10 Oct 2016


Para Komunitas investa, para Nasabah BNI Securities Semarang dan para pembaca yang budiman,

Dalam tiga hari bertutur-turut IHSG terus melemah dengan posisi terakhir 5377 sekaligus menerobos dibawaj 5400. Namun dalam sepekan kemarin masih tumbuh 0,23% dan dalam sebulan terakhir naik 0,11% serta YTD (tahun berjalan) tumbuh 18,8%.  IHSG juga tertekan oleh Net Sell asing sebesar Rp.760 M pada akhir pekan baik di pasar Reguler maupun Pasar Negosiasi. Beberapa saham Blue Chips penopang IHSG mengalami penurunan harga antara lain BBRI, HMSP, GGRM, ASII, UNVR, TLKM , SMGR. Walaupun kita ketahui bahwa saham2 tersebut adalah dari emiten yang mempunyai kinerja yang bagus dan selalu membagikan deviden setiap tahun.

Ini yang membuktikan bahwa harga saham di bursa ini akan "bergoyang"  dipengaruhi oleh berbagai faktor sehingga saham yang bagus secara fundamental suatu saat bisa juga mengalami penurunan. Pengaruh2 eksternal, makro ekonomi, kebijakan pemerintah bahkan politik pun bisa saja berpengaruh keharga saham. Disinilah kita kembali harus bisa membuat suatu analisa apakah penurunan suatu saham atau bahkan IHSG itu bersifat temporer atau berkepanjangan, semua tentu ada sebab dan akibat.

Dari analisa kita itulah kita bisa mengambil suatu keputusan trading / investasi serta pilihan saham yang paling cocok dengan kondisi saat ini untuk suatu harapan yang akan datang. Sekali lagi bahwa kitalah yang harus menyesuaikan kondisi pasar setiap saat dengan melihat dan "merasakan" transaksi perdagangan di bursa. Makanya seorang investor yang punya jam terbang yang tinggi akan semakin peka dan sensitif terhadap kondisi pasar.

Pasar sepekan kemarin diwarnai dua saham papan bawah (klas bawah 100) yang kembali "bangun tidur panjang" yaitu BUMI dan TRAM. Kedua saham tersebut sama2 terbelit hutang dan mengalami kinerja yang merugi. Cuma saja kalau kita berperan sebagai trader maka kedua saham ini pasti tidak lolos dari pengamatan karena punya frekuensi yang tinggi sejak 3 hari terakhir ini.

Namun demikian kita juga harus bisa memilah2 saham yang punya prospek atau justru punya resiko tinggi. Kalu harus memilih kedua saham BUMI dan TRAM dengan catatan hanya buat trading sementara maka  saya lebih memilih TRAM, sekali lagi hanya untyuk trading. Melihat dari Kinerja per Smester kedua 2016 TRAM sudah bisa memperoleh LABA USAHA (walau lmasih mengalami rugi bersih keseluruhan masih). Padahal tahun lalu periode yang sama Tram masih membukukan Rugi $57.9 jadi ada peningkatan kinerja yang lumayan untuk TRAM.

Sedangkan untuk BUMI saat ini sedang mengalami permasalahan serus penyelesain hutang yang menjadi "penyakit kronis" selama ini. Memang kedua saham tersebut sama2 sedang "SAKIT". Makanya hanya bisa untuk trading sesaat, cuma memanfaatkan pantulan2 yang bisa digunakan sebagai peluang mencari gain jangka pendek. Tetapi juga harus diperhatikan pula Resikonya karena kedua saham tersebut juga punya resiko yang tinggi.
Kita sudah mengalami bagaimana BUMI bangkit dan TIDUR lagi berkepanjangan namun kalau TRAM kita baru merasakan kali ini ketika bangun tidur panjang mungkinkah tidur lagi...atau benar2 akan berlari lagi dan jadi sehat. Kita perlu mengujinya. Diharga bawah 75 saya akan mencoba keberuntungan di TRAM.

Perhatikan juga saham2 yang loyal memberikan deviden seperti BJTM, BJBR dan UNVR. Jika kita ingin mebdapatkan deviden yang tinggi silahkan beli sebelum EX Deviden, nikmati devidennya dan jual lagi sahamnya. Treder memang harus kreatif gitu lho....

Salam.

Hari Prabowo ( INVESTA )
WA.087700085334
Pin 2b7dd5ee

0 komentar:

Post a Comment

Mohon menulis komentar dengan bahasa yang baik tidak mengandung unsur sara, politik dan iklan.

Anda paling tertarik pada artikel apa ?

Flag Counter
Powered by Blogger.

.

.

.