29 Jun 2016

Para Komunitas investa, para Nasabah BNI Securities Semarang dan para pembaca yang budiman,

Dalam dua kali ulasan saya terakhir yang juga menyikapi BREXIT agar tidak berlebihan, mungkin agak berbeda dengan orang lain yang terlalu mendramatisir seakan ekonomi kita akan tergoncang dan IHSG akan rontok.
Faktanya kemarin IHSG dan Rupiah kembali menguat, kenaikan 0,95% IHSG dilevel 4882 dan Rupiah dilevel Rp.13.256 (Kurs BI). Ini menunjukkan bahwa kondisi kita cukup kuat dari terpaan BREXIT yang konon bisa mengakibatkan resesi dll.

Pengalaman saya mengalami krisis 1997/1998, th.2008 dan 2013 dimana IHSG benar2 tertekan dan dalam tahun2 tersebut IHSG turun sangat signifikan. Semua menjadi pengalaman yang menjadikan saya bisa mengambil sikap dalam menghadapi peristiwa2 baik eksternal maupun internal khususnya goncangan2 perekonomian / keuangan.

Sebenarnya  IHSG hari Rabu baru akan rebound tapi ternayta bisa lebih cepat karena kenaikan sudah terjadi Selasa. Sekali lagi kita juga harus menghargai adanya maksud Pemerintah mengeluarkan UU Tax Amnestydan kemungkinan  penurunan BI Rate oleh BI karena keduanya memang sangat positif yang pada ujungnya bisa  meningkatkan pertumbuhan ekonomi kita. Berapapun tingkat keberhasilan Tax Amensty akan ada aliran masuk dana segar ke sistem perbankan kita dan sangat mungkin ke Pasar Modal juga.

Nah tentang penurunan suku bunga tidak bisa dibantah karena "Dimana suku bunga turun maka pasar modal akan naik" ini teori klasik yang masih diakui banyak pihak saya kira. Jadi wajarlah kalau dalam beberapa hari kedepan arah IHSG akan positif dan prediksi saya antara 4900 sd 5000 setelah libur Hari Raya nanti.

Kita juga tidak mengabaikan peristiwa BREXIT namun juga tidak perlu mendramitisir yang berlebihan sehingga malah menyebabkan  psikologi dan keputusan kita serba salah. Kita harus berimbang dalam melihat kondisi2 lainnya yang poisitif sehingga lebih komplit analisa kita yang rasional sehingga membuat keputusan yang lebih baik.

Saya masih konsen menu yang kemarin yaitu PPRO, HMSP, JPFA, SMBR, WIKA, UNVR, AKRA dan AISA. Kalau ada yang mengalami penurunan saya anggap itu suatu kesempatan untuk masuk karena saya melihat itu koreksi sehat dan saya masih punya prediksi kedepan yang lebih baik atas saham3 tersebut.
PPRO kemarin juga sempat menyentuh 530 sebelum balik ke 500 dan peluang Buy Back jika ada koreksi lagi. Demikian pula UNVR kalau mendekati 43000 saya koleksi dengan target 44.500. JPFA kemarin sempat tirun 1085 saya malah nambah posisi dan sore ditutup kembali 1110 dengan target saya 1200.

Saham Perbankan nampaknya juga menyambut positif datangnya Tax Amnesty sehingga kemarin mulai menguat kembali. Properti sedkit koreksi tapi itu koreksi sehat yang akan kembali rebound pada tidak lama saya kira.

Kesimpulannya TAX AMNESTY & BUNGA TURUN bisa melawan BREXIT jadi posisi 2 : 1 he..hee...

Semua analisis saya bersifat Disclaimer, Semoga bermanfaat sebagai bacaan Komunitas Investa dan Nasabah BNI Securities Semarang khususnya serta para pembaca semua.

Salam,

Hari Prabowo ( INVESTA )
Pin 2b7dd5ee
WA.087700085334

27 Jun 2016

Para Komunitas investa, para Nasabah BNI Securities Semarang dan para pembaca yang budiman,

Banyak teman2 Komunitas Investa dan Nasabah BNI Securities Semarang yang tergabung di Grup WA Komunitas Investa mendiskusikan dan menanyakan tentang bagaimana Prediksi IHSG pekan ini terutama dengan adanya BREXIT, TAX AMESTY dan menjelang Liburan Panjang Hari Raya. Perbedaan pendapat wajar terjadi menanggapi hal ini.

Perbedaan pendapat inilah sebenarnya yang "membentuk harga" saham dan juga IHSG. semakin banyak yang pesimis dengan kondisi diatas maka harga dan IHSG akan turun dan sebaliknya jika banyak yang optimis harga dan IHSG akan naik. Jadi harga / IHSG terbentuk dari suatu informasi yang bisa dianlisa dan akhirnya diputuskan oleh masing2.

Negara kita menganut devisa bebas sehingga siapapun boleh membawa uang masuk dan keluar di negara kita sehingga apa yang terjadi didunia keuangan akan punya pengaruh juga dinegara kita.  BREXIT sudah kita ketahui hasilnya Ingrris keluar dari Uni Eropa, sementara ini sambutan pasar keuangan  nampak lebih banyak yang  pesimis, itu terlihat dari sambutan Indek bursa global dan regional yang rontok parah rata2 antara 2% sd 8% sehari, dan nilai Dollar US langsung menguat terhadap mata uang lainnya selain YEN tetap menguat terhadap US $.

Pasar keuangan terkejut karena dengan hasil BREXIT ini karena mungkin diluar prediksi selain nampaknya sebelumnya tidak ada persiapan khusus mengantisipasi hasil BREXIT. Berbeda dengan persiapan tentang kenakikan suku bunga FED yang cukup lama. Kesan mendadalk dan diluar prediksi inilah yang menyebabkan rontoknya Bursa2 global dan regional cukup parah.
Semakin tinggi kepentingan negara terhadap Inggris maka semakin rontok Bursanya nya. 
 
Kemarin IHSG sendiri "cuma" turun 0,82% di 4834 walaupun sempat minus 2% terendahnya, ini terendah pelemahanya di Bursa Regional dimana indek Nikei turun 8% dan Hangseng 2,9% Rupiah pun langsung melemah terhadap US $ menjadi Rp.13.425.  Saya kira dari faktor BREXIT masih ada tekanan terhadap IHSG yang tentu sulit untuk menghindar dari pengaruh bursa Global dan regional. Jadi seberapa besarnya itu tergantung terhadap gejolak Buirsa lainnya.
 
Namun dari faktor internal perlu pula dipertimbangakan bahwa kemungkinan sebelum akhir bulan nanti UU tentang TAX AMNESTY akan dikeluarkan, apapun ini suatu hal yang positif bagi keuangan negara dengan harapan masuknya dana segar. Meskipun harapan tetapi kita tau bahwa pasar modal selalu mendahului apa yang mungkin  terjadi, sehingga harapan yang positif akan direspon pasar dengan positif pula.
Bank Indonesia juga sangat mungkin kembali menurunkan BI Rate yang bisa diikuti turunnya suku bunga perbankan yang ini tentu juga sangat positif untuk dunia usaha dan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi kita

Hanya saja pekan ini merupakan pekan terakhir sebelum Bursa libur panjang menjelang Hari Raya Idul Fitri mulai 4 Juli sd 8 Juli. Libur sepekan ini biasanya investor banyak yang ingin konsentrasi liburan sehingga akan mengurangi tingkat belanjaan saham2nya. Demikian pula investor ingin menghindari ketidak pastian selama liburan nanti sehingga mungkin sebagian besar ingin mengurangi posisi portofolionya.
Sehingga yang mungkin terjadi pekan ini nilai transaksi Bursa akan berkurang karena investor mengurangi aktifitas tradingnya.
 
Jadi apa yang mesti dilakukan sebagai investor / trader ??  Dengan mempertimbangakna apa yang kemarin terjadi dan dengan mempertimbangkan faktor dalam negeri yang ada faktor2 positif nya serta kemungkinan yang akan terjadi. Saya pribadi berpendapak efek tehadap IHSG hanya akan berdampak sementara, bisa saja tekanan masih terjadi di hari Senin namun untuk hari Rabo pekan ini kemungkinan IHSG sudah mulai stabil. Secara psikologi juga sudah lebih tenang. 
 
Saya juga tidak terlalu panik berlebihan menanggapi BREXIT karena pengalaman yang lalu kondisi Bursa berhasil keluar dari situasi sulit dalam menghadapi tekanan yang asalnya dari faktor eksternal. Setelah libur panjang saya memprediksi IHSG akan kembali membaik sekalipun belum signifikan dengan kisaran 4775 sd 4900.
 
Adapun sektor2 yang saya pilih adalah Konstruksi, Properti,  Makanan dan Minuman seperti PPRO, HMSP, JPFA, SMBR, WIKA, UNVR. AKRA dan AISA.
Sedangkan mungkin saham2 lapis tiga yang bisa meramaikan pasar dalam situasi seperti saat ini adalah CPRO, BUMI, CNKO, SRIL dan DOID karena saham ini akan cuek terhadap masalah BREXIT atau faktor eksternal. Cuma anjuran saya saham2 tersebut lebih baik untuk trading pendek dulu sambil menunggu situasi terutama Laporan Keuangan Smester pertama 2016 yang sebentar lagi juga akan diumumkan.
 
Jangan panik berlebihan menghadapi situsasi yang tidak nyaman sekalipun, tetap utamakan ketenangan dan rasional.
 
Semoga selalu mendapatkan yang terbaik.
 
Salam,
 
Hari Prabowo ( INVESTA )
Pin 2b7dd5ee
WA.087700085334

24 Jun 2016

Para Komunitas investa, para Nasabah BNI Securities Semarang dan para pembaca yang budiman,

Saat ini di Bursa Efek Indonesia ada sekitar 530 saham yang tercatat untuk diperdagangkan, mulai dari yang kapitalisasi dibawah Rp.1 trilyun sampai diatas Rp.5 trilyun, dari saham Blue Chip sampai saham Gorengan dan dari yang Likuid sampai yang suka tidur panjang.
Investor bebas memilih saham mana yang akan digunakan untuk sarana investasi ataupun sekedar trading harian. Tentu semua dengan segala konsekuensinya dengan keputusan masing2 investor dengan memilih saham2 tertentu.


Lebih bayak saham yang dibeli memang akan membagi tingkat resiko karena ada terjadi  diversifikasi tetapi konsekuensinya investor harus kuat dalam penyediaan dana dan juga tingkat "pengawasan"  saham2 yang dibeli. Semakin banyak jenis saham yang dibeli tentu tingkat kesulitan pengawasannya lebih tinggi.
Ibarat kita beternak kalau hewan ternak yang di pelihara semakin banyak dengan berbagai karakternya tentu kita semakin repot mengawasinya. Sehingga lebih efektif kalau kita bisa bisa memilih saham2 dengan jumlah yang memungkinkan kita mengawasi.

Yang penting anda paham betul dengan saham yang dibeli dengan segala latar belakangnya dan prospeknya  karena akan sangat aneh jika ada investor yang beli sahamnya tapi tidak kenal perusahaannya. Banyak investor yang saat ini membeli saham tanpa kenal perusahaannya, makanya jangan heran kalau kita masih banyak menemukan investor yang masih merugi dibandingkan yang hasilnya positif karena kemungkinan mereka membeli perusahaan tanpa mengenal perusahaan.
Ada yang mungkin berhasil...tapi menurut saya itu sifatnya sementara kerena kalau masih dengan pola "beli saham tanpa kenal perusahaan" kedepannya akan berisiko tinggi.

Bagaimana dengan saham gorengan?? saran saya investor juga harus paham dulu dengan arti gorengan dan siap menghadapi konsekuensinya baik potensi keuntungan maupun resiko kehilangan modal awalnya.
Buat pemula sebaiknya hindari saham2 berbau gorengan karena presentasi kegagalan sangat tinggi dibanding harapan hasil yang diinginkan. Namun jika ada yang tetap ingin :mencoba" silahkan saja dengan anjuran  lakukan dengan volume yang tidak terlalu banyak dan jangan pegang terlalu lama. Begitu ada keuntungan silahkan realisasi dan kembali antri kalau lagi turun.
Jangan sebaliknya investor justru mengejar saham2 yang lagi naik tinggi (ini khusus saham gorengan) karena kita hanya akan mendapatkan pepesan kosong saja karena maunya bandar memang seperti itu. Ingat bandar lebih menguasai kondisi sahamnya dibandingkan ritel.


Jadi kalau anda berpikir akan selalu trading di saham gorengan  karena bisa untung gede secara instan itu anda sedang :dalam "ancaman resiko". Jadi perlu berpikir jernih dan mempertimbangakn keputusan anda.
Tidak ada yang bisa menebak harga saham dengan "PASTI"  semua sifatnya prediksi dengan pertimbangan yang ada, tinggal bagaimana masing2 membuat analisa.

Kebanyakan investor adalah EGOIS, faktanya kalau kita Beli pinginnya harga saham segera naik sebaliknya kalau kita habis JUALAN kita menginginkan harga saham turun kembali supaya kita bisa beli lagi diharga bawah. Kita tidak berpikir investor lain rugi  karena sahamnya turun.
Jadi informasi maupun rekomendasi pihak lain sebaiknya dipertimbangan dengan baik karena kita sendiri yang akan menanggung akibatnya. Kita tidak bisa mengclaim pihak yang memberi rekomendasi, demikian pula bahwa pihak lain juga tidak akan peduli kalau rekomendasinya tidak benar dan kita rugi bukan??.

Satu hal lagi bahwa gaya trading masing2 orang itu berbeda, belum tentu kita bisa menyesuaikan investor lain. Himbauan saya adalah mari kita belajar baik dari sesama teman atau pada pihak2 yang dipandang punya kemampuan lebih tetapi kita sendiri yang nanti memutuskan pilihan saham dan gaya tradingnya.

Itu sekedar masukan saya khususnya buat teman2 investor pemula yang saat ini banyak bergabung di Grup WA KOMUNITAS INVESTA. Semoga bermanfaat mengingat investasi di pasar modal selain mempunyai harapan keuntungan yang tinggi juga mempunyai kemungkinan resiko yang tinggi pula. Jangan sampai mau investasi malah modalnya hilang.

Salam

INVESTA (Hari Prabowo)
Pin 2b7dd5ee
WA.087700085334

17 Jun 2016

Para Komunitas investa, para Nasabah BNI Securities Semarang dan para pembaca yang budiman,

Kali ini saya tertarik mengulas saham PT.Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) karena adanya Aksi Korporasi Private Placement oleh KRR Jade Investment Pte Ltd. yang terafiliasi dan dimiliki Kohlberg Kravis Robert & Co (KRR).
KRR akan membeli saham JPFA sebesar 10,44% dimana 6,57% dari penerbitan saham baru yang dikeluarkan perusahaan JPFA dan 3,87% dibeli dari JPFA Ltd pemegang saham mayoritas JPFA. Total nilai yang disuntikkan KRR sejumlah Rp.1,08 Trilyun untuk membeli saham JPFA. Harga pembelian sebesar Rp.935,6 per saham.

Siapa KRR Jade Investment ? Perusahaan tersebut adalah Manajer Investasi Global yang mengelola investasi termasuk melakukan private equity di beberapa perusahaan. Jika perusahaan Manajer Investasi sekelas KRR berani membeli saham JPFA tentu bukan tanpa pertimbangan yang matang. Perusahaan ini tentu telah mengkaji dari berbagai aspek JPFA.
Penggunaan dana yang disuntikkan KRR tersebut bertujuan untuk menurunkan hutang, investasi, modal kerja dan korporasi umum yang bermanfaat bagi perusahaan.

Dalam kuartal pertama th 2016 JPFA juga mengalami pertumbuhan pendapatan 8,3% dibanding th 2015 dan mencetak Laba bersih Rp.277,2 miliar dibanding tahun sebelumnya yang merugi Rp.222 miliar.
JPFA juga melakukan pembelian kembali Obligasi dalam mata uang Dollar sehingga menurunkan beban bunga serta resiko depresiasi Rupiah.

Skema masuknya modal KRR adalah dengan Private Placement yaitu membeli saham tanpa HMETD shingga pemegang saham lama tidak perlu membeli saham baru karena saham baru yang ditebitkan semuanya dibeli oleh KRR Jade Investment.

Kesimpulan saya bahwa dengan masuknya investor baru yang ternama sehingga modalnya tambah kuat dan melihat kinerja JPFA dengan beban hutang yang lebih kecil saya melihat bahwa Prospek JPFA kededap akan lebih bagus.
Kalau KRR berani membeli dengan harga Rp.935,6 per lembar tentu KRR juga sudah mempunyai prediksi harga saham JPFA kedepan.
Saya juga mempunyai prediksa bahwa harga saham JPFA akan menguat sejalan dengan fundamental perusahaannya dengan kisaran Rp.,1400 sd akhir tahun 2016. (disclaimer).

Semoga bermanfaat hanya sebagai bacaan.

Salam,


INVESTA (Hari Prabowo)
Pin 2b7dd5ee
WA.087700085334

15 Jun 2016

Para Komunitas investa, para Nasabah BNI Securities Semarang dan para pembaca yang budiman,

Setelah IHSG 4 hari berturut2 mengalami penurunan.kemarin IHSG mengalami penguatan dengan posis 4821. Nilai transaksi harian juga mulai berkurang, ini sebagaimana perkiraan saya sebelumnya bahwa siklus selama bulan puasa dan apalagi ditambah keujaraan Sepek Bola Eropa membuat transaksi harian bursa bisa menyusut.

Apakah dengan demikian IHSG juga akan turun terus?? Sebenarnya IHSG tidak berhubungan langsung dengan Nilai Transaksi nya, bisa saja transaksi sepi tapi IHSG naik atau sebaliknya. Karena IHSG berhubungan dengan harga saham bukan dengan volumenya. 

Bagaiamna sebaiknya investor menyikapi kondisi saat ini? haruskah menghindar dari Bursa dahulu? Tentu semua disesuaikan karakter masing2,  Dengan pertimbangan bahwa IHSG dan harga saham itu selalu bergerak dalam kondisi apapun, maka sebenarnya bagi yang berjiwa trader tetap bisa melakukan trading dengan melakukan pilihan saham dan transaksi jual dan beli yang disiplin .

Lihat ada saja harga saham yang naik signifikan dalam kondisi IHSG memerah pun, artinya masih tetap ada pilihan setiap hari. Tinggal bagaimana kemampuan kita menemukan saham2 tersebut. Salah satu yang harus dilakukan  sebagai investor adalah punya teman / jaringan yang banyak. Dengan berteman dan jaringan tersebut kita bisa mendapatkan berbagai informasi dari berbagai sumber. Dari infomasi2 itulah kita bisa menyaring, menganalisa dan memutuskan sendiri apa yang harus kita lakukan.

Beberapa hari terakhir ada beberapa saham yang "bangun tidur" termasuk saham BUMI yang dikenal telah memakan korban banyak investor baik investor ritel, kakap, institusi bahkan investor asing. Kini saham BUMI yang tidur tahunan bangkit kembali. 
Terus terang saya tidak dalam kapasitas merekomendasikan saham ini namun juga tidak bisa melarang siapapun untuk menyikapi saham ini. Saya kira dengan historis yang lalu kita bisa menyikapi dengan bijak,

Demikian pula mulai kemari saham CPRO yang bergerak disektor Udang ini juga mulai aktif kembali setelah setahun lalu tidur pules. Sempat naik lebih 10% kemarin saham CPRO. 

Apa yang bisa saya sampaikan adalah biasanya saham2 yang baru bangun tidur tersebut  tidak berlangsung sehari. Kenapa ? menurut saya saham2 tersebut bergerak membentuk harga karena dua penyebab yaitu karena faktor Bandarmologi, faktor kinerja dan juga Aksi Korporasi. (lihat ulasan saya terkahir tentang faktor penggerah harga saham).

Sang Bandar tentu butuh biaya yang banyak untuk "mulai" membangunkan saham2 tidur ini, sehingga mereka akan berusaha harga saham akan terus bergerak. Sehingga jika kita jeli maka jika ada yang memberanikan diri untuk masuk dihari pertama masih ada kemungkinan untuk berspekulasi pada beberapa hari berikutnya. Dan kalau lagi bernasib baik bisa jadi bisa memperoleh rejeki yang spektakuler. 

Selanjutnya sampai kapan saham tersebut akan action? tentu tergantung dari faktornya. kalau hanya karena Bandar maka biasanya tidak berlangsung lama dan setelah ,mencapai titik terterntu target bandar maka lambat laun akan tidur lagi. Namun jika memang didukung faktor lain seperti Kinerja dan Aksi Korporasiu maka bisa saja saham2 tersebut justru akan berlanjut keara yang lebih baik.
Nah dengan demikian silahkan investor menyikapi nya dengan terlebih dahulu mempelajari informasi terkini 

Saham BUMI diinformasikan karena perpanjangan waktu pembayaran hutang dan rencana pertukaran hutang menjadi penyertaan (konversi hutang ke saham). Ini memang gaya klasik BUMI yang memang sarat dengan permasalahan hutang yang menggunung.
Sedangkan CPRO yang rencananya segera menggelar RUPS juga memunculkan berita bahwa Kinerjanya di Kwartal pertama 2016 jauh lebih bagus dibandingkan periode tahun lalu. Kalau ini benar memang akan menjadi potensi yang bagus untuk saham CPRO, tetapi semua tergantung kebenaran informasi tadi.

Bagaimana dengan DOID dan CNKO ? saham ini dulu juga pernah tidur lama yang belum lama actionj juga dan sampai saat ini masih aktif. DOID melanjutkan kenaikannya tapi CNKO mulai memudar kembali. Belum tau bagaimana kelanjutannya, namun sekali lagi kita sendiri sebagai investor yang harus pandai2 menyikapinya.

Jangan pernah ragu...tapi juga jangan tergesa2 lakukan dengan pertimbangan dan analisa yang masak dan mantab untuk memutuskan sendiri.

Besuk saya akan ulas tentang BEKS, LCGP, DAJK  sekedar untuk bahan pertimbangan teman2 investor.
Yang belum gabung di grup WA Komunitas Investa silahkan bergabung sepanjang masih ada kuota.

Salam,

INVESTA
Pin 2b7dd5ee
WA.087700085334

12 Jun 2016

Para Komunitas investa, para Nasabah BNI Securities Semarang dan para pembaca yang budiman,

Sering kali saya mendapat pertanyaan dari para mahasiswa atau pertanyaan yang sama juga datang dari para investor pemula. Pertanyaan yang sederhana "Faktor yang menggerakkan harga saham sehingga bisa naik turun?"
Memang secara teoritis harga itu terbentuk karena adanya permintaan dan penawaran, semakin banyak yang beli harga cenderung naik dan semakin banyak yang jual harga cenderung turun.

Tetapi  dengan pengalaman di lapangan  sebagai mantan praktisi 23 th di dunia pasar modal saya berusaha bisa menjelaskan apa yang saya tahu. Tidak berhenti hanya pada teoritis semata karena saya ingin penanya bisa memahami dengan jelas pula bagaimana harga saham terbentuk di bursa.

Menurut saya harga saham itu bisa bergerak dan terbentuk karena beberapa penyebab antara lain:


1. Kinerja dan Prospek Perusahaan (emiten)
2. Pengaruh kondisi makro ekonomi
3. Pengaruh kebijakan 
4. Aksi Korporasi Perusahaan
5. Bandarmologi
6. Pengaruh harga komoditas
7. Teknikal analisis

Ketujuh faktor tersebutlah sebagai jawaban atas pertanyaan kenapa harga saham bisa bergerak naik dan turun. Sehingga kalau kita sebagai investor / trader ingin membuat kajian tentang kemungkinan2 arah harga saham mesti berusaha memahami ketujuh faktor tersebut.

Kinerja perusahaan atau sering di sebut Fundamental analisis punya peran penting terhadap harga saham prinsipnya lebih baik fundamental perusahaan semakin tinggi harga sahamnya dan sebaliknya jika Fundamental buruk harga sahamnya bisa turun. Jadi harga saham akan menyesuaikan fundamentalnya.

Kondisi makro ekonomi biasanya menjadikan pertimbangan investor dalam berinvestasi di suatu negara yang punya makro ekonomi bagus seperti pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, surplus neraca perdagangan, apalagi dapat predikat investment grade dari suatu lembaga rating. Kondisi2 inilah membuat investor bersedia melakukan investasi  di suatu negara atau sebaliknya.

Kebijakan dari suatu Pemerintah juga akan menjadikan pertimbangan investor terutama kebijakan dibidang ekonomi dan keuangan. Dengan kebijakan tersebut bisa mengakibatkan suatu sektor usaha mempunyai prospek positif dan sebaliknya. Dari hal tersebut investor tentu akan memilih saham2 perusahaan yang sektornya mendapat prioritas atau terdorong atas kebijakan pemerintah.

Aksi Korporasi suatu perusahaan juga bisa membuat harga saham berubah naik atau turun menyesuaikan dengan Aksi Korporasi tersebut. Misalnya saja adanya Stock Split dipastikan harga saham akan turun sesuai ratio pemecahan harga nominal nya misalnya 1 : 10 (satu saham lama dipecah menjadi sepuluh baru) maka otomatis harga pasar sahamnya akan menyesuaikan. Ada banyak Aksi Korporasi yang dilakukan perusahaan termasuk HMETD / Right Issue, Reverse Stock dll.

Bagiamana tentang Bandarmologi? Dalam teori barang kali tidak pernah ada tentang peran bandarmologi ini bisa menggerakkan harga saham di bursa. Karena dengan pengalaman saya tadi maka saya harus menjelaskan pula bahwa faktanya ada pihak yang bisa menggerakkan harga saham sesuai dengan keinginan pihak tertentu yang sering disebut BANDAR.
Jadi jangan heran bila ada saham yang tidak memenuhi 6 faktor diatas tiba2 bisa bergerak liar, karena memang ada "penggeraknya" dengan tujuan2 tertentu. Bandar memang terkesan dipandang sebagai pihak yang sering merugikan investor lain namun Bandar belum tentu juga punya tujuan buruk tetapi setidaknya tetap saja sebagai penggerak harga saham.


Pengaruh harga komoditas ini khususnya akan sangat sensitif terhadap pergerakkan harga saham sektor komoditas (tambang, minyak, CPO, karet dll).
Sehingga jika investor pilihannya di saham Komoditas jangan pernah lewatkan harga komoditas aslinya.

Sedangkan faktor Teknikal Analisis ini karena beberapa investor mempercayai Chart yang ada sebagai kecenderungan harga yang akan datang sehingga bentuk Chart tersebut bisa menggerakkan harga sahamnya.

Demikianlah penjelasan saya semoga bisa memberikan pemahaman baik bagi mahasiswa saya di kampus maupun para teman2 investor khususnya para pemula yang melakukan investasi di Pasar Modal khususnya Saham.

Salam,

INVESTA
Pin 2b7dd5ee
WA.087700085334

7 Jun 2016

Para Komunitas Investa, Nasabah2 BNI Securities Semarang dan pembaca yang budiman.

Akhir2 ini beberapa emiten marak melakukan RIGHT ISSUE / HMETD. Tujuannya emiten2 tersebut bermaksud menambah MODAL dengan mendahulkan kepada Pemegang saham lama untuk ikut menyetorkan tambahan modalnya ke Perusahaan. Beberapa emiten yang akhir2 ini melakukan Right Issue adalah PT.Bank Yudha Bakti (BBYB), PT XL AXIATA dan PT.Bank Permata (BNLI).

Karena Right (HMETD) itu merupakan HAK bagi pemegang saham lama maka keputusan untuk menggunakan Hak tersebut sepenuhnya ada di Pamegang saham. Pemegang saham akan "menebus"  (Exercise) atau tidak itu bebas2 saja karena masing2 tentu punya konsekuensi masing2.
Jika pemegang saham TIDAK menggunakan Haknya tersebut konsekuensinya mereka kepemilikan sahamanya akan TERDILUSI secara persentase (%) atau berkurang.

Yang penting bagi pemegang saham itu adalah pertimbangan atau analisa apakah akan melakukan penebusan atau tidak. Pertimbangan tersebut  antara lain bisa melihat: Pertama, lihat TUJUAN emiten  melakukan Aksi Korporasi dengan menerbitkan Right Issue tersebut, tujuannya ini misalnya untuk ekspansi usaha, untuk membeli aktiva atau peralatan, untuk mengakuisisi atau diakuisisi perusahaan lain atau untuk membayar Hutang Perusahaan.

Dari tujuan emiten tersebut yang tentu di sebutkan baik dalam RUPSLB maupun dalam Prospektus maka pemegang saham dapat menganalisa apakah tujuan tersebut bisa membuat perusahaan mengalami pertumbuhan dan mencetak laba kedepannya atau tidak.

Pertimbangan kedua adalah HARGA penebusan saham baru dan rationya, apakah harganya diatas atau dibawah harga pasar yang berlaku saat ini. Seperti diketahui biasanya setiap Right Issue maka ada pihak lain yang dinamakan Standby buyer (pembeli siaga) yang kewajibannya adalah membeli Saham baru sisa Right Issue yang TIDAK digunakan Hak nya oleh pemegang sahamnya.
Misalnya emieten akan menerbitkan 1 milyar lembar saham baru tapi yang melakukan penebusan hanya 800 juta lembar maka sisanya yang 200 juta lembar wajib dibeli oleh standby buyernya.

Antara emiten dan standy buyer sudah terjalin kontrak bersama dimana standby buyer akan mendapatkan fee dari emiten atas jasa2 yang diberikan tersebut. (jadi mirip2 penjamin emisi dalam rangka IPO).
Disinilah sebenarnya pentingnya pemegang saham menyikapi aksi korporasi satu right issue, karena berpotensi mendapatkan keuntungan signifikan kalau pertimbangannya tepat atau sebaliknya berpotensi loss jika salah keputusannya.

Bagaimana kiatnya menyikapi hal tersebut supaya resiko terukur dan hasilnya diharapkan bisa didapat kedepan.??
Salah satu strateginya jika saya sebagai pemegang saham yang memperoleh Right (gratis) dan optimis dengan masa depan emiten setelah Right. Maka dengan tujuan memperkecil resiiko maka saya akan MENJUAL Right yang saya peroleh secara gratis dari emiten pada harga terbaik atau bisa dilakukan hari terakhir masa perdagangan Right. Dan jika harga sahamnya dipasar mendekati harga tebusnya atau dibawahnya maka lebih baik saya membeli saham nya saja di PASAR dari pada melalui penebusan Right.

Bagaimana dengan Right BNLI ? Dengan harga pelaksanaa Rp.526,- per saham sementara harga pasar terakhir tgl.6 Juni 2016 adalah Rp.565,-  Saya akan menunggu sampai batas akhir perdagangan rightnya tgl.8 Juni, jika harga sahamnya mendekati Rp.526 atau dibawahnya maka saya akan MEMBELI Sahamnya di pasar saja dan menunggu sampai selesai masa penebusan saham terakhir tgl.10 Juni 2016.

Tujuan rightnya untuk PENAMBAHAN MODAL INTI disamping saya mempertimbangankan pihak Standby buyernya yang cukup dikenal baik yaitu ASTRA dan Standard Chartered Bank. Mereka tentu lebih tau tentang kinerja BNLI terutama setelah penambahan modal baru. Sehingga jika harga ditekan nanti bisa jadi sifatnya sementara karena justru si pembeli siaganya akan menkoleksi right dari investor ritel untuk selanjutnya dibeli sendiri.
Maka dengan pertimbangan tersebut saya memutuskan TIDAK membeli Rightnya tapi lebih baik membeli saham BNLI jika mendekati Rp.526,-.

Ulasan ini hanya sebagai bahan bacaan dan kajian teman2 investor agar lebih memahami tentang Aksi korporasi.  
Kesimpulannya perhatikan TUJUAN, HARGA dan STANDBY BUYER setiap penerbitan RIGHT ISSUE / HMETD.

Salam,

INVESTA
Pin 2b7dd5ee
WA.087700085334

2 Jun 2016

Banyak Investor / traders perorangan yang sampai saat ini masih merasa belum mendapatkan hasil yang diharapkan, bukan hanya itu sebaliknya malah mengalami kerugian yang besar. Lantas siapa yang salah...?? apakah anda akan menyalahkan pasarnya?.


Diantara teman2 investor / trader mengaku juga telah mengikuti pelatihan atau gathering dengan materi dan pembicara yang ternama dan bahkan ada juga yang membeli sistem perdagangan yang harganya lbih dari 10 juta. 
Namun mereka mengaku juga masih lebih banyak Rugi.... Lantas apa yang salah??

Kami LP3M INVESTA akan  coba mencari SOLUSI melalui diskusi dengan peserta Pelatihan Investor di Hotel BUMI SURABAYA tgl. 4 Juni 2016 dengan mencoba menyampaikan hal2 yang sering dialami dan ditanyakan oleh investor termasuk mengupas Aksi Korporasi yang masih banyak belum dipahami padahal Aksi korporasi ini sangat penting bagi investor.

Juga mengupas bahkan saya akan membedah modus bandar dalam menggoreng saham yang mungkin pernah suatu ketika korbannya juga termasuk kita2.

Bagaimana kita memahami dan sekaligus memanfaatkan sistim perdagangan di Bursa Efek seperti Pasar Ruguler, Pasar Negosiasi, Pasar Tunai, Repo, Short Selling, Margin serta Pra / Pasca Penutupan perdagangan Bursa.

Dan yang tidak kalah pentingnya adalah Strategi Trading dan PSIKOLOGI TRADING bagi para Investor/Trader berdasarkan pengalaman lebih 23 th saya berkarir di Pasar Modal dari mulai jadi Broker, Managemen sampai saat ini sebagai konsultan dan pengajar bidang Pasar Modal.

Silahkan anda bergabung dan diskusi dengan kami pada kesempatan Pelatihan tersebut dan saya berharap setelah itu ada perubahan yang lebih baik kedepan investasi anda.


Peminat pelatihan bisa hubungi kami di Tlp.024.3566414 sd 3566418 atau Hp.087832826865 dan WA 087700085334 Linda, / Tutik.
Salam,

Hari Prabowo ( INVESTA ) 

Anda paling tertarik pada artikel apa ?

Flag Counter
Powered by Blogger.

.

.

.