pada melawan arus pasar yang masih dalam tekanan.  Jika rupiah ada tanda2 menguat dan IHSG mulai ada pantulan baru saya berpikir untuk belanja walaupun konsekuensinya tidak bisa mendapatkan harga yang termurah.

Moga2 IHSG tidak sampai turun dibawah 5400 karena secara psikologis akan menambah kepanikan. Asing kemarin juga net sell 667 M dan hampir semua sektor memerah. Jadi sabar dulu dan melihat situasi untuk melakukan action.
Pilihan saham saya kemarin yaitu   MPPA, RALS, SMGR, BISI, INCO masih berlaku tinggal bagaimana cara "masuk dan keluarnya" memang butuh waktu yang tepat. 

Semoga kita selalu mendapatkan yang terbaik, selamat trading sambil menyanyi "Karena Rupiah" he.hee..

Salam,
INVESTA
pin.2b7dd5ee (sampaikan kata kunci "salam investa" setelah add)

Setelah kasus cicak buaya jilid II yang tak tuntas, kisruh politik tanah air diwarnai dengan legalisasi golkar kubu Agung Laksono, ternyata kisruh politik bukanlah satu satunya sebab melemahnya mata uang negri ini, kebijakan moneter yang menurunkan suku bunga BI rate menjadi pemicu utama melemahnya mata uang negri ini, penurunan BI rate sebesar 25 bps membuat para investor lokal maupun luar semakin tidak tertarik berinvestasi dalam mata uang rupiah, dilain pihak The Fed berencana menaikkan suku bunga acuannya, penguatan mata uang USD tercermin terhadap hampir semua mata uang dunia secara global, tercermin dalam gambar di bawah ini:

Mata uang USD menguat, diawali pada bulan juni tahun 2014, terlihat kala itu (juni 2014) indexs USD masih berada di angka 82, bila dilihat situasi sekarang mata uang USD berada pada indexs tertingginya di level di atas 100 (terjadi penguatan 1% kemarin malam), beberapa analis keuangan berpendapat USD bisa menyentuh level 14.000 per dollarnya, alasis yang cenderung soff (lunak) mungkin karena segan dengan kuatnya testimoni sang kepala negara tentang kuatnya fundamental ekonomi di dalam negri, menyebut angka 13.500 per dollarnya.

Bila ditilik lebih jauh, berapa nilai wajar mata uang kita terhadap pergerakan USD? mari kita hitung lebih lanjut, kita lihat pada gambar disamping, penguatan USD setelah sideways panjang bermula pada bulan juni-juli 2014, menurut data Yahoo finance yang penulis lihat kala itu rupiah bergerak berkonsolidasi dalam range 11.700-11.500 per dollarnya, walaupun ada beberapa kali rupiah menyentuh level 12.000 dan level di bawah 11.500, penulis mengambil kesimpulan range yang cocok adalah di kisaran 11.700 per dollar AS.

Sekarang kita lihat pada gambar chart Indexs USD, penulis menghitung dari level 82 (bulan juni 2014) naik sampai level 100 saat ini, berarti terjadi penguatan indexs USD sebesar kurang lebihnya  +22%. BIla kita hitung dengan kondisi saat ini USD-rupiah masih bertenger di level 13.150an, maka penulis melihat nilai ini masih undervalue, nilai wajar sebenarnya adalah level 14.275.

Melihat kondisi diatas, maka sangat wajar bila sang kepala negara mengganggap perekonomian di dalam negri sangat kuat dari segi fundamental, karena ternyata sampai saat ini rupiah masih bertenger di bawah level 14.000 per dollarnya, dan bila anda masih memegang mata uang USD penulis merekomendasikan HOLD karena penguatan mata uang  USD relatif sulit dibendung, yang bisa dilakukan hanya memperlambat jalannya proses, Intervensi BI, diberlakukannya transaksi dalam negri harus dengan mata uang rupiah, pelepasan USD oleh BUMN, wacana seperti ini ibarat menabur garam ke dalam lautan, karena bila ditelaah lebih lanjut penguatan mata uang USD terhadap rupiah dilihat dari posisi saat ini, kita semua dapat mengambil kesimpulan bahwa rupiah  masih berpotensi melemah  kembali sebesar lebih dari -8%.

11 Mar 2015

Para Pembaca dan Nasabah BNI Securities Semarang yang budiman,

Indek Bursa di Wall Street AS yang dimotori D OW, NASDAQ dan S&P turun cukup tajam, DOW sendiri turun 1,85% ini penurunan terbesar sejak 5 Januari.
Data perbaikan tenaga kerja di AS justru menimbulkan kekhawatiran The FED akan mepercepat kenaikan suku bunga nya lebih cepat. Hal inilah yang menyebabkan indeks di bursa Wall Street rontok. Nilai US Dollar juga menguat terhadap Euro serta harga minyak (WTI) turun dilevel US $48.

Kondisi tersebut sangat rawan menular ke Bursa Regional seperti Jepang, China, Hongkong, yang perlu kita waspadai dampaknya ke Bursa kita juga. Beginilah konsekuensi investor saham, banyak hal yang perlu dianalisa termasuk kondisi bursa2 global dan regional serta setiap perkembangan informasi ekonomi maupun keuangan dunia.
Hebat kan? makanya hikmah dari seorang trader / investor akan menjadi seorang yang peduli terhadap situasi apa yang terjadi, sehingga peningkatan pengetahuan itu amat perlu.

Kalau dari pengamatan tadi saya sendiri khawatir IHSG hari ini bisa terpengaruh situasi eksternal, apalagi kalau hari ini Rupiah melemah menembus Rp.13.100,- per US $ bisa menekan IHSG kembali.
Di Wall street sektor keuangan dan teknologi yang turun paling tajam lebih 2%, apakah ini juga mempunyai pengaruh ke Bursa kita? kita lihat saja nanti.

Seharusnya pelemahan rupiah bisa meningkatkan ekspor kita,  tapi beberapa perusahaan eksportir nampaknya kurang bisa memanfaatkan kondisi tersebut karena harga komoditas terutama pertambangan harganya turun.
Sementara ini saya sendiri menghindari perusahaan yang Lap Keuangannya menunjukkan rugi atau labanya turun di th.2014, juga menghindari perusahaan berbahan baku import serta perusahaan yang mempunyai hutang/obligasi dalam mata uang asing.

Tiga saham yang pernah saya ulas khusus INAF, CPRO dan KIJA silih berganti, bila ada yang turun ada juga yang naik, kemarin giliran CPRO yang naik. Sekalipun KIJA dan INAF terkoreksi saya masih optimis mendasarkan pada peningkatan kinerja th,2014 dan ekspektasi th.2015, sehingga jika ada penurunan kembali maka ada kemungkinan saya mempertimbangkan untuk masuk kembali.

Menu yang juga saya cermati MPPA, RALS, SMGR, BISI, INCO terutama kalau terjadi penurunan 2 sd 3 point dibawah harga penutupan kemarin.

Semoga selalu mendapatkan yang terbaik.

Salam,

 INVESTA
pin.2b7dd5ee (sampaikan kata kunci "salam investa" setelah add)

10 Mar 2015

Setelah melewati IHSG 5500 memang perjalanan akan lebih berat, kenaikan beberapa saham BC pendukung IHSG tentu akan meningkatkan PER. Kalau PER nya terlalu tinggi akhirnya akan terjadi koreksi. Sehingga untuk memprediksi langkah selanjutnya kita mesti melihat bagaimana kinerja perusahaan, dan hal itu hanya bisa melihat dari Lap Keuangan Perusahaan.
Untuk Lap Keuangan akhir Desember 2014 saja belum semua perusahaan bisa mengumumkannya, sehingga tanpa melihat kinerjanya cukup sulit meramalkan harganya.

Sementara ini kita mungkin harus bersabar karena IHSG akan konsolidasi dulu, Kemarin IHSG turun 1,2% (5444) asing net sell Rp.347 M. Moga2 jika ada koreksi lanjutan tidak sampai menembus 5400. Sebab setiap kenaikan atau penurunan kelipatan 100 bisa menjadi Indek psikologis, artinya jika jebol 5400 bisa berdampak negatif. Demikian sebaliknya jika indek bisa kembali ke 5500 maka akan positif.

Tgl,27 Pebruari 2015 lalu saya mengulas khusus menngenai saham INAF (http://www.investalpppm.blogspot.com/2015/02/prospek-saham-indofarma-inaf.html ). Itu mendasarkan pada kinerja September 2014 dan informasi manajemen tentang kinerja Desember 2014 serta prediksi 2015. Bila yang disampaikan benar maka saya optimis prospek saham INAF sangat menawan th.2015 ini. Dalam ulasan saya yang lalu prediksi harga sahamnya bisa mencapai 370, bahkan jika harga tersebut bisa kecapai setidaknya akhir Maret ini maka bisa berlanjut.

Maka saham ini bisa menjadi pertimbangan dan ada beberapa teman yang mulai menukarkan portofolionya yang sahamnya yang secara kinerja meragukan dan bahkan memburuk ke saham INAF.
Kemarin dalam kondisi IHSG tertekan berat saham INAF malah memperlihatkan jati dirinya naik lebih dari 2%, bila kelak IHSG kembali ke jalur hijau tidak menutup kemungkinan saham INAF bisa naik lebih tinggi.

Sayang sekali memang pelemahan rupiah yang kembali tembus Rp.13.047 (versi BI) masih dianggap wajar saja oleh Pemerintah. Menurut saya ini sudah tidak wajar, karena akan berdampak berat terhadap hutang Pemerintah dan Swasta dalam bentuk US Dollar. Disisi lain ekspor kita juga tidak bisa naik signifikan karena harga komoditas unggulan sedang turun harganya.
Contohnya emiten ANTM saham BUMN ini th.2014 malah merugi, seperti diketahui ANTM memproduksi pertambangan termasuk emas dan harga emas juga lagi terpuruk, demikian pula tambang yang lain.

Seharusnya Pemerintah dan BI lebih serius melakukan terobosan untuk memperkuat rupiah terhadap US Dollar ini, jangan menganggap semua wajar2 saja, sebelum semua menjadi runyam. Angka ini sama dengan kondisi krisis th.1998 !

Semalam DOW kembali menguat 0,78% tetapi EIDO masih minus 0,52% jadi kita masih harus hati2 menyikapi perkembangan, Sabar dan disiplin, beli karena prospek perusahaan, bukan hanya murahnya harga tapi perusahaan kinerjanya tidak jelas.

Salam,

INVESTA
pin.2b7dd5ee (sampaikan kata kunci "salam investa" setelah add)

8 Mar 2015

Para Pembaca dan juga nasabah2 BNI Securities Semarang yang budiman,

Ulasan saya Jum'at pagi kemarin  judul "(Menunggu IHSG 5500") ternyata keturutan dan tidak menunggu lama karena hari itu juga Bursa ditutup dengan IHSG 5514 melonjak 1,17% sekaligus kembali memecahkan rekor tertinginya selama ini.
Apakah semua investor merasa happy ?? nanti dulu...pertama tanya pada diri kita sendiri apakah portofolio kita banyak yang mengalami kenaikan? Setelah itu tanyalah juga kepada teman2 terdekat sesama investor..apakah mereka juga terdongkrak?

Ini hanya untuk mengukur apakah kenaikan IHSG sangat berarti bagi kita sebagai investor ritel, atau sebaliknya IHSG hanya sebagai tolok ukur semata. Jika portofolio kita ikut naik seirama dengan gerak IHSG maka baru performance kita dapat dikatakan baik. Namun bila portofolio kita datar2 saja bahkan malah turun nilainya maka berarti IHSG tidak banyak artinya.
Buat para manajer investasi biasanya IHSG sebagai tolok ukur dengan dibandingkan dana kelolaan merekan yang tercermin dengan NAB Reksa Dana
masing2. Apakah NAB (Nilai Aktive Bersih) nya bisa lebih tinggi dari IHSG atau lebih rendah.

Bagaimana setelah melewati angka 5500? Target selanjut adalah 5600 tetapi untuk menuju angka tersebut saya rasa tidak begitu mudah, kemungkinan akan ada koreksi2 baik disebabkan profit taking, munculnya informasi2 negatif terutama dari eksternal misalnya kenaikan bunga oleh The FED, penurunan harga komoditas termasuk minyak dan emas serta berita internal seperti pelemahan rupiah dan kinerja emiten melalui Laporan Keuangan akhir Desember 2014.

Saya menganjurkan rajin2 melihat pengumuman Laporan Keuangan perusahaan yang pada bulan ini akan ramai dirilis karena batas akhirnya adalah akhir Maret 2015. Silahkan cermati melalui koran atau www.idx.co.id. Begitu menemukan Lap Keuangan emiten yang cemerlang dan bila mantab silahkan belanja sahamnya.

DOW akhir pekan kemarin turun cukup tajam minus 1,54%, saya khawatir akan diikuti bursa regional seperti Nikkei, Hangseng, Sanghai, yaitu 3 bursa utama Asia. Sebab kalau ketiga bursa tersebut juga minus bisa jadi IHSG akan kembali koreksi dan mundur sejenak.

Prediksi saya IHSG akan berkisar 5460 sd 5550 pekan kedua Maret 2015 ini. Saham2 pilihan saya sedang menanti kinerja emiten akhir Desember 2014 yang menunjukkan pertumbuhan.
Semoga sukses.

Salam,

INVESTA
pin.2b7dd5ee (sampaikan kata kunci "salam investa" setelah add)

6 Mar 2015

Sekalipun asing net sell 221 Milyar tetapi IHSG masih mampu bertahan di jalur hijau alias naik tipis 0,05% (5450) dengan dukungan  beberapa saham Blue Chip.
Sektor property memang lebih banyak yang koreksi tetapi tidak terlalu signifikan. Semua masih dalam kategori normal2 saja, masih bisa dibuat trading buat para trader maupun investor yang bermaksud investasi jangka panjang.

Dari Bursa Global semalam juga hampir sebagian besar ditutup naik baik AS dan Eropa, kita lihat saja apakah bursa regional di Asia akan mengekor bursa AS dan Eropa atau ke jalur sendiri.
Harga komoditas mulai minyak, emas, perak, juga rata2 menguat, kecuali sekali lagi nilai rupiah yang masih melemah dan beberapa kali menembus angka Rp.13.000,- per dollar US walaupun bisa ditutup lebih bawah.

Target selanjutnya IHSG menuju 5500, dapatkan tercapai pekan ini? kita lihat saja jika tidak ada berita buruk baik dari internal maupun eksternal saya kira angka 5500 tinggal menunggu waktu. Biasanya efek psikologis pelaku pasar sangat mendukung untuk mencapai IHSG 5500 sehingga sering dinamakan Indek Psikologis setiap mencapai kelipatan 100.

Saya masih konsisten dengan Ulasan saya kemarin pagi yang menyebutkan akan trading KIJA, CPIN, ADRO, ERAA, INCO dan GJTL. Lumayan kemarin masih bisa tik tok (ODT) ADRO dan GJTL yang kebetulan naik harganya setelah sempat tertekan.
Seperti saya sampaikan setiap koreksi untuk saham2 yang bagus bisa merupakan kesempatan untuk masuk karena ada kemungkinan  berharap pantulan harganya naik kembali. Seperti saya praktekkan terhadap ADRO dan GJTL kemarin.

Semua membutuhkan latihan terutama investor pemula untuk bisa menangkap setiap peluang, karena ini membutuhkan pengamatan yang cermat mulai dari cara memasang book order beli dan jualnya, brokernya, volumenya jadi tidak hanya menggunakan TA atau FA saja. Sehingga kadang saya susah menjelaskan secara tertulis kecuali dengan praktek nyata.

Sambil menunggu IHSG 5500 mari kita belajar trading untuk memanfaatkan setiap kesempatan termasuk strategi avrg down atau avrg up.
Semoga sukses.

Salam,

INVESTA
pin.2b7dd5ee (sampaikan kata kunci "salam investa" setelah add)

5 Mar 2015

Selamat pagi para pembaca dan juga para nasabah BNI Securities Semarang,

Koreksi IHSG kemarin tejadi juga, IHSG turun 0,49% (5448). Tidak ada yang aneh karena kondisi beberapa saham sudah jenuh beli sehingga menimbulkan niat profit taking, jadi wajar2 saja penurunan ini.
Namun tentu bagi seorang investor / trader akan sangat kecewa jika saham yang ada di portofolionya juga mengalami penurunan. Sebaliknya dia akan happy kalau IHSG turun tapi portofolio sahamnya mengalami kenaikan harga..Jadi seorang investor pada dasarnya mempunyai sifat egois, yang penting dirinya untung.

Berbeda bagi Manajer Investasi yang tugasnya mengelolakan portofolio milik pihak lain, dia harus melakukan action mendasarkan pada kemampuan profesionalisme agar portofolio milik pihak lain bisa mendapatkan hasil maksimal.
Jadi prinsipnya seorang investor yang mengelola portofolionya sendiri harus berusaha dengan segala kemampuannya untuk bisa mendapatkan Gain (hasil) atas investasinya dengan memperhitungkan tingkat resiko agar resiko kerugian bisa ditekan sekecil mungkin.

Selain faktor profit taking penurunan IHSG juga terganjal dengan pelemahan rupiah yang nyaris Rp.13000,- menurut saya nilai ini memang sangat mengganggu kondisi keuangan emiten. Mereka punya hutang dollar akan jadi membengkak baik pokok dan bunganya. Jika hasil usahanya hanya menhasilkan dalam rupiah itu artinya dia akan tertusuk dua kali.
Jadi hindari dulu saham2 yang masuk kategoti ini karena berpotensi turun atau susah naiknya.

Semalam juga terjadi koreksi atas DOW -0,58% dan EIDO -1,52%. Minyak sedikit naik di $ 51 harga Jagung juga naik lumayan. Yang menarik investor asing kemarin masih saja net buy Rp.251 M. Jadi kalau asing masih nyaman di bursa kita so rasanya tiak perlu khawatir. Koreksi jadikan peluang untuk berbelanja saham yang murah dan prospek.

Melihat portofolio sendiri rasanya masih aman karena meski ada saham yang ikut terkoreksi tetapi ada juga saham yang kemarin harganya mengalami kenaikkan. Contohnya saya punya saham CPRO dan KAEF turun tapi KIJA dan BISI  nya naik lumayan.  Pola trading pendek juga masih saya jalankan terutama yang sudah naik misalnya INAF sempat jual 370 yang lalu dan sekarang ketika INAF kembali koreksi di 322 maka saya berpikir untuk kembali buy back, syukur jika dapat harga lebih murah. Inilah manfaat Diversifikasi portofolio, ada yang naik ada juga yang turun.

Saya kira setiap trader punya naluri yang sama yaitu ketika beli saham berharap harganya naik agar dia dapat menjualnya dengan untung, selanjutnya setelah berhasil menjual dia akan berharap harga saham tersebut turun kembali sehingga trader bisa kembali membeli. he..hee..

Tapi kalau saya jadi investor jangka panjang akan berpedoman pada target harga yang diharapkan, jadi sementara naik turun saya cuekin sebelum mancapai target harga yang sudah ditetapkan.
Itu lah sekedar pengalaman saya, namun setiap investor/trader juga punya gaya dan karakter masing2. Jadi silahkan disesuaikan karakter masing2 dalam investasi ini.

Pekan ini yang masih tersisa 3 hari saya bermaksud trading KIJA, CPIN, ADRO, ERAA, INCO dan GJTL dengan BOW (kalau harga kembali turun saya akan masuk beli).

Salam,

INVESTA
pin.2b7dd5ee (sampaikan kata kunci "salam investa" setelah add)

3 Mar 2015

Rekor demi rekor terus dipecahkan, IHSG naik  pelan tapi konsisten itu lebih baik dari pada loncat terlalu tinggi tapi turun bisa terlalu tajam. Saat ini posisi 5477 dengan dukungan investor asing yang terus mengalir, setidaknya dalam bl.Pebruari sdh 10 triliun lebih.
Seperti ulasan saya lalu bahwa saat ini kondisi ekonomi kita cukup baik dengan cadangan devisa uang meningkat, neraca perdagangan surplus, BI Rate turun dan terjadi deflasi dalam 2 bulan terakhir ini. Jadi wajar kalau IHSG terdorong naik karena sebagai  respon positif.

Index DOW semalam juga kembali mencetak gain demikian pula EIDO, apakah IHSG ngikut naik juga...? tentu ada kemungkinan karena kondisi memang mendukung. Hanya saja waspada tetap perlu, karena ada kemungkinan terjadi koreksi, sesuatu yang wajar sebab yang ingin profit taking juga ada.
Jika terjadi koreksi tidak perlu panik, kadang koreksi malah bisa menjadi kesempatan untuk kita belanja.

Tapi saya ingatkan kembali pilihan saham lebih penting, jangan hanya asal harga murah langsung tubruk tanpa melihat prospek perusahaannya. Lihat dulu jenis usahanya, lihat juga fundamentalnya, prospeknya dan tehnikalnya.
Sesuaikan dengan kondisi ekonomi yang ada saat ini, sektor apa yang kira2 masih akan tumbuh atau mendapat prioritas. Kalau kita membuat kajian analisa keuangan itu lebih baik, baca dulu laporan keuangan perusahaan lantas dianalisa dan simpulkan apakah harga masih murah, wajat atau sudah mahal.

Pekan pertama awal maret ini saya masih merencanakan trading KIJA, INAF, CPRO, BISI, BBTN, ADRO, ANTM, BISI kalau bisa dapat bawah lebih senang, jadi kalaupun hari ini ada koreksi dikit siap2 colek.
Prediksi IHSG 5440 sd 5510.

Sayang hari ini mungkin tidak bisa terlalu konsen karena lagi ngamen ke Jakarta dua hari. Buat yang berminat minum kopi / teh bareng nanti sore silahkan BBM moga2 waktunya tidak padat.

salam,

INVESTA
pin.2b7dd5ee (sampaikan kata kunci "salam investa" setelah add)

1 Mar 2015

Pembaca yang budiman (termasuk nasabah BNI Securities Semarang),

Satu-satu saham yang pernah saya Ulas beberapa waktu lalu nampak mulai memperlihatkan hasil saat ini. KIJA, INAF, dan CPRO paling tidak sudah tumbuh lebih dari 30% sekita 3 bulan. Tentu menurut saya lonjakkan yang sangat berarti. Memang kadang karakter saham kan tidak bisa langsung seperti makan cabe yang begitu langsung terasa pedasnya, harus sabar dan disiplin. Ikuti iramanya sepanjang analisnya sudah benar. (Baca juga ulasan saya tgl.24 Nopember judul SAHAM KECIL, ANTARA ALERGI DAN POTENSI di blog investalpppm.blogspot.com).

Sebagai pemerhati Fundamentalis saya selalu melihat kinerja masa lalu untuk prediksi masa depan, apalagi kalau ada informasi rang relevan. Kuncinya bahwa bahan yang dianalisa itu datanya benar, kalau datanya salah ya hasil analisanya akan percuma saja...
Repotnya kalau ada informasi yang tidak benar, baik itu laporan keuangan maupun berita2 terkait saham yang bersangkutan. Karena tidak menutup informasi tersebut tidak valid atau sengaja ditiupkan sebagai rumor yang menjebak.

Jika apa yang saya baca tentang INAF, CPRO dan KIJA itu benar maka saya pribadi merasa optimis ketiga saham tersebut akan tumbuh cemerlang th.2015 ini. Itu dari hasil analisa saya lho....mungkin orang lain bisa berbeda pendapat.
Sehingga saya tidak bermaksud mempengaruhi siapapun, bagi pembaca silahkan merenungkan masing2 dan memutuskan masing2 juga. Karena tidak ada analis yang menjamin hasil analisanya pasti benar.

Orientasi saya mengejar pertumbuhan sehingga atas dasar itu saya memilih saham2 yang harganya masih dibawah Rp.1000,- dengan harapan jika tumbuh akan menghasilkan presentase yang tinggi dibandingkan saham2 BC.

Sayang sekali saya masih belum menemukan Laporan Keuangan ketiga emiten tersebut periode Desember 2014 (yg saya baru per September 2014) ditambah berita2 emiten serta kebijakan pemerintah. Itu semua yang mendasari analisa saya.
Laporan keuangan yang baik itu menunjukkan pertumbuhan, bisa penjualan dan labanya naik tapi bisa juga rugi nya yang semakin kecil walau belum laba. Iru artinya sudah menunjukkan pertumbuhan.
Berapa prediksi saya untuk ketiga saham KIJA, CPRO dan INAF ? sekedar prediksi untuk th.2015 ini KIJA taget di 400, CPRO target 200, dan INAF target 450. Namanya juga prediksi he..hee bisa salah makanya disclaimer.

Saya pun bagi portofolio menjadi dua, yaitu untuk trading dan yang satu untuk jangka menengah sesuai target. Bila harganya naik signifikan sdalam satu atau dua hari maka saya akan menjual sebagian dari porto yang khusus untuk trading sedangkan yang untuk jangka menengah hanya saya jual kalau nyampai di target. Itulah yang saya lakukan saat ini.

Buat para pembaca yang BBM atau email ke saya menanyakan beberapa hal, saya tetap berusaha sharing dan menjawab dari sudut pandang saya dengan catatan saya sedang ada waktu. Maklum sering kali pada jam2 kerja  saya sok sibuk sana sini urus kerjaan juga, jadi mohon maah kalau agak lambat menjawabnya.

Semoga selalu mendapatkan yang terbaik dan apa yang saya tulis hanya buat renungan , kalau ada manfaatnya saya ikut senang tapi kalau gak suka jangan marahin saya ya....

Salam

INVESTA
pin.2b7dd5ee (sampaikan kata kunci "salam investa" setelah add)

Anda paling tertarik pada artikel apa ?

Flag Counter
Powered by Blogger.

.

.

.