IHSG benarkah ingin mengejar ketinggalannya? kemarin seperti banteng tercambuk langsung lari kencang ditutup naik 3,35% (4522). Indikasi kenaikkan IHSG seperti yg sering saya ulas adalah dimulai kenaikkan saham2 Perbankan papan atas yg naik signifikan dan disusul saham2 lainnya. Semua sektor mengalami kenaikan. Saham2 BC seperti ASII, GGRM, UNVR, BMRI, BBRI, SMGR, BBCA naik rata2 diatas 5%.
Apakah Bursa kita sudah keluar dari kondisi Bearish?? Saya kira kita masih perlu mencermati perkembangan berikutnya dulu, dan saya masih melihat besaran ekonomi misalnya nilai rupiah, inflasi dan posisi transaksi investor Asing. Kemarin nilai rupiah masih kembali melemah dikisaran 11.423, walau Asing net buy 480 M.
Bursa Global dipimpin DOW memang sudah naik lebih dulu, DOW akhir Desember 2012 masih dibawah 13000 dan saat ini sudah hampir 15.500. (+ 19%). Sedangkan IHSG akhir Des 2012 di level 4300 atau baru naik 5%, dari perbandingan ini memang IHSG masih jauh tertinggal. Dulu PER rata2 di BEI memang terlalu tinggi dibandingkan bursa yg lain ketika IHSG sempat 5200.
Kemungkinan hari ini IHSG masih punya potensi naik kembali, tetapi mungkin tidak sebesar kemarin, potensi aksi jual untuk merealisir keuntungan tentu ada dan itu hal yang wajar setiap kali ada kenaikkan yang signifikan.
Yang perlu diperhatikan biasanya setelah saham2 BC naik tinggi dan terjadi stagnasi maka bisa perhatikan saham2 line dua dan tiga yang tidak kalau "gurihnya" kalau pilihannya benar. Secara presentasi malah bisa lebih besar, karena kenaikkan beberapa poin bisa lumayan juga, tinggal volumenya terserah masing2.
Saham2 saya koleksi minggu lalu hampir tinggal 20% karena jemuran sore kemarin dah terangkut semua, tinggal yang di kulkas seperti BIPI, INDX, KKGI masih ada, moga2 minggu ini bisa diangkut juga he..hee..
Saya akan mulai konsen ke saham2 berfundamental bagus tapi harganya masih ketinggalan seperti KIJA, CNKO, KBLI, INKP dan AISA serta tidak menutup kemungkinan trading untuk saham2 yang uptrend.
Kemarin saya nekad main BRMS dan bersyukur tiga kali putaran semua dapat cuan, dan masih punya saham PRAS di 205 yg keburu AR kanan sehingga sabar jualnya, moga2 hari ini bisa AR lagi he..hee ngarep.com.
"Main" saham seperti ini memang butuh seni dan persiapan mental tersendiri. Lihat saja saham selain BRMS ada juga ADMG dan VIVA yg pergerakkannya sangat volatile sekali. bisakah saham VIVA dan BRMS menuju 200 pekan ini?
Buat yang mau trading bareng bisa gabung di blog investalpppm.blogspot.com siapa tau kita dapat rejeki bersama...saya berusaha menemani bila waktunya memungkinkan.
salam, investa
17 Sept 2013
06:29
Unknown
Ulasan Harian
No comments
Related Posts:
BATU BARA YANG TETAP MEMBARA Dalam konsepsi saya selama ini, harga batu bara berkorelasi positif dengan harga minyak bumi. Saya yakin saya tidak sendiri. Pernah saya baca seorang pakar menyatakan bahwa harga minyak bumi (spot WTI di Nymex, New York Me… Read More
PELATIHAN ONLINE UNTUK INVESTOR PEMULA Invetasi di Pasar Modal bukanlah GAMBLING meskipun dalam perdagangan di Bursa terjadi fluktuasi harga saham yang tinggi. Investor tidak hanya bisa bermodal uang saja tetapi membutuhkan pengetahuan mulai dari memahahi… Read More
INVESTOR SAHAM { KORBAN LAGI....) Para anggota grup Investa, para nasabah BNI Securities Semarang dan para pembaca yang budiman, Belum usai "tergerus" masalah saham DGIK yg didakwa Korupsi kini Investor "tersapu" masalah saham AISA yang p… Read More
KORUPSI KORPORASI ( Kasus saham DGIK ) Belum lama Presiden Joko Widodo menyempatkan datang ke Bursa Efek Indonesia guna memberikan dukungan untuk perkembangan Pasar Modal kita. Berbagai upaya dilakukan baik oleh Otoritas Jasa Keuangan ( OJK) maupun Bursa Efek… Read More
IHSG MASUK ANGIN Para anggota grup Investa, para nasabah BNI Securities Semarang dan para pembaca yang budiman, Di awali dengan gangguan di sistem perdagangan JATS di BEI sehingga sempat di hentikan sementara perdagangan dan baru normal ja… Read More
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment
Mohon menulis komentar dengan bahasa yang baik tidak mengandung unsur sara, politik dan iklan.