Para Investor Komunitas investa, para Nasabah BNI Securities Semarang dan para pembaca yang budiman,
Seperti kita ketahui sepekan kemarin IHSG mengalami turbulensi dengan ditutup Jum'at lalu diposisi 5321 atau minus 4% (atau 2,22%sepekan). Ini merupakan terendah sejak 3 bulan terakhir walaupun secara YTD masih naik 15,6% tahun ini. Investor asing net sell Rp.3 Trilyun dan rupiah juga melemah menjadi Rp.13.365,- terhadap US $.
Situasi ini menyebabkan pelaku pasar melepas portofolionya termasuk saham2 yang yang ada di Bursa Efek kita terutama oleh investor asing. Saham2 Blue Chip yang menjadi sasaran tekanan asing seperti ASII, UNVR, TLKM, BBRI, BBCA, HMSP, GGRM yang rata2 turun lebih 4%.
Demikian pula pelemahan Rupiah juga mengakibatkan emiten2 yang produknya banyak import bahan baku dan penjualannya dalam bentuk Rupiah mengalami dampak negatif. Tidak ketinggalan emiten yang punya hutang dalam bentuk US $ akan juga bisa terpengaruh utamanya dari "selisih kurs".
Lantas apakah tekanan ini akan berlangsung lama?? Menurut prediksi saya resiko politik yang diakibatkan pergantian Presiden apalagi dari negara lain tidaklah berlangsung lama dan sifatnya sementara. Apalagi saya memandang bahwa apa yang dikatakan Donald Trum tersebut belum pasti terjadi mengingat masih ada pihak2 yang mungkin akan memberikan masukkan atau usulan kepada Presiden terpilih. Sehingga saya tidak akan berlebihan dengan rasa khawatir yang terlalu besar. Siapapun Presidennya pasti punya keinginan dan tujuan yang baik.
Jika IHSG rebound pastilah diawali dengan saham2 BC ini baru diikuti saham2 lapis dua dan tiga. Sehingga kesempatan untuk menata portofolio masing2 dengan bobot saham BC bisa diperbesar mengingat harganya saat ini terdiscount cukup besar. Gunakan strategi BOW jika masih ada tekanan turundalam beberapa hari ini.
Notes: buat investor yang ingin bergabung di grup Komunitas Investa bisa daftar ke no WA 087700085334. dengan menyebutkan nama dan kotanya.
Salam,
0 komentar:
Post a Comment
Mohon menulis komentar dengan bahasa yang baik tidak mengandung unsur sara, politik dan iklan.