5 Jun 2015

Yth.Para Pembaca yang Budiman dan Nasabah BNI Securities semarang,

Ada beberapa teman2 investor yang bertanya apakah kondisi Bursa akan mengalami "crash" seperti th 2008 ? Menurut saya moga2  tidak separah itu. Saya telah mengalami kejatuhan Bursa dua kali yaitu th.1998 dan 2008,  Memang salah satu indikasinya adalah diawali kejatuhan mata uang Rupiah terhadap US Dollar. Turunnya Rupiah itu juga bisa disebabkan berbagai hal baik dari eksternal maupun internal. Yang pasti kejatuhan mata uang kita mempunyai dampak yang sangat parah bagi berbagai usaha.

Nah kita lihat saja saat ini nilai rupiah kita sudah tembus 12.300 dan kalau dihitung dari awal th.sudah turun 5,9%. Sekedar membandingkan bahwa ketika Krisis th.2008 Rupiah sempat jatuh di 12.650 dan waktu itu IHSG 1241.
Ketika Krismon th.1998 Rupiah jatuh di level 16.650. dan itu terendah selama ini.

Memang pelemahan mata uang saat ini melanda berbagai negara lain juga tapi kita mesti lihat struktur utang masing2 negara berbeda2 termasuk juga posisi neraca perdagangannya. Kita sadar bahwa komposisi utang kita dalam bentuk US Dollar cukup besar, sehingga setiap pelemahan Rupiah otomatis menambah beban utang.
Utang2 tersebut bukan hanya Pemerintah tetapi juga utang Swasta termasuk beberapa emiten kita yg sahamnya tercatat diperdagangkan di Bursa.

Anda bisa bayangkan betapa berat Perusahaan2 itu harus menanggung depresiasi rupiah dan beban bunganya, apalagi kalau pendapatannya dalam bentuk rupiah sedangkan bahan baku maupun utangnya dalam bentuk dollar.
Sehingga nantinya akan nampak di beaya "selisih kurs" dalam Laporan Keuangan Perusahaan.

Jadi kita sebagai investor sebaiknya bisa mulai membaca Laporan Keuangan sehingga bisa mengetahui kinerja Perusahaan (Analisa Fundamental) sekalipun dasar2nya guna pertimbangan dalam memilih saham2 yang ada.

Beberapa indikasi yang negatif terhadap kondisi Bursa bisa kita cermati mulai dari pertumbuhan ekonomi yg melambat, rupiah yang melemah, cadangan devisa yang berkurang dan inflasi yg merangkak naik akhir2 ini telah membuat IHSG kita terus tergerus bahkan sudah dibawah awal th 2015.

Kondisi ini harus segera mendapat perhatian serius dari Pemerintah kalau tidak mau terjadi adegan ulang seperti tahun 2008 atau bahkan 1998.
TIdak hanya Pemerintah tapi juga Wakil2 Rakyat di Legislatif supaya bahu membahu mengatasi kondisi ini sebelum semakin parah.
Karena kita tau akibatnya jika ekonomi jatuh maka dampaknya bisa kemana2.

Saya kira pada semester pertama th ini kondisi Bursa masih sulit untuk bangkit sehingga para investor saham sebaiknya waspada dan menjaga posisi portofolio antara uang tunai, simpanan di bank dan saham / reksa dana.
Kapan kita masuk  dan kapan kita mesti keluar dari Bursa mesti diprediksi secara cermat agar bisa menjaga resiko sekaligus menhgarap hasil yang maksimal.

Selebihnya hal ini akan saya ulas tuntas dalam pelatihan tgl.6 dan 7 Juni hari Sabtu dan Minggu ini di hotel Patra Jasa Jakarta. Mau ikut ?? hubungi kami hari ini juga supaya kami bisa sediakan tempatnya. (Tlp.087832826865)
Selain itu ada beberapa materi lain yang akan kami kupas yaitu: Aksi Korporasi, Bandarmologi, Transaksi Investor Asing, Teknikal Analisis dan Fundamental Analisis.
Setelah ikut Pelatihan Investor ini bedakan kemampuan anda dalam investasi dengan sebelumnya.

Salam,

INVESTA (Hari Prabowo)
Pin.2b7dd5ee

0 komentar:

Post a Comment

Mohon menulis komentar dengan bahasa yang baik tidak mengandung unsur sara, politik dan iklan.

Anda paling tertarik pada artikel apa ?

Flag Counter
Powered by Blogger.

.

.

.