15 Jul 2014

Meski IHSG turun tipis (0,23%) kemarin namun seharian nampak IHSG masih dalam tekanan, demikian pula nilai Rupiah terhadap US$. Kondisi ini seperti yg saya prediksikan ketika akhir pekan lalu pasar mulai kesulitan untuk melanjutkan kanaikkannya setelah menembus 5000.
Eforia Pilpres sementara istirahat sejenak, dan ini Jokowi effect seri dua, mungkinkah ada Jokowi Effect seri tiga tgl.22 Juli besuk? atau jangan2 malah anti klimaks apalagi kalau kondisinya berbeda. 
Bursa tidak sedang berpolitik memang tapi Bursa rentan terhadap dituasi politik karena dalam investasi ini ada yg dinamakan Resiko Politik yaitu resiko atas perubahan kebijakan dari Pemerintah misalnya, dan kita tau Presiden adalah Pemimpin Pemerintahan. Maka Presiden memang harus orang yg punya komitmen untuk membuat semuanya lebih baik.

Para traders tetap silahkan trading dengan jurus yg jitu, SADIS yaitu Sabar dan Disiplin, tentu jika sudah berniat trading harian maka konsekuensinya rajin didepan monitor he..hee. karena perubahan harga saham saat ini demikian cepat. 
Market yg sedang bergerak turun memang relatif lebih susah mencari Gain tetapi kalau cermat tentu tidak menutup kemungkinan. Misalnya seperti yg kemarin saya ulas yaitu cari saham bagus yg sedang dalam tekanan berat (double minus) lebih dua kali (%) penurunan IHSG, dan kita mengharap pantulannya.

Ada beberapa saham yg punya sinyal kuat untuk melanjutkan kenaikkannya atau paling tidak penurunannya sudah terbatas dan berpotensi naik kembali versi saya yaitu KIJA, KAEF, MLPL, ERAA, ACES, BBTN. Silahkan cermati jika mantab baru masuk.
Meski DOW semalam naik tetapi saat ini belum bisa dipakai acuan karena situasinya lagi berbeda dengan kita, jadi bisa saja jalan sendiri2.
Hati2 untuk  saham yg sedang dalam monitoring Bandar seperti BIPI nampaknya setiap kali ritel beli banyak Bandar akan tekan terus sehingga ada baiknya jangan lawan dulu. Ingat info tentang BIPI akan Buy Back harga maksimal Rp.300,- ? moga2 itu bukan suatu jebakkan betmen saja.
Karena ketika ritel mulai membeli malah harga  meluncur dari 133 ke 121. Hati2 terhadap aksi2 semacam ini.

Saya dan Keneisha sedang mencoba membuat mutu dan kualitas blog lebih baik moga2 bulan depan sudah bisa ada perbaikkan buat kita bersama. Saran2 sangat kami harapkan.

salam, investa
pin 2B7DD5EE (sampaikan "salam investa" setelah terkoneksi, jika tidak ada salam investa terpaksa saya akan putuskan kembali karena BBm hanya untuk komunitas blog investa)

Related Posts:

  • SAHAM PILIHAN PEKAN INIInvestor yang masih memegang saham BWPT mulai bisa tersenyum, kurang dari 10 hari bursa harga sahamnya melejit 38%, sekarang pada posisi 417. Rumor penjualan saham BWPT sebesar 17% telah membuat harga saham ini naik signif… Read More
  • JAGA PSIKOLOGI HADAPI PASAR YANG LABILYth.Nasabah BNI Securities Semarang, Komunitas Investa dan Pembaca yang budiman,Mungkin banyak investor akhir2 ini yang merasa galau menyikapi kondisi pasar yang volatile, IHSG dan beberapa saham sulit diprediksi arahnya. S… Read More
  • PELATIHAN INVESTOR DI JAKARTA TGL.6 & 7 JUNI 2015Para sahabat2 dan pembaca yang budiman,Dalam dua pekan ini kami telah mengadakan Pelatihan untuk Investor di 3 kota yaitu Semarang, Pati dan Surabaya. Pelatihan di pandu HARI PRABOWO (INVESTA) dan JOE LEE. Peserta selain d… Read More
  • TEMPAT PELATIHAN INVESTOR TGL.6 & 7 JUNI DI HOTEL PATRA JASA JAKARTAYth. Bapak / Ibu peserta pelatihan investor di Jakarta,Bersama ini kami beritahukan bahwa untuk Pelatihan Investor tgl.6 dan 7 Juni 2015 (Sabtu dan Minggu) bertempat di Hotel PATRA JASA (ruang Cempaka) Jl.Jend,Ahmad Yani no.2… Read More
  • TRANSAKSI SEMU DAN BANDARMOLOGISebagian besar investor mungkin pernah merasakan terjebak dalam Saham "gorengan" sehingga yang terjadi harga sahamnya turun drastis, mau dijual lagi tidak tega melakukan cut loss atau susah menjualnya karena pembelinya jarang… Read More

0 komentar:

Post a Comment

Mohon menulis komentar dengan bahasa yang baik tidak mengandung unsur sara, politik dan iklan.

Anda paling tertarik pada artikel apa ?

Flag Counter
Powered by Blogger.

.

.

.