30 May 2017


Ternyata tak semua orang menyukai banyak hari libur. Sebagian besar hari libur di negara negara Asia berkaitan dengan hari besar keagamaan, lalu disusul oleh peristiwa kenegaraan dan politik. Yang dimaksud hari libur dalam ocehan ringan ini adalah hari libur di luar libur akhir pekan (Sabtu dan Minggu). 

Oleh sebab itu semakin banyak jumlah agama yang diakui negara, akan semakin banyak pula jumlah libur nasionalnya. Konon, negara dengan hari libur terbanyak dimiliki olerh Sri Lanka. Hari libur di Sri Lanka sebagian besar terkait dengan agama Budha. Poya Day adalah hari libur setiap bulan ketika rembulan mencapai purnama penuh. Di samping itu, seperti Indonesia, liburan dalam rangka menghormati pemeluk agama Hindu, Islam, Ktristen dan Katholik.

Negara berikutnya adalah India, walaupun sebagian hari libur itu bersifat lokal di negara bagian. Sebut misalnya Diwali, Maha Shivratri, Guru Nanak Jayanti, Vaisakhi, Eid ul-Fitr, Muharram, and Christmas. Hari kelahiran Mahatma Gandhi, 2 Oktober, merupakan hari libur nasional. Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa mengadopsi kebijakan kalau hari libur jatuh pada hari Sabtu atau Minggu, maka mereka akan meliburkan hari kerja berikutnya.

Indonesia tidak memiliki kebijakan seperti Amerika Serikat dan Eropa. Oleh sebab itu para pekerja merasa getun setiap hari libur jatuh bersamaan pada hari Sabtu atau Minggu. Tapi Indonesia memiliki kebijakan “cuti bersama” yang awalnya ditujukan bagi para aparatur sipil negara, tapi ternyata juga diikuti oleh organisasi swasta. Selain itu ada kebijakan “hari libur politik”, semisal pemilu legislatif dan pemilu Presiden yang menjadi libur nasional dan pemilukada yang pada sebagian daerah menjadi hari libur regional.

Saya tidak tahu Indonesia berada di peringkat berapa dalam jumlah hari libur. Kalau cuti bersama dan libur politik masuk hitungan, sangat boleh jadi Indonesia akan menggantikan posisi Sri Lanka sebagai negara dengan hari libur paling banyak. Bulan bulan April, Mei dan Juni, tahun ini, merupakan bulan bulan dengan libur paling banyak. Di Bulan April lalu ada dua long week ends, plus pemilihan Gubernur di Jakarta, Bulan Mei ada tiga hari libur, dan Juni ada dua hari libur ditambah dengan cuti bersama paling panjang.

Nah, para pialang di Bursa Efek Indonesia berada di posisi vulnerable terhadap hari libur. Jumlah hari liburan yang banyak itu menggigit mereka dari dua arah, pertama jumlah hari perdagangan menciut, dan nilai transaksi reguler pun mengecil. Maklumlah transaksi besar dilakukan oelh investor instirusi dan inevestor perorangan tajir, yang umumnya mengurangi aktivitas pada hari hari menjelang dan sesudah long week ends. Yang juga mengeluh adalah para traders, yang menangguk cuan dari transaksi intra-day. Hari libur indentik dengan berhenti perburuan cuan harian.

Hari raya Idul Fitri boleh jadi merupakan liburan paling meriah di Indonesia, mengingat penduduk muslim yang sangat besar. Dari kacamata pengeluaran, peningkatan belanja rumah tangga sudah dimulai menjelang datangnya bulan puasa. Agak ironi memang! Ketika pada bulan suci kita dihimbau untuk menahan diri – termasuk menahan syahwat konsumerisme – masyarakat justru lebih getol berbelanja, termasuk bila perlu berhutang dan menggadaikan barang. Perum Pegadaian mencatat kenaikan omset 10 – 15% setiap kali datang bulan puasa.

Mari kita lihat beberapa indikator. Bank Indonesia mencatat, pertumbuhan uang beredar rata rata selama bulan puasa naik 15% dalam periode 10 tahun terkahir. Penelitian Tirto.id, yang dilakukan di Jakarta tahun 2016 menyimpulkan antara lain:  “mayoritas kaum muda Jakarta mengeluarkan uang tambahan sebesar Rp 1 juta – Rp 3 juta selama Ramadan dan mereka mengalokasikasi 10-20 % dari pendapatan mereka untuk buka bersama”. BPS merupakan saksi tertulis bahwa inflasi selalu meningkat di bulan Ramadhan.    

Fenomena Ramadhan dimanfaatkan dengan baik, sebagai peluang, oleh pelaku bisnis. Sektor konsumsi dan ritel mempersdiapkan diri sebaik baik dan seindah indahnya menjelang Ramadhan. Sektor infrastruktur berpacu siang dan malam menyongsong ritual mudik tahunan. Sektor transportasi, darat laut udara, nyaris tak pernah mampu mengejar peningkatan permintaan menjelang pesta lebaran. Periode dua minggu yang sangat populer dengan H -7 sampai H + 7 merupakan puncak mobilisasi manusia Indonesia.

Sekedar ilustrasi saya mengamati selintas beberapa emiten sektor ritel, PT. Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS),  PT. Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) dan PT. Mitra AdiperkasaTbk (MAPI). Persaingan di sektor ini memang semakin tajam. Karena itu mereka melakukan dua orientasi bisnis. Pertama mempertajam segmentasi pelanggan dan kedua, selain memacu laju ekspansi gerai, terutama di Jawa, mereka kembali memberi titik tekan pada peningkatan penjualan pada gerai yang ada (same store sales growth, SSSG). Pengamatan selintas dalam periode yang cukup panjang menunjukkan bahwa penjualan RALS bertumpu pada bulan puasa – lebaran, sermentara MAPI penjualan lebih meningkat menelang Natal dan tahun baru. ACES relatif lebih stabil walaupun Natal dan tahun baru mencatat rata rata penjualan yang lebih tinggi. Gejala ini sekaligus menunjukkan segmentasi pelanggan yang berbeda yang mereka bidik.

MAPI misalnya, untuk tahun 2017 ini, menganggarkan capex sebesar Rp 750 miliar untuk membuka 200 gerai baru dan memperluas toko sebanyak 70.000 m2 guna meraih target penjualan sebesar Rp 15,9 Triliun kenaikan, 13% dari tahun lalu, termasuk konstribusi SSSG sebesar 5%. Puasa dan lebaran juga menjadi perhatian MAPI dengan memasang target perolehan pendapatan 50% pada semester pertama, karena puasa dan lebaran tahun ini jatuh pada semester pertama.

ACES memiliki strategi mendekati hunian baru. Maklum kinerja ACES berkorelasi  sangat erat dengan kebangkitan kembali sektor properti. Perusahaan ini menganggarkan capex  Rp 300 miliar untuk membuka 15 gerai baru, yang bersmaan dengan perluasan gerai yang sudah ada akan menambah luas toko sebesar 26.000 m2. Dengan ekspansi itu, ACES menargetkan peningkatan pendapatan sebesar 7% tahun ini mencapai Rp 5,41 triliun, termasuk sumbangan SSSG sebesar 3%.

Bagi RALS bulan puasa dan lebaran merupakan periode yang sangat penting. Momen puasa dan lebaran menyumbang rata rata 42% dari pendapatan tahunan RALS. Selama dua bulan pertama 2017, penjualan ritel menurun cukup tajam, 20%. Walaupun penjualan Maret mulai naik, namun penjualan total 1Q17 bertumbuh negatif. Menjelang puasa, penjualan April mulai meningkat tipis sebesar 0,2% YoY. Begitu pentingnya saat puasa dan lebaran bagi RALS, sehingga kenaikan penjualan selama puasa dan lebaran, bila dibandingkan dengan penjualan puasa dan lebaran tahun sebelumnya, dapat menjadi indikator apakah penjualan tahun berjalan akan meningkat atau menurun.

Tahun ini RALS membidik pertumbuhan pendapatan 8% untuk meraih Rp 6,37 triliun. Untuk mencapai target tersebut, RALS menganggarkan capex Rp 400 miliar dengan menambah gerai baru. Sampai April tahun ini RALS telah membuka 4 gerai baru dan menutup satu gerai lama atas pertimbangan efisiensi. Yang menonjol pada RALS adalah penerapan konsep SPAR dengan memperluas toko, mengubuah product mix dengan memasukkan lebih banyak pakaian dan asesoris, dan memperbaiki strategi marketing. Dengan konsep baru itu, perusahaan menargetkan SSSG yang lebih tinggi....

(Telah dipublikasi di Tabloid Investor Daily 30 Mei 2017)

Hasan Zein Mahmud
Investor saham, instruktur pada LP3M INVESTA

29 May 2017

Para anggota grup Investa, para nasabah BNI Sekuritas Semarang dan para pembaca yang budiman,

"Tebakkan" saya bahwa IHSG akhir pekan lalu sesuai toleransi karena IHSG ditutup 5716 artinya tidak lebih 5730 (prediksi 5670 sd 5730). Dan dari 5 saham yang saya perhatikan pun 3 diantaranya mengalami kenaikan yaitu SMDR TPIA dan GREN sedangkan 2 saham mengalami penurunan yaitu MEDC dan BVIC.

Saya tetap konsisten untuk mencermati 2 saham yang belum naik ini, apakah saya salah prediksi ?? bisa saja terjadi karena di pasar ini tidak mudah menebak dengan tepat semua saham. Namun saya pun bukan tanpa alasan memilih MEDC dan BVIC karena beberapa alasan :

1. MEDC pada Lap Keuangan akhir 2017 menunjukkan kinerja yang menawan dari sisi PER 3,7x, Net Profit Margin (NPM) 30,77%, Return On Equity (ROE) 20,74% dan PBV 0,78x. Emiten ini juga merencanakan Stock Split 1 : 4 serta rencana HMETD setelah disetujui dalam RUPSLB Juni mendatang. Ini kombinasi suatu kinerja dan rencana Aksi Korporasi yang positif menurut saya positif, shingga saya tetap merekomen saham MEDC (Buy On Weakness) beli jika harga terkoreksi karena berpotensi naik kembali. Prediksi saya harga MEDC dikisaran 3000 sd 3200.

2. BVIC meskipun Jum'at kemarin minus 7% ini saya anggapa koreksi yang wajar karena sebelumnya harga saham BVIC (Bank Victoria) telah naik tertinggi 328 dan menjadikan harga saham ini menguat 172% selama tahun 2017 ini YTD. 
Kinerja BVIC juga tumbuh bagus. Manajemen juga membidik LABA th,2017 akan naik 40% yang tentu ini pertumbuhan yang spektakuler jika terealisir.
Berita adanya investor asing berasal dari Jerman yaitu DEG yang akan meningkatkan kepemilikannya di BVIC juga memicu harga saham ini melaju kencang. Sehingga koreksi kemarin masih wajar saja dan Prediksi saya harga BVIC kedepan bisa mencapai 350 sd 400 per saham.

Penurunan kedua saham MEDC dan BVIC saya anggap peluang untuk koleksi karena dari sisi kinerja dan prospek kedua saham tersebut cukup bagus. Buat yang tipe investor bila pilihan emitennya sudah benar masalah harga itu hanya masalah waktu yang membuktikan karena secara teoritis harga saham akan menyesuaikan fundamentalnya.
Bagi yang tipe trader maka peluang penurunan harga saham juga bisa digunakan sebagai peluang trading jangka pendek.

Pekan ini agenda kami INVESTA sedang melakukan UJI COBA PELATIHAN LIVE TRADING SECARA ONLINE, bila Uji Coba ini kami nilai efektif maka kami akan menyelenggarakan Pelatihan Live Trading secara Online terutama untuk yang bertempat jauh sehingga tetap bisa ikut Pelatihan dari INVESTA.

Notes: buat investor yang ingin bergabung di grup Komunitas Investa bisa daftar ke no WA 087700085334. dengan menyebutkan nama, umur dan kotanya.
Kami telah menyiapkan Grup WA baru dengan nama KOMUNITAS INVESTA III bagi anggota baru.

Salam,

Hari Prabowo ( INVESTA )
WA.087700085334

26 May 2017

Para anggota grup Investa, para nasabah BNI Securities Semarang dan para pembaca yang budiman,

Sejak memecahkan record tertingginya pekan lalu nyaris 5800 IHSG beruntun kembali turun 3 hari berturut2 dan terakhir diposisi 5703. Bagaimana perkiraan IHSG dan kondisi market hari ini 26 Mei 2017 ?

Inilah beberapa pertimbangan dan analisa saya;

1. Dari faktor politis dan keamanan kurang baik dengan terjadinya peristiwa peledakan Bom di Kampung Melayu Jakarta, ini bisa menganggu minat investor berinvestasi.

2. Harga Komoditas Kamis kemarin rata2 mengalami penurunan terutama harga Minyak mentah ( WTI ) hampir turun 5%. Ini bisa mempengaruhi harga saham2 sektor pertambangan yang berpotensi melemah.

3. NPL (Nonperforming Loan) diperkirakan mengalami kenaikan sehingga kurang menuntungkan bagi saham2 perbankan untuk saat ini. 

4. Net buy asing semakin menipis sejak S&P mengumumkan rating Indonesia, ini kemungkinan karena asing sudah mengantisipasi sebelumnya sehingga sementara digunakan untuk Take Profit dulu.

5. Hal positif adalah suku bungu kredit perbankan akan turun mulai awal Juni 2017.

6. Rating investmentgrade dari S&P juga membawa dampak positif kedepan bagi market kita

7. Indeks DOW menguat dan bahkan indek NASDAQ dan SP pecahkan record tertingginya.

8. The FED masih meunda kenaikan suku bunganya untuk sementara waktu.

Dengan mempertimbangakan hal2 tersebut diatas kemungkinan IHSG akan dalam ring sempit pergerakkannya antara 5670 sd 5730. 
Trading pendek mungkin lebih baik untuk sementara ini sambil melihat perkembangan lebih lanjut.

Saham2 yang bisa diperhatikan adalah saham yang mempunyai kinerja positif di kuartal satu 2017 dan akan melakukan Aksi Korporasi yang positif seperti; SMDR, TPIA, GREN, BVIC, MEDC.

Notes: buat investor yang ingin bergabung di grup Komunitas Investa bisa daftar ke no WA 087700085334. dengan menyebutkan nama, umur dan kotanya.
Kami telah menyiapkan Grup WA baru dengan nama KOMUNITAS INVESTA III bagi anggota baru.

Salam,

Hari Prabowo ( INVESTA )
WA.087700085334

22 May 2017

Para anggota Komunitas Investa / Investa Community, Nasabah2 BNI SEKURITAS Semarang serta pembaca yang budiman,

Hari Jum'at yang biasanya sebagian trader / investor mengurangi volume trading lantaran khawatir IHSG jeblok, tapi Jum"at tgl.18 Mei 2017 pekan kemarin justru berubah menjadi gegap gempita. Rating positif INVESTMENT GRADE (Layan Investasi) oleh Standard & Poor's dimana Surat Utang Pemerintah Indonesia yang sebelumnya BB+ dinaikkan menjadi BBB-. Berita tersebut disambut oleh investor yang langsung memborong beberapa saham di Bursa sehingga IHSG naik 2,59% menjadi 5791.

Posisi IHSG yang ditutup 5791 yang sempat melonjak 5825 hBBRI,ari Jum'at dengan beberapa saham Perbankan spt BBRI BBNI BBCA  naik diatas 2% bahkan BMRI naik 6%. Demikian pula saham2 Blue Chip GGRM, TLKM, ASII, HMSP terdongkrak naik secara bersama dengan nilai transaksi Rp.8,3 trilyun dan telah membuat 230 saham yang harganya naik dan 98 yang turun.

Kenaikan rating menjadi Investment Grade ini memang menjadi vitamin penguat bagi Bursa karena ini bisa menaikkan "kepercayaan" investor untuk lebih banyak menginvestasikan dananya ke Indonesia lebih besar termasuk ke Bursa Efek kita, Hal tersebut juga akan akan berdampak kertumbuhan ekonomi kita semakin tinggi dan IMF memperkirakan th.2017 ini 5,1%

Parameter ekonomi makro kita memang cukup baik dan menunjukkan pertumbuhan dan ini perlu dijaga oleh semua pihak agar masyarakat kita menjadi sejahtera secara adil dan merata.

Lantas apakah hari ini para trader dan investor masih akan aksi borong saham? nanti dulu...... Bursa ini ada karakter yang unik seperti istilah "Buy On Rumor Sell on News" yaitu terjadi Aksi PEMBELIAN  ketika rumor sedang beredar tetapi justru ketika berita tesebut menjadi kenyataan dan diumumkan ke publik maka sebaliknya akan terjadi Aksi PENJUALAN.

Lihat saja Jum'at kemarin investor asing justru melakukan aksi jual sehingga net Sell lebih dari Rp/1 Trilyun sehari padahal sebelumnya melakukan pembelian secara marathon cukup besar. Jadi ada kemungkinan Investor Asing telah lebih dulu memperkirakan bahwa S&P memang akan memberikan penilaian Investment Grade sehingga mereka memborong saham ketika harganya masih rendah dan kini saatnya mereke menjual diharga tinggi ketika investor lokal dan ritel membeli sahamnya.

Saya sendiri memunyai prediksi bahwa ada kemungkinan beberapa saham Blue Chip yang sudah naik cukup tinggi akan terjadi stagnasi di ring sempit tapi akan terjadi akan  terjadi aksi pembelian untuk saham2 lapis dua dan tiga yang cukup prospektif terutama saham2 yang sempat koreksi pekan lalu.

Kalaupun pekan ini IHSG akan terjadi koreksi itu jangan membuat kita panik karena itu merupakan koreksi yang wajar setelah menembus record tertingginya. Kedepan saya memperkirakan IHSG akan mencapai 5850 / 5900.

Saham2 yang dalam konsen saya baik untuk trading maupun investasi menengah antara lain MDLN, INKP, INDY, MCOR, INCO, LSIP, SIMP, AALI, WSKT, ADHI dan KBLI.

Notes: buat investor yang ingin bergabung di grup Komunitas Investa bisa daftar ke no WA 087700085334. dengan menyebutkan nama, umur dan kotanya.
Salam,

Hari Prabowo ( INVESTA )
WA.087700085334

20 May 2017

Daftar peserta pelatihan di Surabaya 19 dan 20 Mei 2017
1. dr. Geri
2. Edhi Yuwono
3. Willy Angga
4. Rehan
5. Williem
6. Ivan
7. Bambang
8. Benny Prijono
9. Stephan
10. Lanny Sandra
11. dr. Pramono
12. Arianto
13. Hengky
14. Feranika
16. Besar
17. Mansur

19 May 2017


18 May 2017


16 May 2017


Para anggota Komunitas Investa / Investa Community serta pembaca yang budiman,

Mencermati Laporan Keuangan PT.INDAH KIAT PULP and PAPER Tbk kuartal pertama 2017 saya kagum dan memberikan penilaian yang positif. Pos-pos penting seperti Penjualan 31  Maret 2017 tumbuh 9,9% dibandingkan 31 Maret 2016. Laba Usaha tumbuh 51,7%, Hutang Usaha turun 2,4% dan LABA BERSIH tumbuh 203%.

Sedangkan ratio keuangan seperti PER: 2,87 X,   PBV: 0,34 X, NPM: 11,50%, OPM: 17,39%,  ROE 11,80%  dan BV jiak dirupiahkan sekitar Rp.7000,- per saham.

Bagaimana dengan PROSPEK Emiten kedepannya? 
Perusahaan ini telah operasional lama dan bidang usaha bubur kertas yang terbesar di Indonesia dengan tata kelola yang baik selama ini. Emiten juga menggenjot produk kertas kemasan makanan dan Tisue.
Kepemilikan saham Publik  di INKP 47,28% dan jajaran Manajemen juga orang-orang yang profesional dan pengalaman dibidangnya.

Bila melihat Fundamental Laporan Keuangan serta Prospeknya tersebut saya kira saham INKP sangat menarik untuk masuk dalam Portofolio investasi dengan Prediksi target harga Rp.3.500,- per saham.

Kenapa saham tersebut kemarin turun 8% sehari ?? 
Begini....kalau soal harga kita lihat saja YTD dari awal tahun 2017 ini harga saham INKP sudah naik 150% dan sebulan terakhir juga naik 32%. Nah harga ini tergantung pasar saja, saya kira banyak investor atau trader yang membeli beberapa waktu lalu ketika harga masih kisaran Rp.1.200,- per saham siapa sih yang tidak punya keinginan Take Profit alias tarik tunai keuntungan ??. jadi wajar kan kalau mereka jualan dulu?.

Perkiraan saya jika banyak trader yang sudah merealisasikan keuntungan maka suatu saat nanti mereka bisa berpikir ulang dan balik beli lagi. Dan mari kita tanya kepada diri kita sendiri bukankah hal seperti ini sering kita lakukan juga? misal beli harga 1000 jualan di 1300 dan mungkin akan beli lagi dibawah....atau bahkan bisa beli  diatas harga 1300 lagi...!!

Jadi penurunan saham INKP "sementara" ini menurut saya malah bisa jadi peluang untuk masuk kembali, saya pribadi tertarik dan akan buy back (karena saya juga sudah jualan di 2800) jika harga Rp.dibawah Rp.2300,-.

Secara umum market saat ini juga normal-normal saja kecuali suhu politik agak menghangat. Dan jangan lupa kita juga sedang menanti hasil rating S & P apakah akan memberikan "kenaikan nilai" bagi Indonesia atau tidak. Kalau lihat dari data besaran ekonomi kita maka kita berharap adan kenaikan rating dan itu akan sangat berdampak positif bagi market kita.

Hanya saja saya tidak tau kalau suhu politik yang menghangat ini menjadi perhatian S & P yang bisa saja menunda kenaikan ratingnya.

Mari kita coba belajar Analisa Fundamental dan Prospek emiten sebagai dasar utama investasi di pasar modal. kami INVESTA akan meakukan PELATIHAN INVESTOR dengan topik Fundamental dan Prospek Emiten di Hotel MIDTOWN SURABAYA tgl.19 dan 20 Mei 2017. Jika anda berminat silahkan mendaftar ke WA 087700085334 atau email investa.p3m@gmail.com.

 Notes: buat investor yang ingin bergabung di grup Komunitas Investa bisa daftar ke no WA 087700085334. dengan menyebutkan nama, umur dan kotanya.


Salam,

Hari Prabowo ( INVESTA )
WA.087700085334

15 May 2017


Kembali kami LP3M INVESTA menjadwalkan PELATIHAN UNTUK INVESTOR dengan Topik FUNDAMENTAL ANALISIS DAN PROSPEK EMITEN dilengkapi dengan LIVE TRADING pada tgl.19 dan 20 Mei 2017 di SURABAYA.

FUNDAMENTAL ANALISIS DAN PROPEK EMITEN (hari Sabtu, tgl..20 Mei) 
membahas antara lain:
1. Pentingnya memahami kinerja emiten
2. Data apa saja yang diperlukan dalam analisa Fundamental
3. Dasar2 FA (analisa ratio PER, PBV, ROA. NPM, DER dll)
4. Menilai harga wajar saham
5. Menilai PROSPEK usaha emiten dan prediksi harga saham.

LIVE TRADING (hari Jum:at tgl.19 Mei) 
membahas antara lain:
1. Jam perdagangan Bursa
2. Fraksi Harga
3. Auto Reject
4. Withdraw dan Amend
5. Pasar Nego dan Pasar Tunai
6. Transaksi asing dan Lokal
7. Broker Dominan
8. Harga Psikologis
9. Identifikasi Saham Gorengan / Bandarmologi
10. Memanfaatkan transaksi Pre Opening dan Pre Closing

INSTRUKTUR:
1. Hasan Zein Mahmud (Presiden Direktur Bursa Efek Jakarta 1991-1996)
2. Hari Prabowo (Ketua LP3M INVESTA)
3. Joe Lee (Teknikal Analisis)

BIAYA INVESTASI PELATIHAN
1. Pelatihan 2 hari (19 & 20 Mei)  Rp.1,5 juta per orang
2. Pelatihan 1 hari Rp.1 juta per orang

TEMPAT:
(sedang kami pilih salah satu Hotel di daerah Jl.Basuki Rahmad
 atau Jl. Pemuda SURABAYA.)
Segera saya informasikan paling lambat Rabu 16 Mei 2017.

PENDAFTARAN 
Melalui WA.087700085334, 087832826865, email investa.p3m@gmail.com dengan Tutik, Aldi, Hari
Semua peserta Pelatihan akan diberi kesempatan untuk bergabung di Grup WA KOMUNITAS INVESTA / INVESTA COMMUNITY

Salam,

Hari Prabowo ( INVESTA }
WA.087700085334.

Anda paling tertarik pada artikel apa ?

Flag Counter
Powered by Blogger.

.

.

.