Ternyata "jurus Buy Back" yang dilakukan beberapa emiten kemarin cukup berhasil IHSG terangkat 1,56% diposisi 4228. Emiten BUMN termasuk Bank2 yang melakukan Buy Back rata2 naik 5% dalam sehari. Bila ini bisa dilakukan dengan efektif dan konsisten bisa menimbulkan kepercayaan bagi investor untuk kembali "mendukung" saham2 tersebut karena mempunyai tanggung jawab yang tinggi terhadap para investornya.
Selain melihat kinerja emiten, investor juga akan melihat sejauh mana keterbukaan dan tanggung jawab jajaran Direksi dan Komisaris perusahaan dalam mengambil langkah2 yang profesional untuk memajukan perusahaan serta menjaga kepentingan pemegang sahamnya termasuk pemegang saham publik.
Sayang kemarin Rupiah gagal menguat sehingga masih diposisi Rp.14.067,- andaikata saja rupiah bisa secara bertahap menguat setidaknya dibawah angka 14000 mungkin penguatan IHSG bisa lebih tinggi.
Investor asing seperti saya duga juga masih belum ada "belas kasihan" dan tetap saja melakukan net sell lebih 500 milyar, entah kapan mereka mau kembali memasukkan modalnya ke Bursa sehingga bisa mendukung IHSG. Bahkan JP Morgan perusahaan Investasi klas internasional menyarankan lepas portofolionya di Indonesia sehingga Rupiah bisa makin terancam.
Memang tidak mudah memang trading saat situasi seperti ini, terutama perkembangan dari sisi eksternal sangat cepat dan masih banyak berita2 negatip berkaitan dengan situasi perekonomian global. sayangnya dalam rangka penyelematan ekonomi masing2 negara mengeluarkan jurus2 yang kadang bisa berefek domino bagi negara lain. Apalagi saat ini negara super power seperi AS dan Tiongkok sedang melakukan langkah masing2 dan akibatnya dengan cepat bisa mempengaruhi kondisi kita juga.
Jadi tetap perhatikan apa yang terjadi dari eksternal, pantau berita dan data2 yang ada seperti indek bursa global dan regional. Semalam bursa eropa memang naik 3% sd 4% tapi DOW yang sempat naik akhirnya ditutup turun juga minus 1,29%. Pagi ini lihat perkembangan bursa regional apakah Shanghai, Nikkei dan Hangseng bisa naik apakah kembali turun. Saya kira akan sangat berpengaruh terhadap bursa kita dan jangan lupa pantau perkembangan Rupiah dan perilaku investor asing.
Jika kemudahan yang diberikan OJK terhadap para emiten untuk melakukan Buy Back sahamnya bisa berlanjut dan diikuti oleh banyak emiten lagi akan merupakan langkah positif, karena ada kebersamaaan dengan rasa nasionalis guna mengatasi kondisi ekonomi negara yang terancam.
Dukungan dari lembaga2 keuangan yang diijinkan investasi dalam efek pasar modal sangat diharapkan karena memang mereka mempunyai dana yang cukup besar.
Peraturan baru yang dikeluarkan pihak Bursa Efek Indonesia tentang batasan Auto Reject batas bawah dimaksudkan membatasai penurunan secara drastis harga saham untuk tidak melebihi 10% dalam sehari (yang semula bisa 20% sd 35%). Sehingga paling kejam jika harga saham turun maksimal hanya 10% sehari.
Perhatikan saham2 yang punya program Buy Back seperti BBRI, BBNI, BMRI, BBTN dan TLKM, SMGR, WIKA, PTBA yang lebih dulu melakukan buy back. Silahkan jika ada harga baik atau BOW bisa ikut koleksi memanfaatkan kesempatan baik ini.
Mohon maaf email saya masih dalam perbaikan dan bila belum kebagian ulasan via email mohon baca di investalpppm.blogspot.com
Salam,
INVESTA
Pin.2b7dd5ee (jangan lupa ketik "salam investa" setelah terhubung pin saya)
0 komentar:
Post a Comment
Mohon menulis komentar dengan bahasa yang baik tidak mengandung unsur sara, politik dan iklan.