Sehari setelah FED mengumumkan bahwa sementara "belum" akan menaikkan suku bunganya nilai Rupiah terhadap US Dolar malah semakin lemah, kalau menurut kurs tengah BI ada di 14.463 dan IHSG pun berakhir mixed.
DOW akhir pekan juga ditutup turun 1,74%, Bursa Eropa rata2 turun 2% dan EIDO juga turun 3,19% !! Kalau melihat kondisi tersebut nampaknya berat untuk IHSG bisa menanjak hari ini, "tanggap lingkungan" mungkin sperti itu.
Banyak yang bertanya2 dari para pembaca maupun nasabah BNI Securities Semarang tentang suku bunga FED itu sebaiknya naik apa tidak, koq saya jadi bingung katanya.
Saya bisa memaklumi pertanyaan beberapa teman tersebut, jika suku bunga FED naik khawatir Rupiah akan semakin anjlok dan IHSG akan turun juga. Namun ketika FED menunda kenaikan bunganya Rupiah juga tetap saja turrun dan ini berpotensi menekan IHSG. Jadi kita selalu dalam kondisi yang tidak menguntungkan.
Walaupun belum tentu benar tapi sekedar sharing saya berpendapat bahwa FED hanyalah "menunda" untuk menaikkan suku bunganya dan penundaan inilah yang menimbulkan "ketidak pastian". Namun pelaku pasar justru merasa kesulitan melakukan prediksi berbagai kemungkinan2 kedepan.
Berbeda jika FED menaikkan suku bunga, menurut saya sebaikanya dimulai dari angka yang terkecil misal 0,25% sehingga pelaku pasar merasa lebih pasti dan tinggal melakukan adjusment atau penyesuaian sesuatunya. Sekalipun pada awalnya akan ada dampaknya terhadap nilai rupiah kita tetapi saya kira sifatnya sementara dibandingkan saat ini yang menebak-nebak kapan akan naik dan berapa kenaikkannya??
Apapun memang demikianlah keadaannya saat ini, terkembali kepada kita sendiri menyikapi konidisi pasar yang akan menjadikan IHSG volatilitas. Tetapi kalau sebagai trader bisa memanfaatkan volatilitas saya kira akan menjadi biasa dan malah bisa mendapatkan peluang.
Saran saya mulailah dengan meringkas jumlah saham yang anda tradingkan supaya lebih mudah pengamatannya. Mungkin saat ini 3 atau 4 saham cukup ideal. Strateginya dengan menunggu diharga bawah yang dianggap murah atau justru membeli ketika suatu saham memperlihatkan tanda2 (sinyal) mulai naik setelah harga turrun beberapa waktu.
Untuk saat ini jangan mengejar saham yang sudah naik beberapa hari karena kondisi sangat berbeda jika dalam keadaan normal. Biasanya suatu harga saham akan saling mempengaruhi terutama dalam sektor yang sama. Jika ada satu saham yang sudah naik terus akan mengundang profit taking dan pindah ke saham lain yang masih relatif murah.
Kondisi pasar saat ini transaksinya menurun drastis itu karena kebanyakan investor melakukan istirahan transaksinya, kecuali traders yang susah meninggalkan monitor karena sudah merupakan "pekerjaan" sehari2.
Tetapi sekali lagi tradinglah dengan hatri2 dalam kondisi yang serba "bingung"
karena yang bingung sebenarnya banyak pihak termasuk FED sendiri yang bingung memutuskan suku bunganya.
Salam.INVESTA
Pin, 2b7dd5ee (wajib ketik "salam investa" setelah invite dan terkonfirmasi)
email: investa.p3m@gmail.com
0 komentar:
Post a Comment
Mohon menulis komentar dengan bahasa yang baik tidak mengandung unsur sara, politik dan iklan.