12 Jan 2014

IHSG loncat 1,28% kemarin (4255), sektor properti, keuangan, farmasi menjadi pendukungnya. Seperti saya sampaikan sebelumnya adanya Cadangan Devisa yang naik, BI Rate masih dipertahankan, surplus neraca perdagangan (walau tipis) dan Rupiah mulai menguat (12.197) berpotensi mendorong IHSG lebih tinggi.Target selanjutnya 4350 moga2 bisa dicapai dalam seminggu kedepan.

Sinyal positif juga bisa dilihat dari EIDO yg Jum'at malah ditutup naik 4,4% walaupun DOW ditutup mixed. Beberapa saham Bank yg biasa saya gunakan untuk acuan antara lain BBRI, BMRI dan BBNI juga naik mantab.
Saham Bank yang tertinggal BBCA, nah justru ini kesempatan dan peluang untuk dikoleksi karena tidak menutup kemungkinan akan mengejar ketinggalannya. Seminggu yang lalu asing net sell di saham BBCA tapi belum tentu asing tidak akan Buy Back di saham unggulan ini.
Saham Farmasi kemarin juga sudah lari cukup kencang, saya sempat heran ketika KAEF dibuka turun lebih dahulu, saya menyangka salah prediksi tapi ternyata semakin siang semakin mantab saham ini. Demikan pula INAF, dan KLBF yang yang masih menarik untuk invest jangka menengah.
Saham pertambangan dan agro sebaliknya mengalami penurunan, hal ini antara lain karena diberlakunya aturan baru mengenai ekspor mineral tgl.12 Januari 2014 ini sehingga memang sementara ini kurang menguntungkan buat emiten pertambangan.( http://industri.kontan.co.id/news/larangan-ekspor-mineral-efektif-mulai-hari-ini ). silahkan baca link tersebut.
Demikian pula sektor Agri seperti AALI, LSIP BWPT karena harga CPO dunia yang turun
Memang sebagai Traders selayaknya kita selalu tanggap dengan berbagai aturan maupun informasi2 terbaru termasuk harga komoditas dunia. Ingat banyak emiten kita yang usahanya dibidang pertambangan dan CPO sehingga jika ada perubahan aturan dan harga komoditasnya akan langsung berpengaruh ke harga sahamnya.
Lantas saham apa yang layak dicermati seminggu kedepan? Jika rupiah bisa terus bergerak menguat maka layak kolek kembali saham2 yang semula jatuh karena pelemahan rupiah seperti ERAA, ASRI, SSIA, sektor properti / konstruksi, BBCA (yg masih tertinggal), AISA, SMCB, GJTL, JPFA.
Saham UNVR silahkan trading kalau bisa memanfaatkan fluktuasi yang sedang dimainkan trader asing saat ini, kalau di level 25.800 boleh juga sih...jika dapat silahkan coba jemur 26.700. Ini hanya saran saja silahkan masing2 menentukan keputusannya.
 
Terima kasih kepada para sahabat yang telah menjalin komunikasi via BBm, semoga bisa sharing bersama.
salam, investa

Related Posts:

  • ANALISA FUNDAMENTAL DAN KESABARAN MENUNGGUPara pembaca dan nasabah BNI Securities Semarang yang budiman,Kuartal ke III th.2015 (September) sudah  berlalu dan bagi emiten wajib menyampaikan Laporan Keuangannya sekaligus agar publik bisa mengetahui kinerjanya, mak… Read More
  • DAMPAK REVALUASI ASSETSPara pembaca dan nasabah BNI Securities Semarang yang budiman,Dalam sepekan terakhir kemarin IHSG naik 2,9% dengan posisi 4653 setelah melalui koreksi sejenak pada kamis lalu. Selain faktor eksternal dimana rata Bursa Global … Read More
  • SAHAM SIAP AUTO REJECTION 5 HARI, KENAPA??Para pembaca dan nasabah BNI Securities Semarang yang budiman,Dalam lima hari terakhir ini saham SIAP (Sekawan Intipratama,Tbk) terjadi terkena Auto Rejection batas bawah yg rata2 10%, sehingga jika sebelumnya harga 230 da… Read More
  • EVALUASI AGAR BISA LEBIH BAIK KEDEPANPara pembaca dan nasabah BNI Securities Semarang yang budiman,Hari Senin ini merupakan awal pekan sekaligus awal bulan Nopember 2015, kali ini saya hanya akan mengevaluasi ulasan2 sy beberapa hari terakhir karena dengan ev… Read More
  • when to buy?, and when to sell? Ada seorang teman bertanya kepada penulis, ia masih pemula, bagaimana cara trading ? dahulunya ia hanya berdasarkan feeling dan berita membeli produk produk investasi seperti emas, USD dollar, dan Yuan, waktu ia bertanya ke… Read More

0 komentar:

Post a Comment

Mohon menulis komentar dengan bahasa yang baik tidak mengandung unsur sara, politik dan iklan.

Anda paling tertarik pada artikel apa ?

Flag Counter
Powered by Blogger.

.

.

.