14 Jan 2015

Kemarin kita disuguhi "atraksi" trading yang membuat dugem (duduk gemetar"), lihat saja saham INVS dan TRAM. Kedua saham tersebut mempunyai pola trading yang hampir sama, harga naik di sesi satu dan terus mengalami penurunan sampai tutup bursa.
Harga saham TRAM tertinggi kemarin Rp.338,- dan ditutup Rp.259,- sedangkan INVS tertinggi Rp.152,- dan ditutup Rp.138,- Bayangkan kalau investor membeli diharga tertinggi TRAM dia sudah mempunyai potential loss 23% dan jika membeli INVS mempunyai potential loss 9% sehari.

Harga saham TRAM setahun terakhir pernah mengalami harga tertinggi Rp.1875,- sedangkan INVS tertingginya di Rp.2.500,- !! luar biasa penurunan harganya.
Padahal kalau saya sepintas melihat laporan Keuangan Per september 2014 menunjukkan kinerja yang wajar2 saja. Lantas kenapa bisa mengalami penurunan yang siginifikan?? 
Saya jadi ingat beberapa saham yang sekarang sudah tidak aktif bahkan ada yg telah didelisting antara lain seperti DAVO dan KARK. Banyak sekali investor2 yang kehilangan modalnya di saham tersebut karena sudah tidak bisa diperjual belikan dibursa lagi. Itulah RESIKO TERBURUK investor saham di pasar modal.

Saya melihat pola transaksi saham TRAM dan INVS sangat berbau "gorengan" jadi investor harus sangat hati2. Saya tidak melarang untuk ikut masuk trading dikedua saham tersebut tetapi sekali lagi hati2, karena kita tidak tau siapa sang penggoreng dan mau digoreng bumbu apa maksudnya kearah mana dibawa harga sahamnya.
Tentu saham2 yang berbau gorengan susah di analisa secara fundamental maupun tehnikal karena sang bandar mempunyai jurus tersendiri dalam menggorengnya, tujuannya ya mencari keuntungan mereka terserah investor lain mau duduk gemetar atau sakit gigi plus mules perutnya. 
 
Jika anda mencermati transaksi kedua saham ini mestinya bisa merasakan misalnya bid dan offernya, volumenya, broker2 pemainnya, ini semua bisa dideteksi bahwa saham tersebut sedang digoreng atau tidak.
(salah satu materi pelatihan yang akan saya selenggarakan tentang saham gorengan / bandarmologi akan membahas hal ini).

Ulasan saya pagi ini sifatnya hanya mengingatkan teman investor ritel terutama yang tergabung dalam milis saya INVESTA atau pembaca blog investalpppm.blogspot.com dan juga nasabah2 BNI SECURITIES Semarang dimana kebetulan saya sebagai advisornya.

0 komentar:

Post a Comment

Mohon menulis komentar dengan bahasa yang baik tidak mengandung unsur sara, politik dan iklan.

Anda paling tertarik pada artikel apa ?

Flag Counter
Powered by Blogger.

.

.

.