12 Mar 2015

Setelah kasus cicak buaya jilid II yang tak tuntas, kisruh politik tanah air diwarnai dengan legalisasi golkar kubu Agung Laksono, ternyata kisruh politik bukanlah satu satunya sebab melemahnya mata uang negri ini, kebijakan moneter yang menurunkan suku bunga BI rate menjadi pemicu utama melemahnya mata uang negri ini, penurunan BI rate sebesar 25 bps membuat para investor lokal maupun luar semakin tidak tertarik berinvestasi dalam mata uang rupiah, dilain pihak The Fed berencana menaikkan suku bunga acuannya, penguatan mata uang USD tercermin terhadap hampir semua mata uang dunia secara global, tercermin dalam gambar di bawah ini:

Mata uang USD menguat, diawali pada bulan juni tahun 2014, terlihat kala itu (juni 2014) indexs USD masih berada di angka 82, bila dilihat situasi sekarang mata uang USD berada pada indexs tertingginya di level di atas 100 (terjadi penguatan 1% kemarin malam), beberapa analis keuangan berpendapat USD bisa menyentuh level 14.000 per dollarnya, alasis yang cenderung soff (lunak) mungkin karena segan dengan kuatnya testimoni sang kepala negara tentang kuatnya fundamental ekonomi di dalam negri, menyebut angka 13.500 per dollarnya.

Bila ditilik lebih jauh, berapa nilai wajar mata uang kita terhadap pergerakan USD? mari kita hitung lebih lanjut, kita lihat pada gambar disamping, penguatan USD setelah sideways panjang bermula pada bulan juni-juli 2014, menurut data Yahoo finance yang penulis lihat kala itu rupiah bergerak berkonsolidasi dalam range 11.700-11.500 per dollarnya, walaupun ada beberapa kali rupiah menyentuh level 12.000 dan level di bawah 11.500, penulis mengambil kesimpulan range yang cocok adalah di kisaran 11.700 per dollar AS.

Sekarang kita lihat pada gambar chart Indexs USD, penulis menghitung dari level 82 (bulan juni 2014) naik sampai level 100 saat ini, berarti terjadi penguatan indexs USD sebesar kurang lebihnya  +22%. BIla kita hitung dengan kondisi saat ini USD-rupiah masih bertenger di level 13.150an, maka penulis melihat nilai ini masih undervalue, nilai wajar sebenarnya adalah level 14.275.

Melihat kondisi diatas, maka sangat wajar bila sang kepala negara mengganggap perekonomian di dalam negri sangat kuat dari segi fundamental, karena ternyata sampai saat ini rupiah masih bertenger di bawah level 14.000 per dollarnya, dan bila anda masih memegang mata uang USD penulis merekomendasikan HOLD karena penguatan mata uang  USD relatif sulit dibendung, yang bisa dilakukan hanya memperlambat jalannya proses, Intervensi BI, diberlakukannya transaksi dalam negri harus dengan mata uang rupiah, pelepasan USD oleh BUMN, wacana seperti ini ibarat menabur garam ke dalam lautan, karena bila ditelaah lebih lanjut penguatan mata uang USD terhadap rupiah dilihat dari posisi saat ini, kita semua dapat mengambil kesimpulan bahwa rupiah  masih berpotensi melemah  kembali sebesar lebih dari -8%.

0 komentar:

Post a Comment

Mohon menulis komentar dengan bahasa yang baik tidak mengandung unsur sara, politik dan iklan.

Anda paling tertarik pada artikel apa ?

Flag Counter
Powered by Blogger.

.

.

.