Para Komunitas Investa, Para Nasabah BNI Securities Semarang dan para Pembaca yang budiman,
Selasa 11 Agustus 2015 IHSG terjerembab di level terendah tahun.2015 ditutup 4622 anjlok 2,6%. Situasi nampaknya tambah runyam, berita penurunan suku bunga acuan harian Yuan sebesar 1,9% oleh Bank Sentral China menmbah sentimen negatip bagi IHSG. Sementara perekonomian dalam negeri sendiri masih menghadapi situasi yang tidak nyaman dipicu pelemahan Rupiah terhadap US Dolar yang sudah menembus 13.600.
Saya teringat kondisi krisis ekonomi th,1997 / 1998 dimana Rupiah tembus 15000 per US$, meski Pemerintah dan BI beberapa kali mencoba meyakinkan kondisi bahwa pelemahan rupiah ini hanya sementara saya kira tidak mudah meyakinkan publik dan pelaku pasar. Bagaimana tidak ? pelemahan rupiah ini sudah berlangsung setahun lebih perlahan tapi pasti dan saya berpendapat bahwa awal dari suatu krisis ekonomi itu salah satu indikatornya adalah pelemahan mata uang dan menjalar keberbagai sektor.
Bisnis Pasar Modal sangat erat hubungannya dengan "KEPERCAYAAN" dimana kepercayaan ini didasari oleh pengalaman / rekam jejak masa lampau. Dulu waktu Jokowi pertama kali memenangkan pemilu disambut dengan kenaikan IHSG 3,5% hari pengumuman itu juga, karena pelaku pasar ada rasa percaya kepada Jokowi bahwa jika jadi Presiden kondisi negara akan lebih baik. Kepercayaan itu timbul karena pengalaman Jokowi sebelumnya yang dinilai publik berhasil dengan baik.
Sekarang kita tau berulang kali beberapa pejabat Pemerintah telah memberikan pernyataan dan himbauan kepada publik tentang kondisi perekonomian kita dengan berusaha memberikan gambaran2 optimis,tetapi apa yang terjadi seakan publik cuek2 saja. Rupiah tetap melemah, cadangan devisa semakin turun, harga2 pangan terus naik. Ini menandakan kepercayaan publik khususnya pelaku pasar sudah mulai berkurang, akan sangat fatal kalau kepercayan menjadi semakin luntur.
Bahkan dua hari lalu Presiden Jokowi sampai datang ke Bursa Efek Indonesia dan banyak memberikan pandangan2 beliau tentang "kemungkinan2" kondisi ekonomi smester kedua yang akan "meroket". Apa reaksi IHSG ? tetap saja mengalami penurunan.
Permasalahan2 dalam negeri belum bisa teratasi sesuai harapan, dan Pemerintah beralasan karena akibat kondisi eksternal, ada benarnya memang tapi kita berharap ada tindakan konkrit yang lebih cerdas dan cepat.
Kondisi ekonomi bisa dipengaruhi dari berbagai faktor termasuk politik dan keamanan. Nah yang terjadi saat ini mulai harga daging, pilkada, perpecahan partai menjadi PR bagi pemerintah, Pelaku pasar tidak bisa didekte disuruh ini disuruh itu, tetapi pelaku pasar akan melihat dan menilai kinerja Pemerintah dengan kaca mata sendiri. Kalau kinerjanya membaik tentu akan timbul "Kepercayaan" dan tanpa disuruh2 pun pelaku pasar / investor akan melakukan investasi yang akan menggerakkan roda ekonomi. Namun jika sebaliknya kepercayaan itu luntur maka meraka akan meninggalkan pasar kita.
Akankah IHSG menuju level bawah lagi?? tentu bergantung situasi tadi, saya kira sampai akhir pekan nanti masih akan ada tekanan2 baik dari faktor internal maupun eksternal yang sekarang ditambah kebijakan China dalam upaya mengatasi pelemahan ekonomi melalui kebijakan suku bunganya.
Bagaimana dampaknya kita lihat saja reaksi Bursa AS dan Eropa semalam langsung rontok, kita juga masih menunggu keputusan The FED atas rencana kenaikan suku bunganya. Kekhawatiran yang mungkin terjadi adalah pelarian US Dolar kembali ke AS karena suku bunga disana akan lebih tinggi. Jika US Dolar terjadi penarikkan maka bagaimana nasib Rupiah??
Ini pekerjaan sulit memang, makanya kita berharap Pemerintah bisa melakukan tindakan2 cerdas dan cepat untuk mengatasi situasi yang tambah runyam ini.
Salah satunya barangkali penyerapan anggaran pembangunan bisa segera terlaksana, karena itu juga akan menggerakkan perekonomian. Pemerintah juga harus bisa mengendalikan harga2 kebutuhan pokok, meningkatkan daya ekspor.
Sebagai investor ritel barangkali kita tidak boleh hanya pasrah, kita wajib terus berusaha melakukan yang terbaik karena harus mengamankan investasi kita dan sebaliknya berusaha mencetak hasil. Modal kita dalam investasi bukan hanya Uang tapi Pengetehuan.
Kita butuh pengetahuan ekonomi, Fundamental, teknikal, strategi trading, manajemen portofolio dll sebagai dasar investasi kita. jadi memang bukan hanya taruh uang saja lho karena ini bukan gambling bukan untung2an tapi investasi yang butuh analisa.
Semoga situasinya bisa kembali membaik dan kita bisa berinvestasi dengan nyaman.
Salam,
INVESTA
Pin.2b7dd5ee (ketik "salam investa" setelah invite)
0 komentar:
Post a Comment
Mohon menulis komentar dengan bahasa yang baik tidak mengandung unsur sara, politik dan iklan.