11 May 2017

Para anggota Komunitas Investa / Investa Community dan nasabah BNI Sekuritas Semarang serta pembaca yang budiman,

Dalam trading saham di bursa yang bisa menghasilkan hasil / keuntungan yang besar itu tidak selalu harus dari saham Blue Chip, namun saham lapis dua dan tiga itu juga bisa menghasilkan spektakuler dengan catatan bisa masuk pada saham dan harga yang terbaik.

Pada kesempata ini saya mencoba membuat analisa tentang Laporan Keuangn PT.Dhamra Samudera Fishing Industries Tbk ( DSFI ) dimana saham ini termasuk kategori saham lapis tiga dengan harga saat ini dibawah Rp.150 ,- per saham.
Apakah saham perusahaan DSFI saat ini sudah bisa dijadikan pilihan investasi / trading ?? 

Pada Laporan Keuangan yang akhir Desember 2016 dan telah di audit oleh Akuntan menunjukkan perusahaan ini masih menghasilkan LABA OPERASIONAL Rp.14,3 milyar tetap[i turun dibandingkan th.2015 sebesar Rp.22.9 milyar. Penurunan ini akibat beban pokok penjualan yang meningkat lebih besar dibanding peningkatan Pendapatnnya. Sehingga sekalipun pendapatan naik tetapi hasil akhir Labanya akan menurun.  

Sedangkan LABA TAHUN BERJALAN menjadi Rp.5,7 milyar turun dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp.13,5 miyar serta LABA KOMPERHENSIF Rp.5,7 milyar lebih rendah dari th,2015 sebesar Rp.23,5 milyar karena pada lalu ada Laba yang berasal dari REVALUASI ASET (ini laba yang BUKAN dari Usaha) sebesar Rp.12,8 milyar.

DSFI sendiri PENJUALANYA 95% adalah ekspor dan sisanya ke Lokal dan dari rencana kedepan manajemen menjadi penjualan 80% ekspor dan 20% lokal.

Dari kajian tersebut saya membuat kesimpulan bahwa:

1. Penjualan menunjukkan peningkatan dibanding tahun lalu, ini penting karena penjualan merupakan pendapatan pokok.

2. Penurunan Laba dikarenakan peningkatan beban pokok penjualan yang lebih besar, namun perlu dicatat bawa perusahaan masuh tetap menghasilkan LABA.

3. Laba Kpmperhensif tahun lalu yang lebih besar karena adanya Laba yang berasal dari REVALUASI ASE, ini bukan komponen Laba Usaha.

4.Usaha sektor perikanan merupakan sektor usaha yang SANGAT DIDUKUNG Pemerintah.

5. Manajemen adalah figur2 yang sudah lama berkecimpung dalam bisang perikanan.

6. Perusahaan juga sudah beroperasional cukup lama.

7. Permintaan hasil laut baik dari luar negeri dan dalam negeri terus meningkat.

8. Belum banyak persaingan dari perusahaan sejenis.

Dari hal tersebut saya optimis Perusahaan masih bisa meningkatkan LABA USAHA kedepan apabila Manajemen bisa meniingkatkan penjualan dan lebih efisien serta menekan beban pokok penjualannya.
Saat ini harga saham DSFI Rp.127,- per saham merupakan harga terendah sebanding setahun yang lalu. Harga tertinggi selama setahun adalah Rp.198,- per saham dan apabila LK kuartal satu 2017 ini menunjukkan peningkatan LABA maka tidak menutup kemungkinan harga saham DSFI saya prediksikan dikisaran Rp.150,- .

Resiko tentu tetap ada namun dengan harga saat ini kemungkinan turun 15% dan naik 85%.  Disclaimer. 

Kami  INFOKAN bahwa PELATIHAN INVESTOR yang akan datang Tg 19 & 20 Mei 2017 di SURABAYA (Tgl,19 Mei untuk LIVE TRADING !! )
Bagi yang berminat silahkan daftar melalui WA 087700085334 atau email investa.p3m@gmail.com. (minimal 20 peserta).
Notes: buat investor yang ingin bergabung di grup Komunitas Investa bisa daftar ke no WA 087700085334. dengan menyebutkan nama, umur dan kotanya.
Mengingat kuota grup WA yang lama sudah maksimal maka kami sedang menyiapkan grup Investa yang baru, jadi mohon kesabarannya.

Salam,

Hari Prabowo ( INVESTA )
WA.087700085334

9 May 2017


Peserta pelatihan LIVE TRADING di
SEMARANG.
-----------------------------
TGL. 9 MEI 2017

1. Eko YB
2. Ike
3. Yudit
4. Baedowi
5. Iwan
6. Syamsiyatun
7. Sigid Widyatmoko
8. Ira Dewi
9. Albert
10. Meykardo
11. Iin
12. Wakhid
13. Indrawati
14. I Gusti Putuwati
15. Susi
16. Yuriko
17. Henry.
OD 185
Nikel
Hasan Zein Mahmud
Investor saham, Instruktur pada LP3M INVESTA

Konon bursa saham menyediakan mekanisme yang memfasilitasi transfer kakayaan dari orang yang tidak sabar kepada orang yang sabar. Dan sabar, meminjam A.A. Milne, adalah arus tenang di sungai yang dalam. Tak pernah tergesa.  Yakin akan sampai ke muara, apapun rintangannya.

Kini para pemegang saham perusahaan yang menambang nikel, di BEI dan di dunia, ditantang untuk membuktikan kebenaran frasa di atas. Menyimak laporan tahunan PT. Vale Indonesia Tbk (INCO) tahun buku 2016, harga nikel menyentuh titik terrendahnya bulan Februari 2016 pada USD 7.700 per ton, hampir seperempat harga tertingginya di tahun 2011, USD 29.300. Tertolong oleh larangan ekspor bijih nikel oleh pemerintah Indonesia dan penutupan sebagian tambang nikel di Filipina, - karena isu lingkungan, yang mengakibatkan turunnya pasokan negara itu hingga 50%, - telah mengangkat kembali harga nikel, pada pertengahan ke dua 2016. Selama paruh ke dua 2016 harga rata rata bijih nikel berada di atas $ 9.000 per ton.

Akibat penurunan itu, kinerja keuangan NICO menurun tajam. Laba bersih 2016 sebesar US$ 1,9 juta hanya sekitar 4% dari laba bersih 2015, US$ 50,5 juta. PT. Aneka Tambanga (Persero) Tbk (ANTM) yang mengandalkan 26% pendapatannya dari nikel dan feronikel bahkan mengalami kinerja yang lebih buruk. Menderita rugi bersih dua tahun berturut turut 2014 dan 2015, dengan kumulatif rugi Rp 2 triliun. Namun sejak 2H16 juga mulai menjukkkan kinerja positif.  Perlu dicatat bahwa terbebasnya bottom line keuangan ANTM 2016 sebagian tertolong oleh surplus revaluasi aktiva tetap.

Sektor pertambangan umumnya berhadapan dengan kendala eksternal yang sering kaliberada di luar kendali manajemen, seperti kondisi pasar, perubahan peraturan perundangan dan kebijakan pemerintah, bahkan terkadang di luar kendali manusia seperti keadaan alam yang tidak menguntungkan.

Sejatinya penurunan harga nikel membawa blessing in disguise bagai INCO dan ANTM. INCO berusaha keras melakukan penghematan agar bottom line perusahaan tetap postif. Komitmen perusahaan ini terhadap keberlangsungan usaha dan penciptaan nilai bagi para pemegang saham, layak mendapat apresiasi. Untuk menekan biaya, INCO memacu produksi mencapai puncak, mengupayakan penurunan biaya dari skala ekonomis produksi, konversi bahan bakar HFSO ke batu bara, optimalisasi belanja modal, melakukan efisiensi dengan inovasi dan keterlibatan, memperbaiki proses produksi, meningkatkan komitmen dan produkstivitas sumber daya manusia. Hasilnya luar biasa! INCO di tahun buku 2016 mampu menurunkan Biaya Pokok Penjualan sebesar 14% dan mampu mempertahankan labanya tetap positif, walau tipis.

Di divisi nikel, ANTM melakukan upaya yang sama. Meningkatkan skala ekonomis, mengubah bahan bakar PLTD dari BBM ke gas sehingga mampu menjadi salah satu produsen feronikel dengan komposisi biaya terendah di dunia. Cash cost untuk periode tahun 2015 sebesar US$4,29 per pon.

Kenaikan harga nikel di ujung tahun 2016 merupakan berkah. Kalau dengan harga pasar yang tertekan saja kedua perusahaan itu mampu bertahan, maka kenaikan harga akan lebih memastikan keuntungan perusahaan di tahun 2017 ini. Melirik laporan keuangan INCO 1Q17, kita masih menamukan rugi bersih. Namun rugi bersih itu jauh lebih kecil dibandingkan hasil periode 1Q16. Selama kuartal pertama tahun ini INCO mengalami kenaikan pendapatan cukup tajam dari $ 109 juta kwartal 1 tahun lalu menjadi $144 juta. Sehingga rugi kotor  menurun dari $14,2  juta pada 1Q16 menjadi tinggal $2,5 periode 1Q17.

Pada periode yang sama ANTM mengalami penurunan penjualan dari Rp 1,982 triliun ke  Rp 1,651 triliun, Laba kotor turun dari Rp 108,8 miliar menjadi Rp 82,5 miliar. Rugi usaha meningkat dari Rp 50,5 miliar menjadi Rp 84,5 miliar. Tertolong oleh pos pendapatan lain lain ANTM memperoleh laba sebesar Rp 6,6 miliar, leebih tinggi dari laba 1Q16 Rp 5,3 miliar. Saya menyimpan pertanyaan tentang kenapa ANTM tidak memperoleh manfaat dari kenaikan emas, beberapa hari, bulan April lalu, ketika geopolitik Suriah dan semenanjung Korea memanas.  Sebagai satu satunya unit usaha yang berakreditasi LBMA di Indonesia, ANTM memiliki posisi unggul untuk memanfaatkan gejolak harga emas dunia.

Dibukanya kembali tambang tambang di Filipina, dan dibukanya kran ekspor bijih nikle dari Indonesia membuat pasar nikel mengalami kelebihan pasok. Persediaan logam di LME meningkat sampai 100.000 ton. N News Now tanggal 5 Mei melaporkan: “The dismissal of Regina Lopez from her role as chief of the Philippines’ Department of Environment and Natural Resources (DENR) on Wednesday May 3 removed an uncertainty but also a prop for nickel prices”. Akibatnya: “Nickel is at its lowest since June 2016, having declined over $500 per tonne  over the last three days
Situasi itu memperburuk ramalan bank Dunia yang dipublikasikan April lalu. “New World Bank outlook for commodities predict 32% price jump for zinc and 18% for copper and lead, but outlook for nickel price in 2017 is murky”. (Mining .com 26 April 2017).

Nikel memang tersedia melimpah sekali di bumi, terutama di dalam perut bumi. Pada tahun 2012, setidaknya ada lima negara yang produksi nikel tahunannya melebihi 200.000 ton. Negara negara itu adalah Indonesia, Filipina, Rusia, Kanada dan Australia. Belum lagi memperhitungkan negara negara yang memiliki deposit sedemikian besar, walaupun produksinya belum optimal, seperti Kaledonia Baru.

Untungnya, nikel digunakan di banyak sekali bidang kegiatan. Because nickel increases an alloy's resistance to corrosion and its ability to withstand extreme temperatures, equipment and parts made of nickel-bearing alloys are often used in harsh environments, such as those in chemical plants, petroleum refineries, jet engines, power generation facilities, and offshore installations. Medical equipment, cookware, and cutlery” (Nickel Institute).
Sekitar 65% nikel diproses menjadi stainless steel, dan stainless steel digunakan di berbagai industri dan rumah tangga, seperti arsitektur dan konstruksi, otomotoif dan alat transportasi, medis, industri alat berat, kimia dan energi, sampai peralatan rumah tangga.

Nampaknya, para pemegang saham INCO, dan, dalam batas tertentu, juga ANTM harus mempertebal kesabarannya, kalau ingin mempertebal pundi dalam jangka panjang. Harga saham INCO telah turun dari harga tertingginya minggu lalu Rp 2.300 ke Rp 1.980 pada penutupan perdagangan Jum’at 5 Mei. Pada saat bersamaan, saham ANTM tergerus dari Rp 715 menjadi Rp 630.  Mudah mudahan Moliere benar, bahwa pohon yang tumbuh lambat sering juga menghasilkan buah yang terbaik.

8 May 2017

Peserta pelatihan LIVE TRADING di
SEMARANG.
-----------------------------
TGL. 8 MEI 2017

1. Djoko
2. Sugeng Triyono
3. Rina
4. Pebrian
5. Slamet Ilyas
6. Ferry Ferdinal
7. Donny
8. Hadi Chandra
9. Syafaat
10. Ani Susanti
11. Hasan
12. Yulianto
13. Handoko
14. Rahardian
15. Agus Wakhid
16. Edi (Brebes)

7 May 2017

Para anggota Komunitas Investa / Investa Community dan nasabah BNI Sekuritas Semarang serta pembaca yang budiman,

Sebagaimana kewajaran dalam setiap investasi saham yaitu NAIK atau TURUN, dan itu seharusnya sudah dipahami oleh setiap investor atau trader. Selain itu investor / trader juga harus mengetahui bahwa karakter investasi saham sangat berbeda dengan investasi yang lain apalagi deposito. Janganlah menjadi investor saham hanya diliputi kegalauan dan rasa was2 yang berlebihan sehingga terasa tidur tidak nyaman dan makan tidak enak apabila saham2 yang dibeli harganya sedang TURUN.

Sebagaimana pengalaman saya yang juga pernah "terjebak" dalam suatu saham ketika saham yang saya beli turun berlanjut sampai 5 bulan sehingga harga saham turun 30% dari harga saat belinya dan ternayata ketika harga saham itu naik hanya dalam waktu 2 pekan sudah melewati harga belinya semula.

Namun saya melihat kembali apakah saya salah memilih perusahaan yang sahamnya saya beli atau sekedar salah harga ?? karena saya membeli saham selalu saya dasari dengan Fundamental, Prospek dan juga Chart.
Saya berpikir kalau dasar utamanya adalah fundamental dan prospek sedangkan Chart (TA) sebagai acuan kapan saat beli dan jualnya, maka saya berpendapat kita hanya butuh "waktu menunggu" target hasil (gain) yang kita inginkan.

Karena pada dasarnya ada dua kesalahan utama dalam investasi yaitu kesalahan MEMILIH SAHAM PERUSAHAANNYA atau SALAH HARGANYA.
Jika salah HARGANYA namun pilihan PERUSAHAANNYA sudah benar maka suatu saat harga tersebut akan kembali lagi dalam waktu tertentu (tentu bisa cepat atau lama). Jadi kita cukup sabar dengan menunggu waktu, bila pembandingnya bunga obligasi 10% setahun bunga deposito 7% setahun maka bila harga sahamnya bisa naik 20% setahun walau pernah turun selama 5 bulan maka itu ujungnya kita telah berhasil memperoleh Gain / keuntungan dalam investasi di saham.

Lain lagi kalau kita salah mempilih perusahaan yang artinya kita telah memegang resiko yang besar dan bahkan bisa habis modal kita, sebagai contoh adalah perusahaan seperti KARK, SIAP, INVS yang saat ini malah sudah disuspen oleh pihak Bursa dan bahkan ada yang sudah didelisting. Contoh terbaru yaitu CPGT yang dipailitkan maka ini resiko ketika saham memilih perusahaan.

Sayangnya banyak yang mengaku sebagai investor tetapi pinginnya serba cepat, beli sekarang besuk harganya sahamnya naik tinggi !! Nah karakter investasi saham memang tidak seperti itu, kita memang mesti punya waktu menunggu bahwa nanti bisa lebih cepat ya itu lebih baik tetapi kita harus berpikir investasi di pasar modal itu investasi jangka panjang. Waktu yang membuktikan, apalagi kita juga punya strategi average down artinya kita membeli saham yang sama dengan diharga yang lebih murah sehingga menurunkan harga rata2nya. Ini tentu jika pilihan saham kita benar.

Jadi janganlah kita cepat galau jika berniat jadi investor saham, untuk itu pilihan saham memang yang utama, bisa terjadi penurunan harga untuk sementara tetapi jangka panjang  diharapkan akan menuai hasil.

Kami  INFOKAN bahwa PELATIHAN INVESTOR yang akan datang Tg 19 & 20 Mei 2017 di SURABAYA (Tgl,19 Mei untuk LIVE TRADING !! )
Bagi yang berminat silahkan daftar melalui WA 087700085334 atau email investa.p3m@gmail.com. (milinal 20 peserta).

Notes: buat investor yang ingin bergabung di grup Komunitas Investa bisa daftar ke no WA 087700085334. dengan menyebutkan nama, umur dan kotanya.
Mengingat kuota grup WA yang lama sudah maksimal maka kami sedang menyiapkan grup Investa yang baru, jadi mohon kesabarannya.


Salam,

Hari Prabowo ( INVESTA )
WA.087700085334

3 May 2017

Para Komunitas Investa dan nasabah BNI Sekuritas Semarang serta pembaca yang budiman,

IHSG turun 0,17% itu biasa tapi kemarin beberapa sahabat2 investor yang memegang saham lapis dua dan tiga banyak mengeluh lantaran harga sahamnya beberapa anjlok parah. Ada yang salah dengan saham2 tersebut? kenapa bisa terjadi? kapan bisa mantul naik lagi?. Itulah beberapa pertanyaan dari beberapa investor kepada saya kemarin sampai malam tadi.

Secara umum bahwa salah satu karakter saham lapis dua dan tiga itu naik maupun turun akan menghasilkan presentse (%) yang cukup signifikan. Misalnya harga saham dibawah 100 itu setiap kenaik satu rupiah berarti sudah 1% nah kalau lima rupiah itu sudah 5% dan selanjutnya untuk saham2 yang lebih tinggi tentu akan proposional persentasenya. 

Menjawab pertanyaan penurunan harga2 beberapa saham kemarin, saya berpendapat bahwa ada dua kemungkinan yaitu:

1. Saya perhatikan beberapa saham yang turun signifikan kemarin ternyata kalau kita lihat kebelakag dalam 3 bulan terakhir telah mengalami KENAIKAN HARGANYA SUDAH SANGAT TINGGI sehingga wajar saja kalau terjadi koreksi saat ini. Karena pada dasarnya harga saham itu naik maupun turun selalu bergelombang dan bukan seperti garis lurus. Misalnya kenaikan harga saham tiga bulan terakhir untuk INDY  24%, MEDC 94%, KBLI 101%, HRUM 27%. 

2. Atau bisa juga saham2 tersebut dalam Laporan Keuangan akhir tahun 2016 atau akhir bl.Maret 2017 memang mengalami pertumbuhan yang NEGATIF sehingga harga saham pada dasarnya akan menyesuaikan fundamentalnya.

Jadi sebagai investor setidaknya perhatikan dua hal tersebut sehingga kita punya acuan untuk memilih saham serta harga yang ideal. Jangan suka mengejar "layang2 putus" atau mengejar harga saham yang sudah dipucuk yang akibatnya ketika hatga koreksi lantas baru bertanya KENAPA HARGANYA TURUN?? tidak melihat bahwa ketika sedang beli itu ternyata diharga yang tinggi.

Mungkin saja pilihan sahamnya sudah benar namun masuk pada harga dan timing yang salah,  akibatnya mesti sabar ketika harga sedang koreksi. 
Namun bila kita memilih mendasarkan pada Fundamental dan Prospek Emiten yang bagus dan apalagi kita kombinasikan secara Teknikal ketika beli dan jualnya maka kita hanya butuh kesabaran waktu saja untuk menunggu harga naik kembali.

Mari kita instropeksi diri apakah kita sudah punya pengetahuan yang menjadi pedoman dalam investasi?? Kita bukan sedang berjudi bukan,,? 
Rata2 investor / Trader maunya selalu cepat meraih keuntungan tapi pasar tidak selalu menuruti kehendak kita. Sabar dan Disiplin mungkin salah satu motto yang baik.

Harga saham "tidak akan turun terus dan juga  tidak naik terus" dan kita jangan pernah galau ketika terjadi koreksi harga sepanjang saham kita didasarkan fundamental dan prospek yang baik.

Kami  INFO bahwa PELATIHAN INVESTOR yang akan datang Tgl.13 & 14 Mei 2017 di BANDUNG dan tgl.20 &  21 Mei 2017 di SURABAYA.
Bagi yang berminat silahkan daftar melalui WA 087700085334 atau email investa.p3m@gmail.com.
Notes: buat investor yang ingin bergabung di grup Komunitas Investa bisa daftar ke no WA 087700085334. dengan menyebutkan nama, umur dan kotanya.
Mengingat kuota grup WA yang lama sudah maksimal maka kami sedang menyiapkan grup Investa yang baru, jadi mohon kesabarannya.
Salam,

Hari Prabowo ( INVESTA )
WA.087700085334
ga tidak akan naik terus" itu yahus kita pahami agar kita Sabar dan disiplin. Jangan galau ketika saham sedang koreksi sepanjang saham kita mempunyai Fundamental dan Prospek yang baik.

Anda paling tertarik pada artikel apa ?

Flag Counter
Powered by Blogger.

.

.

.