7 Nov 2014

Mohon maaf sebelumnya karena dua hari tidak sempat menyajikan ulasan Teh Anget pagi hari karena harus menyelesaiakan pekerjaan di Jakarta.

IHSG ternyata belum mampu melewati angka 5100, bahkan kemarin kembali mundur di 5034 atau minus 0,6%. ternyata IHSG tidak selalu sejalan dengan DOW yang terus melaju sehingga menembus Indek tertingginya. Ekonomi AS memang sedang membaik. Kondisi bursa memang mencerminkan kondisi perekonomian negara.

Terakhir saya menyoroti penurunan saham pakan ternak yang turun tajam, ternyata sampai kemarin masih juga berdarah-darah karena ketiga saham sektor ternak MAIN, CPIN dan JPFA mengalami penurunan, bahkan MAIN turun 6%. Masihkan harga saham tersbut belum mencerminkan kewajaran atas penurunan Kinerjanya yang memang anjlok?.
Ini resiko tetapi juga bisa menjadi peluang bila sebagai trader bisa memanfaatkan waktu yang tepat untuk masuk ketika saham tertekan, karena bila penurunan tersebut sudah melewati batas harga wajar maka sangat berpotensi untuk "mantul" menyesuaikan harga wajarnya.

Ingat bahwa investor / trader intu juga dipengaruhi unsur psikologi dan emosional masing2, ada kalanya investor menjual saham secara berlebihan karena panik dan emosi tanpa menghitung harga wajar sahamnya. Demikian sebaliknya  mengejar saham yang naik secara berlebihan takut ketinggalan. Ini yang terkadang bisa membuat investor rugi besar.
Sebaiknya mari kita trading dengan pertimbangan yang masak, kontrol psikologi dan emosi kita dengan memahami parameter Fundamental perusahaan dengan membandingkan harga pasar, nilai buku dan PER sahamnya.

Saya sendiri tertarik mengamati ketiga saham tersebut karena sebenarnya perusahaan yang sudah cukup lama beroperasi, jika penurunan harganya sudah melewati batas kewajaran (saat ini sedang saya hitung) maka saya tertarik untuk masuk dan memanfaatkan pantulan yang mungkin bisa mendapatkan rejeki jangka pendek.

Ada juga saham2 lapis tiga dan sering tidak dilirik investor, tetapi ternyata bisa mendapatkan cuan yang spektakuler (maaf ini bukan maksud saya untuk menganjurkan) seperti INDX, DSFI, SMRU yang akhir2 ini naik lebih 60% hanya dalam hitungan bulan bahkan harian.
Tentu saham2 seperti ini hanya untuk pemain yang benar2 tahan banting dan berani ambil resiko besar karena potensi naiknya juga bisa tak terduga. Tergantung bandar katanya he..hee..
 
Selamat trading banyak saham yang turun, tapi....ada juga yang naik lho..

Salam,

INVESTA
Pin. 2b7dd5ee (hanya untuk komunikasi tentang trading saham)

Related Posts:

  • PELATIHAN INVESTOR DI JAKARTA TGL.20 DAN 21 AGUSTUS 2016Kami LP3M INVESTA kembali akan menyelenggarakan Pelatihan Investor di JAKARTA guna memberikan tambahan pengetahuan para investor / trader agar bisa memahami berbagai hal tentang investasi di pasar modal khususnya saham.Mengin… Read More
  • JANGAN DUGEM MENYIKAPI IHSG MERAHPara Komunitas investa, para Nasabah BNI Securities Semarang dan para pembaca yang budiman,Investor lokal mungkin kemarin sebagian ada yang "Dugem" (Duduk Gemetar) setalah IHSG tambah turun 1 % dilevel  5.320 sehingga su… Read More
  • PASAR MASIH NYAMAN IHSG MENUJU 5500 ??Para Komunitas investa, para Nasabah BNI Securities Semarang dan para pembaca yang budiman,Sekalipun sempat merah tapi IHSG akhirnya ditutup dijalur hijau, beberapa saham yang sebelumnya sudah "relatif" tinggi kenaikan hargan… Read More
  • MITOS ATAU PROSPEK ??Para Komunitas investa, para Nasabah BNI Securities Semarang dan para pembaca yang budiman,Investor dan para Trader boleh kembali tersenyum, IHSG kembali menguat 1,67% dilevel 5461 setelah Sebelumnya sempat duduk gemetar lant… Read More
  • HARGA PASAR ATAU HARGA BANDAR ??Para Komunitas investa, para Nasabah BNI Securities Semarang dan para pembaca yang budiman,Awal pekan ini banyak yang menunggu apakah IHSG akan mantul keatas atau tambah longsor setelah 4 hari berturut2 melemah. Salah satu ju… Read More

0 komentar:

Post a Comment

Mohon menulis komentar dengan bahasa yang baik tidak mengandung unsur sara, politik dan iklan.

Anda paling tertarik pada artikel apa ?

Flag Counter
Powered by Blogger.

.

.

.