Para Komunitas Investa, Nasabah BNI Securities Semarang dan Pembaca yang budiman,
Mulai awal April kemarin berlaku Fraksi harga di BEI yang tujuannya antara lain untuk meningkatkan meningkatkan aktivitas transaksi / frekuensi sekaligus meningkatkan nilai transaksi tentunya.
Harga saham di bawah Rp200 memiliki fraksi harga Rp1. harga saham Rp200-Rp500 memiliki fraksi harga Rp2. harga saham Rp500-Rp2.000 memiliki fraksi harga Rp5. harga saham Rp2.000-Rp5.000 memiliki fraksi harga Rp10. dan harga saham di atas Rp5.000 memiliki fraksi harga Rp25.
Nampaknya untuk hari pertama berlakunya fraksi baru tersebut belum berhasil mendongkrak freakuensi maupun nilai transaksinya karena faktanya nilai transaki cuma Rp.4,1 trilyun dan itu masih dibawah rata2 nilai transaksi harian yang dicanangkan pihak Bursa Rp.7 trilyun per hari.
Perlu pengujian lebih lanjut apakah rendahnya transaksi tersebut karena situasi pasar atau karena kurang efektifnya fraksi baru. Benarkah nilai transaksi ditentukan oleh fraksi harga ??
Kebetulan saja saat ini memasuki bulan MEI yang dikenal dengan mitosnya yaitu "Sell In May and Go Away". Benarkah mitos itu juga yang membuat Nilai transaksinya menyusut dan sekaligus IHSG juga turun??
Beberapa trader / investor barangkali banyak bertanya2 kaena seperti biasa investor selalu ingin tau apa dan kenapa IHSG turun ?? Pertanyaan ini tidak mudah menjawabnya karena masing2 pihak juga punya alasan masing2 menaggapi punurunan IHSG dan nilai transaksi yang justru berlaku fraksi baru dan bersamaan dengan bulan yang dianggap Mitos.
Saya pribadi berpendapat penurunan IHSG dan nilai transaksi ini karena:
1. Pengaruh Bursa Regional yang rata2 pengalami penurunan juga terutama Nikei yang dalam beberapa hari terkhir turun signifikan.
2. Laporan Keuangan Kuartal pertama 2016 beberapa perusahaan kategori BC dan mempunyai bobot besar terhadap IHSG mengalami pertumbuhan yang lebih kecil dari tahun sebelumnya. Ini menandakan kondisi ekonomi masih belum sehat benar.
3. Karena LK yang kurang menggembirakan tersebut mengakibatkan harga saham2 ketegori BC mengalami penurunan termasuk saham2 BANK sebagai motor IHSG.
Namun saya masih melihat beberapa saham justru mengalami kenaikan yang signifikan terutama saham2 dari kelompok lapis dua dan tiga. Selain itu selama masih ada volatilitas harga saham maka itu juga merupakan peluang karena dari situ kita bisa memanfaatkan pantulan2 untuk meraih keuntungan.
Lihat saja beberapa saham kemarin ada yang turrun drastis tapi bisa mantul naik kembali, nah itu peluang juga kan??
Jadi sebagai trader yang baik kita harus bisa melihat kondisi pasar dan juga kemungkinan bisa tidaknya kita mengambil peluang keuntungan. Kalau hal tersebut bisa kita lakukan maka kondisi apapun kita enjoy saja menyikapi pasar.
Bukan sebaliknya harus panik...stres..itu akan sangat menyakitkan bagi kita sendiri. Kita sedang investasi bukan cari penyakit, dan kita sudah sering alami pasar tidak selalu membaik tetapi terus berputar
Jika kita merasa tidak nyaman dan penuh keraguan sebaiknya kita tinggalkan pasar dulu dari pada serba salah...beli salah jual juga salah he..hee.
Psikologi kita harus siap menghadapi segala cuaca di bursa dan ingat pula investasi di bursa selalu dihadapkan dua sisi yaitu hasil dan resiko. Siapkah kita?
Pekan ini mungkin pasar memang kurang bersahabat karena ada libur panjang yang mana banyak investor yang sudah merencanakan liburan dari pada trading.
Kemungkinan pekan depan baru pasar kembali normal, Jadi trading pendek buat saya lebih mengasyikkan walau dapatnya gain juga ga banyak.
Sekalipun LK punya kelemahan tapi saya masih menggunakannya sebagai kajian utama untuk memilih saham2 plus yang terpenting propek usaha dan kinerjanya kedepan. Baru saya melihat aspek2 lain untuk melakukan trading.
Menu saham harian saya kirimkan lewat Grup WA bagi yang sudah tergabung di grup WA INVESTA.
Salam,
INVESTA
Pin. 2b7dd5ee
WA.087700085334
email investa.p3m@gmail.com
0 komentar:
Post a Comment
Mohon menulis komentar dengan bahasa yang baik tidak mengandung unsur sara, politik dan iklan.