31 Aug 2015

IHSG dibanding sepekan lalu menanjak 2,5 % diposisi 4446. Sempat jatuh diposisi terendah dalam setahun 4163 bersamaan dengan devaluasi Yuan awal pekan lalu. IHSG kembali naik setelah Pemerintah melalui Menteri BUMN menghimbau BUMN yang telah Go Publik melakukan Buy Back. Nampaknya emiten lain juga memanfaatkan kemudahan aturan OJK tentang prosedur Buy Back, sehingga beberapa saham diantaranya terpantau naik cukup signifikan bahkan saham Bank2 BUMN naik antara 5% sd 10% dalam sepekan kemarin.

Kali ini saya cermati harga Minyak mentah dunia yg dalam 3 hari terkahir naik 16% dan Nikel hampr 6%. Mendasarkan kenaikan harga komoditasnya tersebut saya jadi tertarik kembali untuk saham ELSA dan INCO, walaupun dalam 2 hari sudah naik cukup signifikan tapi nampaknya masih bisa dilirik.  Kedua harga saham tersebut juga sudah melorot sangat tajam dibandingkan dua bulan lalu. (sudah minus sekitar 40%),, jadi kalau INCO masih disekitar 1500/1550  dan ELSA di 270/280 saya pribadi masih tertarik untuk masuk. Tentu kalau lebih murah harganya lebih senang bisa dapat harga lebih murah.

Sebenarnya bukan hanya ELSA emiten yang memproduksi minyak antara lain ada MEDC dan PTRO namun dari sisi Fundamental dan jumlah saham yang ada di bursa  ELSA lebih unggul. Demikian juga nikel di Bursa juga tercatat ada  NIKL hanya saja INCO lebih bagus menurut pandangan saya. 
Membeli saham mesti punya dasarnya sehingga bukan sepeti beli kucing dalam karung atau berharap keberuntungan saja. Sedangkan dengan analisa saja kadang juga belum tentu benar nah bagaimana mungkin kalau hanya asal beli saja.  

Dalam Laporan Keuangan smester pertama ELSA masih mengalami pertumbuhan Laba 24,7% meskipun harga minyak dunia mengalami tekanan, sedangkan INCO Laba periode berjalan  semester pertama 2015 turun 38% dibanding tahun lalu. Penurunan Laba INCO ini sudah diikuti dengan penurunan harga sahamnya di bursa sehingga harga INCO saat ini (1.500) menurut saya relatif sudah murah kalau dinilai dari fundamentalnya dengan prospek yang cukup baik terutama kalau kondisi ekonomi bisa kembali normal.

Menyikapi  euforia buy back saat ini kita perlu hati2 sebab kemungkinan ada pihak yang "memanfaatkan" kesempatan dengan mempublikasikan rencana buy back tetapi justru untuk mempermainkan harga demi keuntungan sendiri. Saya merasakan  masih dengan mudahnya manajemen emiten merubah suatu pernyataan yang telah dilontarkan ke publik tetapi dengan mudahnya pula merubah pernyataannya sehingga investor bisa terkecoh dengan suatu pernyataan yang belum tentu benar, informasi yang sebenarnya penting bisa menjadi info murahan.

Fluktuasi IHSG diharapkan mulai stabil pekan ini, baik penurunan dan kenaikan harga saham Blue Chip mulai lebih terukur. Paket2 kebijakan ekonomi diharapkan segera bisa diterbitkan guna meredam pertumbuhan ekonomi yang sudah semakin dirasakan semua lapisan. Utamakan bisa segera lebih memperkuat nilai mata uang Rupiah kita yang menjadi penyebab utama mahalnya barang2  Prediksi saya IHSG pekan ini dikisaran 4350 sd 4600.

Salam,

INVESTA
Pin.2b7dd5ee (ketik "salam investa" setelah invite dan dikonfirmasi)

28 Aug 2015

Luar biasa akhirnya peluang itu datang juga kemarin IHSG naik 4,5% diposisi 4430, bursa kadang kejam melebihi Ibu tiri memang tetapi juga bisa menjadi tempat mencari rejeki yang spektakuler. Dalam 2 hari saja kemarin investor bisa mendapatkan peluang hasil yang besar lho... tentu kalau pas pilihan sahamnya dan tepat transaksinya. Naum perlu diingat kita tidak sedang berjudi, kalau kita sembarangan pilih saham dan salah transaksinya bisa habis uang kita.

Benarkah kenaikan IHSG kemarin karena "jurus" Buy Back yang dilakukan emiten dengan dukungan beberapa institusi keuangan ? kalau benar maka artinya jurus tersebut cukup ampuh untuk menahan kejatuhan IHSG lebih dalam.
Peraturan batasan baru Auto Reject maksimal 10% serta larangan Short selling saya kira juga punya andil positif.

Berita yang muncul kemarin disinyalir ada beberapa Broker papan atas yang melakukan transaksi Short Selling yaitu si penjual melakukan penjualan saham yang belum dimilikinya dan baru melakukan pembelian dikemudian hari.
Sipenjual memang berusaha keras agar harga saham yang mereka jual bisa turun serendah mungkin agar mereka bisa membeli dengan murah.
Kalau itu benar maka setidaknya kita jadi tau bahwa tekanan IHSG selama sebulan terkahir diakibatkan juga oleh transaksi Short selling.

Bagaimana prediksi IHSG hari ini? kemungkinan besar masih punya potensi menguat kalau melihat DOW semalam naik 2,2%, bursa eropa rata2 naik 3%, EIDO bahkan naik 8,9% !! harga minyak naik 10% dilevel US$ 42.
Apalagi kalau sang penjual Short selling tersebut balik beli saham yang sudah dijual lalu wah bisa tambah seru nanti bursanya..

Namun saya kira kita tetap harus waspada karena kondisi belum aman benar, terutama Rupiah yang terus melemah (kurs BI Rp.14,128) dan ancaman badai dari ekternal yang bisa datang sewaktu-waktu. Ini bisa menjadi ancaman bagi pembalikan IHSG yang dalam tahap pemulihan. Investor asing juga belum menunjukkan aksi belinya, mereka bahkan masih Net Sell sampai kemarin.

Saya sendiri sedang mencermati saham2 ELSA, MEDC, INCO , ADRO, DSFI dengan tetap menggunakan pola trading cepat sambil menunggu kondisi normal kembali. Terapkan target dengan disiplin dengan melihat pergerakkan masing2 sahamnya.

Saya juga ikut senang kepada teman2 komunitas Investa yang kemarin berhasil mendapatkan hasil yang lumayan dengan memanfaatkan peluang dan info2 yang ada. Bila ada yang belum kebagian rejeki memang harus melakukan evaluasi karena ada beban psikologi yang kadang susah diatasi. Investor biasanya ragu2 ketika harga sedang mengalami kenaikan eh..malah takut beli khawatir kalau harga turun lagi. Jika harga sahamnya lagi naik dikit eh..sudah buruan jual sehingga untungnya gak maksimal.

Dalam pelatihan investor yang rencananya Minggu ketiga bulan September di Jakarta kami akan menambah materi tentang Psikologi Investor karena saya menganggap hal ini penting bagi para Investor sebagai modal untuk investasi di pasar modal yang punya karakter sendiri. Resiko besar tapi harapan keuntungan juga tinggi, kondisi ini harus kita pahami supaya resiko bisa diperkecil dan keuntungan bisa dimaksimalkan. Sulit bukannya tidak bisa kita lakukan.

Mohon kepada yang tertarik ikut dalam pelatihan besuk silahkan daftar via email investa.p3m@gmail.com atau pin  2b7dd5ee.

Dalam rangka perbaikan email kami mohon sekali lagi bagi yang telah menerima ulasan ini via email berkenan melakukan konfirmasi kepada kami supaya kami bisa lanjutkan kiriman via email.

Salam,

INVESTA
Pin.2b7dd5ee (ketik "salam investa" setelah invite)

27 Aug 2015

Para Komunitas Investa, Para Nasabah BNI Securities Semarang dan para Pembaca yang budiman

IHSG masih bertahan  dan bahkan mampu naik walau tipis 0,22% di 4237 dengan masih mengalami tekanan dari investor asing yang net sell cukup besar. Saham2 yang konsisten melakukan buy back seperti BBRI, BBNI, BMRI, SMGR, PTBA kembali naik harganya. Perlawanan sekaligus bentuk tanggung jawab terhadap investor yang dilakukan oleh Emiten saya kira akan mendapatkan simpatik dari investor dikemudian hari.
Investor tentu bisa memilah2 selain mencari saham perusahaan yang berfundamental bagus, mempunyai prospek kedepan dan manajemen yang profesional dan memikirkan kepentingan investor.


Seperti yang saya sampaikan dalam Ulasan sebelumnya dengan judul " Diantara kejamnya Bursa, ada peluang" bisa kita lihat bahwa ketika IHSG terpuruk masih ada saham2 yang bisa mantul keatas dalam satu dua hari bisa naik sampai lebih 10% !! Kalau kita jeli dan bisa memilih saham2 tersebut bukan main senangnya karena tidak perlu menunggu lama untuk mendapatkan rejeki dari bursa.
Sebaliknya masih banyak juga saham2 yang terus tertekan dan bahkan turun lebih 50% dalam sebulan terakhir ini, saham2 terutama yang berbahan baku  impor dan masih punya beban hutang dalam bentuk US Dolar.


Hari2 ini memang akan terjadi volatilitas harga yang semakin tinggi karena kondisi yang cepat berubah dan susah ditebak arahnya. Sehingga pilihan investor lebih sulit menentukan pilihan dan strategi tradingnya, tetapi sulit bukan berarti tidak bisa dilakukan kita harus terus berusaha menemukan pola trading yang pas dan menyesuaikan pasar.


Yang memprihatinkan tekanan terhadap rupiah masih berlanjut dan bahkan kemarin rupiah kembali ditutup diatas Rp.14.100,- per US$. Itu angka yang sangat mengkhawatirkan bagi dunia usaha. Entahlah jurus apa lagi yang akan dilakukan Bank Indonedia dan Pemerintah beserta menteri2 ekonominya dalam mengatasi tekanan mata uang kita yang sudah berlebihan turunnya ini.
Net sell asing dari pasar modal baik dari saham, obligasi maupun SUN membuat rupiah semakin tertekan karena bisa jadi hasil penjualan surat2 berharga tersebut akan ditukar ke US dolar.
Sayangnya juga sebagian masyarakat ada juga yang ikut2an memborong US dolar walaupun sebenarnya tidak harus berdagang dengan dolar sehingga dolar semakin perkasa dan nilai uang kita semakin terpuruk. Apa boleh buat belum ada larangan masyarakat beli dolar.


Bagaimana hari ini dan kemungkiannya sampai akhir pekan IHSG kita? prediksi saya dikisaran 4200 sd 4300 cenderung menguat. berharap rupiah tidak lebih turun lagi sebab jika sampai kembali turun akan sangat berpengaruh terhadap IHSG juga. Berharap agar program buy back emiten masih bisa dilanjutkan termasuk emiten non BUMN.


Masih boleh perhatikan saham2 yang punya program buy back karena jangka waktu masih panjang sampai bulan nopember dan ruang pembeliannya juga masih lebar karena batasan pembelian emiten maksimal 20% dari saham beredarnya. Jadi menurut analisa saya saham2 tersebut masih cenderung bisa menguat, ini tergantung kesiapan dana emiten dan dukungan investor lain. Biasanya investor justru akan masuk kembali ketika harga sahamnya sudah semakin menguat !

Meski kondisi pasar sedang tidak nyaman tetapi kami LP3M INVESTA tetap punya program pelatihan di Jakarta bulan September sekaligus untuk berbagi pengetahuan kepada teman2 investor terutama "bagaimana menyikapi kondisi bursa saat ini dan prediksinya kedepan ?" dan topik2 lain yang mungkin bisa bermanfaat bagi teman2 investor.
Silahkan kontak kami melalui email investa.p3m@gmail, pin BB 2b7dd5ee untuk menyatakan niatnya bergabung dalam pelatihan besuk, bila peminat minimal 15 orang kami akan selenggarakan secepatnya.

Salam,

INVESTA
Pin 2b7dd5ee (tulis "salam investa" setelah kami konfirmasi).

26 Aug 2015

Para Komunitas Investa, Para Nasabah BNI Securities Semarang dan para Pembaca yang budiman

Ternyata "jurus Buy Back" yang dilakukan beberapa emiten kemarin cukup berhasil IHSG terangkat 1,56% diposisi 4228. Emiten BUMN termasuk Bank2 yang melakukan Buy Back rata2 naik 5% dalam sehari. Bila ini bisa dilakukan dengan efektif dan konsisten bisa menimbulkan kepercayaan bagi investor untuk kembali "mendukung" saham2 tersebut karena mempunyai tanggung jawab yang tinggi terhadap para investornya.
Selain melihat kinerja emiten, investor juga akan melihat sejauh mana keterbukaan dan tanggung jawab jajaran Direksi dan Komisaris perusahaan dalam mengambil langkah2 yang profesional untuk memajukan perusahaan serta menjaga kepentingan pemegang sahamnya termasuk pemegang saham publik.


Sayang kemarin Rupiah gagal menguat sehingga masih diposisi Rp.14.067,- andaikata saja rupiah bisa secara bertahap menguat setidaknya dibawah angka 14000 mungkin penguatan IHSG bisa lebih tinggi.
Investor asing seperti saya duga juga masih belum ada "belas kasihan"  dan tetap saja melakukan net sell lebih 500 milyar, entah kapan mereka mau kembali memasukkan modalnya ke Bursa sehingga bisa mendukung IHSG. Bahkan JP Morgan perusahaan Investasi klas internasional menyarankan lepas portofolionya di Indonesia sehingga Rupiah bisa makin terancam.


Memang tidak mudah memang trading saat situasi seperti ini, terutama perkembangan dari sisi eksternal sangat cepat dan masih banyak berita2 negatip berkaitan dengan situasi perekonomian global. sayangnya dalam rangka penyelematan ekonomi masing2 negara mengeluarkan jurus2 yang kadang bisa berefek domino bagi negara lain. Apalagi saat ini negara super power seperi AS dan Tiongkok sedang melakukan langkah masing2 dan akibatnya dengan cepat bisa mempengaruhi kondisi kita juga.

Jadi tetap perhatikan apa yang terjadi dari eksternal, pantau berita dan data2 yang ada seperti indek bursa global dan regional. Semalam bursa eropa memang naik 3% sd 4% tapi DOW yang sempat naik akhirnya ditutup turun juga minus 1,29%.  Pagi ini lihat perkembangan bursa regional apakah Shanghai, Nikkei dan Hangseng bisa naik apakah kembali turun. Saya kira akan sangat berpengaruh terhadap bursa kita dan jangan lupa pantau perkembangan Rupiah dan perilaku investor asing.

Jika kemudahan yang diberikan OJK terhadap para emiten untuk melakukan Buy Back sahamnya bisa berlanjut dan diikuti oleh banyak emiten lagi akan merupakan langkah positif, karena ada kebersamaaan dengan rasa nasionalis guna mengatasi kondisi ekonomi negara yang terancam.
Dukungan dari lembaga2 keuangan yang diijinkan investasi dalam efek pasar modal sangat diharapkan karena memang mereka mempunyai dana yang cukup besar.

Peraturan baru yang dikeluarkan pihak Bursa Efek Indonesia tentang batasan Auto Reject batas bawah dimaksudkan membatasai penurunan secara drastis harga saham untuk tidak melebihi 10% dalam sehari (yang semula bisa 20% sd 35%). Sehingga paling kejam jika harga saham turun maksimal hanya 10% sehari.

Perhatikan saham2 yang punya program Buy Back seperti BBRI, BBNI, BMRI, BBTN dan TLKM, SMGR, WIKA, PTBA yang lebih dulu melakukan buy back. Silahkan jika ada harga baik atau BOW bisa ikut koleksi memanfaatkan kesempatan baik ini.

Mohon maaf email saya masih dalam perbaikan dan bila belum kebagian ulasan via email mohon baca di  investalpppm.blogspot.com

Salam,

INVESTA
Pin.2b7dd5ee (jangan lupa ketik "salam investa" setelah terhubung pin saya)

25 Aug 2015

Para Komunitas Investa, Para Nasabah BNI Securities Semarang dan para Pembaca yang budiman

Rencananya hari ini beberapa BUMN akan melakukan Buy Back sahamnya, disebutkan dana yang disediakan Rp.10 Trilyun rupiah ! Kalau hal ini diikuti oleh beberapa pengelola keuangan seperti Dana Pensiun, Jamsostek, Taspen, Reksa Dana melalui Manajer Investasi, Asuransi, mungkin akan lebih kuat.
Sementara kita tidak bisa berharap dari investor asing karena mereka tentu memikirkan kepentingannya, ini merupakan konsekuensi bursa kita yang memang lebih banyak dikuasai investor asing. Saat ini mereka terus melakukan penjualan yang akibatnya menambah tekanan terhadap IHSG.

Beberapa harga saham jika dilihat dari PER dan Book Value nya memang sudah ada yang murah, buat yang berniat investasi barangkali memang saat ini sudah bisa melakukan persiapan. Kalau menilik pengalaman lalu th.1997/1998  dan 2008 yang terjadi krisis ekonomi dimana IHSG kita juga turun drastis namun pada tahun berikutnya akan normal dan IHSG juga naik kembali. Kondisi seperti saat ini memang menjadi bagian dari "seni" Pasar Modal dan Pasar Uang. Dimana antara resiko dan hasil yang diharapkan selalu ada.

Buat teman2 investor pemula yang belum pernah merasakan "kejamnya bursa" anggap ini sebagai pembelajaran berharga, ambil hikmahnya agar kita selalu hati2 dan selalu tanggap kondisi. Harga saham naik dan turun itu bukan tanpa sebab tapi pergerakkannya dipengaruhi oleh beberapa faktor, dan paling utama sebenarnya memang kondisi makro ekonomi. Dari kejadian saat ini mari kita tingkatkan pemahaman kita masing2 agar kedepan investasi kita benar2 sesuai harapan.

Hari ini bahkan pekan ini kita harus konsen penuh menyikapi perkembangan, kalau th.2008 pusat badainya dari AS, saat ini dipicu dari Tiongkok sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi yang besar.  Jadi cermati saja perkembangan di Tiongkok dan paling cepat lihat indek Bursa Shanghai yang kemarin anjlok 8% sehari. Sebelumnya pada tgl.14 Agustus 2015 Bursa Tiongkok merupakan Bursa yang mengalami pertumbuhan terbagus di dunia, tetapi saat ini dalam beberapa hari sudah turun drastis.

Semalam DOW juga turun 3,5% dan Bursa Eropa rata2 turun 4%, gawat memang tapi jurus Buy back BUMN dan emiten2 lain moga2 bisa menahan tekanan jual dari investor asing dan panic selling investor lain. Kalau saja Pemerintah mampu mengatasi kondisi yang sulit ini maka bisa menimbulkan rasa percaya diri para investor kembali.

Kita juga harus berpikiran jernih, bila ada harga saham yang kelewat murah dengan prospek kedepan yang bagus maka ini peluang untuk dikoleksi karena pengalaman yang lalu justru investasi ini kelak akan menghasilkan Gain yang tinggi. Jadi diantara resiko di pasar terdapat pula peluang yang besar jika kita bisa memanfaatkan. 

Berharap IHSG bisa bertahan diatas 4000 dan prediksi saya IHSG antara 4050 sd 4200. Jika mampu bertahan dan rupiah bisa kembali menguat maka akumulasi bisa dilakukan untuk investasi.

Silahakan Chatbox yang kami sediakan di investalpppm.blogspot.com dimanfaatkan untuk sharing bersama.

Salam,

INVESTA

23 Aug 2015


Para Komunitas Investa, Para Nasabah BNI Securities Semarang dan para Pembaca yang budiman

Badai bursa bukan saja belum berlalu tetapi tambah besar, semalam badai datang lagi dari DOW dan bursa Eropa yang rata2 turun 3% !! Ini membuat investor saham bisa kurang nyaman liburan diakhir pekannya. Seperti saya ulas beberapa waktu lalu bahwa dengan devaluasi Yuan akan mempunyai efek domino kebebarapa negara dengan segala permasalahannya. Turunnya indek manufactur di Tiongkok juga membuat kekhawatiran pasar, dimana harga komoditas serta ekspor ke Tiongkok akan menurun.

Akumulasi permasalahan antara penguatan US Dolar, perlambatan ekonomi dibeberapa negara, bayang2 kenaikan suku bunga FED, turunnya harga komoditas, telah membuat masing2 negara melakukan upaya2 untuk mengatasi dampak negatif bagi negaranya. Tiongkok dan Vietnam melakukan jurus Devaluasi pekan lalu, mampukah jurus tersebut mengatasi masalah dinegaranya? Sekali lagi mereka tentu mengutamakan negaranya masing2 sedang dampak bagi negara lainnya..."emang gua pikirin??"

Kalau devaluasi Vietnam mungkin tidak begitu terasa bagi negara kita, tapi untuk Tiongkok bisa terasa benar dampaknya bagi beberapa negara bahkan sampai AS. Setelah Tiongkok melakukan jurus devaluasi  beberapa kondisi Bursa mengalami tekanan turun termasuk Bursa Tiongkok sendiri (Shanghai) juga malah rontok, padahal indek bursa salah satu cerminan atau respon pasar terhadap suatu kebijakan atau kondisi ekonomi negara tersebut. Jadi apakah langkah devaluasi Yuan tersebut efektif ?? 

Nampaknya Pemerintah kita juga tidak mau ketinggalan, salah satunya untuk menstabilkan gejolak harga saham Pemerintah telah memerintahkan kepada Menteri BUMN agar Perusahaan2 BUMN melakukan BuyBack saham2nya yang sudah terpuruk bahkan undervalue. OJK juga menyambut baik dengan mengeluarkan Ijin Emiten untuk melakukan BuyBack tanpa RUPS.
Harapannya agar dengan meningkatnya jumlah penawaran BELI maka bisa mengimbangi tekanan penawaran JUAL terutama Investor asing yang dihitung sejak awal tahun terjadi  Net Sell yang cukup besar (lebih dari 4 triyun rupiah)

Mampukah jurus Pemerintah dan OJK tersebut benar2 bisa meredam tekanan jual?? IHSG memang sudah terpuruk lebih 17% sejak awal tahun, tapi beberapa harga saham secara individual ada juga yang mengalami penurunan hingga 30%.
Syukurlah kalau kelak jurus tersebut bisa menahan penurunan IHSG lebih dalam lagi mengingat saat ini sudah dikisaran 4335 terendah sepanjang th 2015.
Namun perlu diingat bahwa Pasar Modal ini pasar yang terbuka siapapun boleh melakukan pembelian dan penjualan sehingga cukup susah mengontrol harga sahamnya. Jurus tadi hanyalah merupakan upaya saja tetapi kekuatan pasarlah yang kelak menentukan pergerakkan IHSG.

Namun upaya2 tersebut harus dihargai, kita juga ingin iklim investasi di negara kita berjalan baik. apalagi sebagai investor saat ini barangkali beberapa mungkin sudah mengalami potensial loss atas portofolionya. Kalau merujuk pada IHSG yang sudah turun 17% maka kemungkinan potensial loss rata2 juga sebanding dengan IHSG bahkan bisa lebih besar. Mereka tentu ingin portofolionya aman setidaknya.

Sebagai warga saya juga punya pemikiran, selain dengan jurus BuyBack tadi, Pemerintah bisa pula mulai melakukan penurunan harga BBM (Premiun dan Solar). Harga BBM kita mengikuti harga minyak dunia,  dimana saat ini harga minyak mentah dunia sudah turun drastis dilevel US% 40 per barel.
Jadi menurut prediksi saya dengan penurunan BBM dalam negeri bisa menurunkan biaya produksi, bisa menurunkan biaya transportasi barang kebutuhan yang diharapkan bisa menurunkan pula harga barang2 termasuk kebutuhan pokok.

Sebenarnya ulasanan saya  berkaitan dengan badai yang melanda pasar keuangan  masih ada sambungannya dan belum tuntas tapi akan saya posting di blog investalpppm.blogspot.com besok mengingat ulasan kali ini sudah memakan karakter yang melebihi batas maksimal, saya khawatir pembaca jadi bosan membacanya.

Saya juga mohon maaf kepada para pembaca setia, bila saya tidak sempat mengirimkan melalui email kepada para pembaca silahkan anda membuka blog investa dan disitu anda semua dapat membacanya. Saya sebagai pengelola sebenarnya ingin agar kunjungan ke blog bisa meningkat karena ada kuota yang kami targetkan. Dengan saya mengirimkan ke masing2 email ternyata kunjungan ke blog jadi berkurang karena nampaknya lebih praktis membuka email masing2 he..hee.

Saya akan tetap berupaya untuk saling berbagi pengetahuan bersama tanpa merasa paling bisa, apalagi dalam kondisi yang amat susah ini kita butuh kebersamaan.

Salam,

INVESTA
pin 2b7dd5ee (tulis "salam investa" bila ada yang invite pin BB saya)

21 Aug 2015

Para Komunitas Investa, Para Nasabah BNI Securities Semarang dan para Pembaca yang budiman

Nampaknya badai belum berlalu, tiga acuan saya untuk membaca arah IHSG semuanya negatif yaitu asing net sell, rupiah kembali rontok dan bursa regional jeblok. Apa yang terjadi? IHSG pun rontok 0,58% diposisi 4441. 
Malam tadi Bursa global mulai dari indek DOW dan Eropa rata2 turun 2% selain devaluasi Yuan Tiongkok pelaku pasar kembali cemas dengan kemungkinan FED menaikkan suku bunganya. Saya tidak ngerti kenapa FED maju mundur jadi atau tidaknya memutuskan suku bunga ini sehingga pelaku pasar susah menentukan kebijakan investasinya.

Kondisi semua itu tentu akan berpengaruh juga terhadap Bursa kita, sebagai negara yang menganut kebebasan aliran dana dan investasi. Dana asing sudah beberapa waktu mulai meninggalkan instrumen saham dan Surat Utang lainnya dari pasar kita. Investor tentu berusaha mengamankan dan mencari investasi yang lebih aman dan menghasilkan. Selain surat berharga (efek) investor biasanya juga investasi pada Forex, komoditas, emas, minyak dll. Tapi saat ini memang sulit karena komoditas, emas dan minyak juga turun, mungkinkah mereka memborong US Dolar?

Saya masih tetap berharap tim ekonomi yang baru bisa mengatasi keadaan ekonomi kita yang sakit ini. Saya juga berpikir kenapa ya Pemerintah tidak menurunkan harga Premium dan Solar di dalam negeri? karena kalau mengacu pada harga minyak dunia saat ini sudah di level $ 41 itu harga terendah dalam beberapa tahun terakhir ini. 
Analisa saya apabila harga BBM turun maka bisa menurunkan harga2 kebutuhan pokok yang saat ini mulai melambung dan bisa meningkatkan daya beli masyarakat serta memperkecil beaya operasional dunia usaha.

Himbauan saya sebaiknya teman2 traders / investor saat ini lebih konsen mencermati  masalah makro ekonomi karena secara umum j makro ekonomi yang utama akan menentukan arah Bursa kita. Kalau makro ekonomi buruk maka bursa juga akan mengikutinya dan begitu sebaliknya.
Dikala kondisi susah seperti ini kita ada kesempatan "mawas diri" apa yang kurang atau apa yang salah dari kita? 
Jangan salahkan pasar saja tapi kitalah yang harus menyikapi apapun kondisi pasar.

Berharap IHSG tidak jebol dbawah 4400 karena akan menambah panik pasar, dan Rupiah jangan menembus 14000. Tapi itu hanyalah harapan saya namun tentu pasar yang akan menentukan nanti, kita masing2 yang mesti lebih waspada dalam menyikapi keadaan. Akhir pekan biasanya juga menjadi hari perdagangan yang rawan.

Rencana bulan September kami akan kembali meyelenggarakan pelatihan di Jakarta, bagi teman2 traders / investor baik yang pemula maupun yang ingin menambah pengetahuan silahkan konfirmasi. Kita bisa diskusi apa saja termasuk bagaimana kita menyikapi kondisi bursa terkini dan prediksi sampai akhir tahun.

Salam,

INVESTA
Pin 2b7dd5ee (ketik "salam investa" setelah invite) 

20 Aug 2015

Para Komunitas Investa, Para Nasabah BNI Securities Semarang dan para Pembaca yang budiman

IHSG kembali nembus kebawah 4500 di posisi 4484 kemarin, pengaruh Devaluasi Yuan masih menjadi pemberat dari sisi eksternal. Saya masih khawatir dampak devaluasi tersebut akan berefek domino ke-mana2 sehingga menambah runyamnya keadaan. Nilai Rupiah kemarin juga sudah mendekati level 13900 per US Dolar nya sehingga tentu menambah beban berat bagi pengimpor maupun penghutang Dolar.
Investor asing juga masih royal jualan saham dengan posisi net sell lebih 400 M yang tentu menambah tekanan terhadap IHSG mengingat Investor lokal masih belum mampu mengimbangi aksi jual tersebut.

Vietnam kemarin juga mendevaluasi mata uangnya,  (http://internasional.kontan.co.id/news/lagi-bank-sentral-vietnam-mendevaluasi-dong ) kebijakan devaluasi ini juga bisa menimbulkan rasa khawatir pelaku pasar tentang kemungkinan hal tersebut akan ditiru negara berkembang lainnya. Padahal sperti kita ketahui devaluasi itu kebijakan Bank Sentral menurunkan matanya terhadap dolar US.
Kita saja tanpa devaluasi nilai Rupiah sudah "mendevaluasi" sendiri sampai hampir 13900 dari setahun lalu masih dibawah 13000, dan kita tau akibatnya kondisi jadi seperti saat ini. Berat banget gitu lho...

Namun menariknya meskipun IHSG  turun 0,58% kemarin selain ditekan 175 saham yang turun masih ada 110 saham yang malah naik harganya. Nah, apakah portofolio kita termasuk yang 110 jenis saham yang naik tersebut??
kalau itu yang terjadi artinya kita tidak terpengaruh penurunan IHSG.
Jadi meskipun IHSG dalam tekanan kalau pilihan saham kita tepat sasaran kita tetap saja bisa mendapatkan rejeki dari trading saham kan?? Tapi gak tau kenapa ya  kebanyakan teman investor justru selalu merasa rugi dengan alasan IHSG dan pasar sedang turun, kondisi tidak bagus dll.

Meski hal tersebut benar adanya, tetap fakta nya tidak seluruh saham mengalami penurunan harga terus menerus dan diantaranya sebaliknya mengalami kenaikan harga. Jadi maksud saya apapun yang terjadi kita harus berusaha mencari pilihan saham maupun gaya trading yang bisa tetap menguntungkan. Jangan fanatik dengan saham tertentu, kalau trading saham gak usah terlalu "setia" kayak dengan pasangan kita. Trading saham malah dianjurkan "habis manis sepah dibuang" .

Bagaimana caranya? jangan bosan untuk membaca dan berburu berita/informasi siapa tau anda mendapatkan informasi2 bagus, coba di analisa dan putuskan sendiri atau silahkan berdiskusi dengan teman2 terpercaya. Tanpa kita tau informasi artinya kita hanya pasrah belaka dan bisa2 modal kita dimakan setan.
Mari kita evaluasi diri untuk menuju yang lebih baik kedepan, tidak ada kata terlambat bukan?

Berkali2 saya sampaikan dalam ulasan mungkin saat ini cocok bermain cepat artinya trading jangka pendek karena situasi pasar memang benar sedang tidak nyaman. Realisasikan  Gain anda secukupnya dengan disiplin karena setiap saat harga saham bisa berubah haluan saat ini.
Harga saham memang beberapa sudah murah tapi ada juga yang harganya masih turun, saham memang aneh tapi nyata dan itu menjadi seni tersendiri.

Hari2 ini marilah kita cermati kondisi seperti bursa regional terutama Shanghai, Hangseng dan Nikei. Nilai rupiah hati2 kalau sampai tembus 14000, dan bagaimana transaksi dari investor asing sebagai acuan trading kita.

Salam,

INVESTA
pin 2b7dd5ee (habis invite ketik "salam investa")

18 Aug 2015

No
Negara
Pertumbuhan
1
China
+22,59%
2
Jepang
+17,58%
3
Korea Selatan
+3,54%
4
Filipina
+2,46%
5
India
+2,08%
6
Hong Kong
+1,64%
7
Inggris
+0,14%
8
Australia
-0,53%
9
Amerika Serikat
-3,20%
10
Thailand
-5,58%
11
Singapura
-7,46%
12
Malaysia
-9,34%
13
Indonesia
-12,27%
SUMBER: BEI
Para Komunitas Investa, Para Nasabah BNI Securities Semarang dan para Pembaca yang budiman

Perayaan Kemerdekaan Republik Indonesia ke 70 sangat meriah diberbagai daerah. tetapi sayang kondisi Bursa Efek Indonesia malah lesu darah. Sampai pada tgl.14 Agustus 2015 IHSG mempunyai Kinerja pasling jeblok diantara beberapa Negara karena kalau dihitung dari awal tahun 2015 IHSG sudah turun 12,27% saat ini di angka 4585.. Sedangkan Bursa China mengalami pertumbuhan terbaik dengan mengalami kenaikan 22,59%. 

Kalau saya mengkaji pelemahan IHSG sejalan dengan pelemahan nilai Rupiah yang terus turun bertahap tapi pasti. Bahkan menjadikan pelemahan Rupiah paling dalam sejak kondisi krisis ekonomi th.1998 dimana saat ini menjadi 13.800. Memang IHSG tentu tidak sedrastis nilai Rupiah karena ada beberapa perhitungan yang berbeda. Tetapi kalau saya boleh berpendapat  bahwa pelemahan IHSG lebih banyak dipengaruhi rontoknya nilai Rupiah terhadap US Dolar., sedangkan pelemahan Rupiah dipengaruhi kondisi ekonomi kita yang kurang bagus serta pengaruh eksternal seperti kekhawatiran kenaikan suku bunga FED dan ditambah Devaluasi Yuan akhir2 ini.

Dalam Pidato Presiden Jokowi dalam menyampaikan rancangan APBN th.2016 sebagian menilai realistis, antara lain nilai rupiah Rp.13.400,- pertumbuhan ekonomi 5,5% dan dan inflasoi 4,7%. Kita cermati apakah angka2 tersebut bisa sesuai harapan dan bisa diterima pelaku pasar karena pelaku pasar yang bisa menilai dengan realistis juga.
Jika pelaku pasar menganggap  angka2 yang disampaikan Pemerintah bisa diterima pelaku pasar maka biasanya Rupiah dan IHSG akan menguat sesuai perkembangan kinerja yang ada,

Pekan ketiga Agustus ini prediksi saya IHSG akan dikisaran 4500 sd 4650, pasar masih belum akan agresif sepanjang nilai rupiah  masih dikisaran 13800. Jika rupiah bisa menguat setidaknya dibawah 13700 mungkin IHSG akan menguat terbatas, namun jika rupiah bergerak melemah lagi menuju 14000 maka kemungkinan IHSG akan kembali jatuh. Jadi pendek kata saya pribadi mempercayai bahwa gerak IHSG akan mengikuti gerak rupiah dengan mempertimbangakan masih banyak kinerja emiten2 yang bergantung terhadap US Dolar.

Pembicaraan mengenai aksi korporasi tentang Buy Back Saham tanpa RUPS juga terdengan santer pekan lalu, saya kira ini antisipasi dalam upaya menahan kejatuhan harga saham. Setiap emiten diijinkan untuk membeli sahamnya kembali bila dirasa kejatuhan sahamnya itu sudah dalam batas2 tertentu.
Sekalipun ada baiknya Fraksi harga dilakukan penyempurnaan namun sebaiknya menunggu kondisi normal, sebab biasanya perubahan fraksi akan membutuhkan waktu penyesuaian lagi bagi investor sehingga pasar akan relatif sepi transaksinya.

Silahkan masing2 investor melakukan strategi dan pilihan saham masing2 dengan menyesuaiakan kondisi pasar. Saya pribadi lebih memilih 70% porto untuk trading jangka pendek sedangan 30% untuk investasi jangka menengah.
Setiap kali berhasil menjual saham dengan mendapatkan Gain (hasil) rasanya merdeka juga, karena perjuangan untuk mendapakan gain berat juga sih saat ini jadi ada rasa kepuasan tersendiri bila hasilnya bisa sesuai harapan. Untuk itu mari kita meniru perjuangan para pendahulu kita untuk tetap berjuang untuk mendapatkan hasil yang terbaik.

Kami segenap pengelola LP3M INVESTA juga menyampaikan DIRGAHAYU KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA yang ke 70. Jayalah Indonesiaku tercinta dan  majulah Bangsaku. MERDEKA !

Salam,

INVESTA
Pin. 2b7dd5ee (ketik "salam investa" bagi yang telah invite pin ini)

14 Aug 2015

Para Komunitas Investa, Para Nasabah BNI Securities Semarang dan para Pembaca yang budiman,

Ibarat bola yang jatuh kebawah biasanya akan mantul keatas kembali, kemarin IHSG mantul naik 2,34% dilevel 4584 setalah jatuh 3% sehari sebelumnya. Demikian pula saham2 BANK sebagai penggerak IHSG mengalami kenaikan harga hampir sebanding dengan penurunan sehari sebelumnya. Apakah IHSG hanya ingin melakukan TEST di angka psikologis 4500 sekaligus memenuhi prediksi beberapa analis saja? dan kembali akan bermain diatas 4500 kedepan ? Tentu tidak mudah menjawabnya karena harus mengkaji berbagai faktor yang mempengaruhi kondisi pasar yang sangat peka dan dinamis,

Kemarin memang Rupiah sedikit menguat terhadap US Dolar tetapi masih di angka 13.747 itu masih diangka yang sangat berat, namun perlu disambut baik. Apakah kenaikan itu atas reaksi perombakan Kabinet? kalau itu menunjukkan kepercayaan sebetulnya awal yang baik pula, selebihnya tergantung pada langkah2 kedepan dan kinerja yang ditunjukkan Kabinet yang baru. Semakin baik kinerjanya maka akan semakin menguat pula nilai Rupiah, karena itulah reaksi pelaku pasar

Mengenai kelanjutan pergerakkan IHSG kita harus terus menyikapi faktor2 lain. Kemarin  secara total dipasar Reguler dan Nego investor asing juga masih Net Sell Rp.1 trilyun. Ini juga masih harus diperhatikan kenapa asing masih agresif jualan saham di Bursa kita? 
Sebaiknya investor lokal memang harus tumbuh agar tidak tergantung investor asing sekalipun mereka tetap kita butuhkan sebagai pembawa aliran modal masuk.

Dari sisi eksternal juga harus kita cermati terutama dampak devaluasi Yuan yang kemungkinan akan mengakibatkan peningkatan ekspor barang2 dari Tiongkok karena harganya jadi lebih murah, itu bisa menjadi pesaing produk2 kita .
Belum lagi kemungkinan dampaknya terhadap reaksi internasional, apakah akan ada "perang mata uang" ? Ini yang harus kita waspadai. Sehingga kita sebagai investor ritel harus tetap waspada dan melakukan tindakan yang rasional untuk mengamankan investasi kita di pasar saham. Tidak bisa kita hanya mengandalkan keberuntungan saja tetapi wajib belajar dengan cara apapun karna sekali lagi ini bukan sedang berjudi tetapi melakukan investasi.

Sekedar prediksi yang saya lakukan dengan berbagai pengamatan dan analisa maka saya melakukan ramuan portofolio baru yaitu DSFI, KAEF, ELSA dan BBTN yang saya kemas Rabo lalu. Mendasarkan pada kinerja fundamental, prospek dan pergerakkan harga harian sehingga menghasilkan pilihan saham tersebut. Tentu semua serba mungkin bisa berhasil dan bisa gagal he..hee.
Saham2 tersebut bisa "dimainkan" untuk trading atau jangka menengah, bila kondisi membaik maka bisa dipertahankan sampai pada target gain 10 %sd 15%, tetapi jika kondisi pasar memburuk ya kita bisa trading pendek saja.

Saya juga akan melihat pergerakkan IHSG sampai Senin mendatang untuk menguji arah IHSG sepekan kedepan, maklum sekarang susah untuk prediksi jangka panjang karena berbagai perkembangan yang sulit diduga.
Moga2 hari ini di akhir pekan IHSG masih diberi kesempatan naik lagi walau terbatas supaya investor bisa berakhir pekan dengan nyaman.

Salam

INVESTA
Pin. 2b7dd5ee (ketik "salam investa" jika sudah invite pin saya) 



13 Aug 2015

Para Komunitas Investa, Para Nasabah BNI Securities Semarang dan para Pembaca yang budiman,

Dalam rangka mengembalikan "Kepercayaan Publik" akhirnya Presiden Jokowi melakukan perombakan Kabinet (baca ulasan kemarin ttg Investasi dan Kepercayaan). Memang kondisi ekonomi harus mendapatkan prioritas utama, karena masyarakat butuh hidup layak dan sejahtera sehingga perlu pembenahan ekonomi kita yang akhir2 ini terus melemah. Perombakan ini sebenarnya sudah dinanti publik karena diharapkan Menteri2 baru bisa menemukan solusi2 terbaiknya.

Sayangnya perombakan Kabinet ini bersamaan dengan devaluasi Yuan oleh bank sentral China, yang membuat IHSG rontok 3,1% di level 4479 dan Rupiah juga jatuh dilevel Rp.13.800,- per US Dolar. Biasanya perombakan Kabinet semacam ini bisa menimbulkan kepercayaan baru pelaku pasar sehingga bisa mengangkat IHSG maupun nilai Rupiah, namunsaat ini IHSG dan Rupiah tetap anjlok parah sekalipun sudah dilakukan perombakan Kabinet.
Bisa jadi karena dampak devaluasi Yuan telah membuat terkejut investor dan pelaku pasar di seluruh dunia yang membuat Bursa Dunia juga turun tajam kemarin sehingga hal ini lebih menekan IHSG dan Rupiah kita.

Diharapkan langkah para Menteri baru segera berkordinasi dengan Menteri terkait lainnya untuk bahu membahu mengatasi perekonomian yang terpuruk ini.Mereka sebenarnya adalah figur2 yang sudah punya nama sehingga tidak butuh pemanasan lagi dan bisa langsung kerja.

IHSG yang sudah dibawah 4500 membuat para investor merasa ciut nyalinya, gemetar badannya dan perih hatinya. Saham2 Blue Chip terutama saham Bank berguguran 3% sampai 4% minusnya sehari kemarin. Saham Bank sebagai salah satu acuan arah IHSG karena nilai Kapitalisasinya yang besar sehingga pengaruhnya besar terhadap IHSG. Sebagai pusat perputaran keuangan saham Bank memang sangat peka terhadap gejolak ekonomi dan keuangan termasuk setiap ada kebijakan baru.

Bagaimana langkah investor? buat yang punya posisi Full Cash bisa lebih baik karena tinggal menunggu waktu dan harga yang tepat untuk masuk pasar pada saatnya. Namun harus terus memantau perkembangan dan situasi internal dan eksternal karena badai masih belum berlalu, nunggu sampai situasi cukup tenang. Sekalipun resiko besar buat traders yang punya nyali tinggi bisa memanfaatkan pantulan2 kecil dari setiap saham walaupun trend menurun.
Biasanya setiap tekanan yang "terlalu" kuat akan kembali mantul keatas walau pantulan itu tidak bisa setinggi harga awal, dan pergerakan itulah yang bisa dimanfaatkan.

Untuk melakukan hal tersebut bisa mencari saham2 yang punya karakter agresif saat mantul termasuk saham2 perbankan besar. Namun jangan terlalu tamak untuk memperoleh gain dalam kondisi downtrend  seperti ini jika berniat One Day Trading. Memang antara resiko dan hasil kadang tidak berimbang, ini harus kita sadari untuk trading kondisi seperti ini.
Buat yang tipe investor sejati sebaiknya sekalian nunggu kondisi membaik baru masuk, jadi sementara silahkan pilih2 saham dengan Fundamental dan prospek baik, bila saatnya tiba baru masuk dan simpan dengan membuat target jangka menengah/panjang.

Saham DSFI yang pernah saya singgung dalam ulasan pagi belum lama dan saya sempat "ajak-ajak" kemarin melalui Chatbox di blog kita investalpppm.blogspot.com untuk masuk diharga 148 sd 154 ternyata kemarin ditutup 176 atau naik 10% dalam kondisi IHSG tertekan minus 3% !.
Tentu tidak bisa diabaikan begitu saja kenaikan ini dan bukan tanpa alasan tentunya, karena dari sisi kinerja sangat super dengan kenaikan Labahnya per smester satu 2015. Prospek juga cerah kalau melihat konsen Menteri kelautan dalam upaya memajukan sektor perikanan dan hasil laut. Bila kondisi normal saya punya target harga saham DSFI dilevel 220 (disclaimer).

Semalam bursa2 Eropa rontok 3% dan EIDO masih minus 4,7% sehingga tetap perlu hati2, namun kemungkinan bisa saja terjadi Teknikal Rebound  jika IHSG menyentuh 4400. Perhatikan saham Bank2 besar dan nilai rupiah untuk arahan IHSG lanjutan.

Usahakan jaga kondisi pribadi baik mental dan tubuh karena kesehatan itu amat penting, investasi sesuai kemampuan dan Rejeki sudah ada yang mengatur kapan berkurang dan bertambah. Kita selalu berusaha dan berdoa kepada Yang Maha Kuasa semoga diberika yang terbaik, Amin.

Salam,

INVESTA
Pin.2b7dd5ee (ketik "salam investa" bagi yang invite pin saya).

12 Aug 2015

Para Komunitas Investa, Para Nasabah BNI Securities Semarang dan para Pembaca yang budiman,
 
Selasa 11 Agustus 2015 IHSG terjerembab di level terendah tahun.2015 ditutup 4622 anjlok 2,6%. Situasi nampaknya tambah runyam, berita penurunan suku bunga acuan harian Yuan sebesar 1,9% oleh Bank Sentral China menmbah sentimen negatip bagi IHSG. Sementara perekonomian dalam negeri sendiri masih menghadapi situasi yang tidak nyaman dipicu pelemahan Rupiah terhadap US Dolar yang sudah menembus 13.600.

Saya teringat kondisi krisis ekonomi th,1997 / 1998 dimana Rupiah tembus 15000 per US$, meski Pemerintah dan BI beberapa kali mencoba meyakinkan kondisi bahwa pelemahan rupiah ini hanya sementara saya kira tidak mudah meyakinkan publik dan pelaku pasar. Bagaimana tidak ? pelemahan rupiah ini sudah berlangsung setahun lebih perlahan tapi pasti dan saya berpendapat bahwa awal dari suatu krisis ekonomi itu salah satu indikatornya adalah pelemahan mata uang dan menjalar keberbagai sektor.

Bisnis Pasar Modal sangat erat hubungannya dengan "KEPERCAYAAN" dimana kepercayaan ini didasari oleh pengalaman / rekam jejak masa lampau. Dulu waktu Jokowi pertama kali memenangkan pemilu disambut dengan kenaikan IHSG 3,5% hari pengumuman itu juga, karena pelaku pasar  ada rasa percaya kepada Jokowi bahwa jika jadi Presiden kondisi negara akan lebih baik. Kepercayaan itu timbul karena pengalaman Jokowi sebelumnya yang dinilai publik berhasil dengan baik.

Sekarang kita tau  berulang kali beberapa pejabat Pemerintah telah memberikan pernyataan dan himbauan kepada publik tentang kondisi perekonomian kita dengan berusaha memberikan gambaran2 optimis,tetapi apa yang terjadi seakan publik cuek2 saja. Rupiah tetap melemah, cadangan devisa semakin turun, harga2 pangan terus naik. Ini menandakan kepercayaan publik khususnya pelaku pasar sudah mulai berkurang, akan sangat fatal kalau kepercayan menjadi semakin luntur.

Bahkan dua hari lalu Presiden Jokowi sampai datang ke Bursa Efek Indonesia dan banyak memberikan pandangan2 beliau tentang "kemungkinan2" kondisi ekonomi smester kedua yang akan "meroket". Apa reaksi IHSG ? tetap saja mengalami penurunan. 
Permasalahan2 dalam negeri belum bisa teratasi sesuai harapan, dan Pemerintah beralasan karena akibat kondisi eksternal, ada benarnya memang tapi kita berharap ada tindakan konkrit yang lebih cerdas dan cepat.

Kondisi ekonomi bisa dipengaruhi dari berbagai faktor termasuk politik dan keamanan. Nah yang terjadi saat ini mulai harga daging, pilkada, perpecahan partai menjadi PR bagi pemerintah, Pelaku pasar tidak bisa didekte disuruh ini disuruh itu, tetapi pelaku pasar akan melihat dan menilai kinerja Pemerintah dengan kaca mata sendiri. Kalau  kinerjanya membaik tentu akan timbul "Kepercayaan" dan tanpa disuruh2 pun pelaku pasar / investor akan melakukan investasi yang akan menggerakkan roda ekonomi. Namun jika sebaliknya kepercayaan itu luntur maka meraka akan meninggalkan pasar kita.

Akankah IHSG menuju level bawah lagi?? tentu bergantung situasi tadi, saya kira sampai akhir pekan nanti masih akan ada tekanan2  baik dari faktor internal maupun eksternal yang sekarang ditambah kebijakan China  dalam upaya mengatasi pelemahan ekonomi melalui kebijakan suku bunganya.
Bagaimana dampaknya kita lihat saja reaksi Bursa AS dan Eropa semalam langsung rontok, kita juga masih menunggu keputusan The FED atas rencana kenaikan suku bunganya. Kekhawatiran yang mungkin terjadi adalah pelarian US Dolar kembali ke AS karena suku bunga disana akan lebih tinggi. Jika US Dolar terjadi penarikkan maka bagaimana nasib Rupiah??

Ini pekerjaan sulit memang, makanya kita berharap Pemerintah bisa melakukan tindakan2 cerdas dan cepat untuk mengatasi situasi yang tambah runyam ini. 
Salah satunya barangkali penyerapan anggaran pembangunan bisa segera terlaksana, karena itu juga akan menggerakkan perekonomian. Pemerintah juga harus bisa mengendalikan harga2 kebutuhan pokok, meningkatkan daya ekspor.

Sebagai investor ritel barangkali kita tidak boleh hanya pasrah, kita wajib terus berusaha melakukan yang terbaik karena harus mengamankan investasi kita dan sebaliknya berusaha mencetak hasil. Modal kita dalam investasi bukan hanya Uang tapi Pengetehuan. 
Kita butuh pengetahuan ekonomi, Fundamental, teknikal, strategi trading, manajemen portofolio dll sebagai dasar investasi kita. jadi memang bukan hanya taruh uang saja lho karena ini bukan gambling bukan untung2an tapi investasi yang butuh analisa.

Semoga situasinya bisa kembali membaik dan kita bisa berinvestasi dengan nyaman.

Salam,

INVESTA
Pin.2b7dd5ee (ketik "salam investa" setelah invite)

10 Aug 2015

Para Komunitas Investa, Para Nasabah BNI Securities Semarang dan para Pembaca yang budiman,

Pengalaman kita sebagai investor atau trader saham,  kemungkinan  kita petrnah mengalami kejadian yang sama. Salah satunya adalah pengalaman pahit karena, saham yang kita beli harganya turun, semakin lama kita tahan tetapi malah semakin turun. 
Biasanya psikologi kita mungkin  juga sama, timbul rasa "sayang" terhadap saham yang harganya turun tersebut, semakin dalam turunnya justru kita semakin "sayang". Kenapa?? karena kita tidak siap melakukan Cut Loss atau jual dalam keadaan rugi. Semakin ruginya besar semakin kecil nyali kita untuk Cut Loss dan hal tersebut ternyata malah jadi awal yang menyakitkan.

Sebelumnya kita tentu berharap agar saham tersebut suatu saat bisa kembali naik paling tidak kembali pokok sajalah...supaya tidak rugi. Tapi kapan ya...?? misalnya kita beli th.2010 dibeli dengan harga 2000 an sekarang th.2015 harganya bawah 100.  Apalagi kita tidak pernah melihat Fundamental / kinerja Perusahaan yang sahamnya kita beli tersebut, padahal ternyata kinerjanya memburuk; hutangnya besar,  penjualannya turun,  Labanya anjlok bahkan RUGI semakin besar. Itu semua tidak kita perhatikan. Yang kita INGAT hanya waktu beli harganya tinggi yaitu 2000 sekarang tinggal 100 murah banget merasa tidak akan turun lagi.
Tapi siapa yang menjamin bahwa harganya tidak akan turun lagi?? waktu harga turun 400 sebelumnya juga pikiran kita seperti itu tidak mungkinlah turun ke 100. Eh, ternyata faktanya jadi 100 !!

Sekarang bagaimana solusinya ? Kalau harga saham kita mulai turun sampai pada batas toleransi resiko yg kita tetapkan (misalnya 5%) segera kita perhatikan secara serius dan lihat fundamental serta kemungkinan prospeknya. Jika memang tidak ada dukungan apapun jangan ragu untuk Cut Loss.
Bagaimana kalau sekarang sudah terlanjur parah ?! Jangan putus asa cari saham yang kinerjanya secara Fundamental bagus dan usahakan harganya sebanding dengan saham kita yang jatuh tadi supaya kita tidak nombok modal lagi.
Jika sudah ada pilihan maka jangan ragu untuk "melepas" saham lama yang terpuruk tadi dan hasilnya LANGSUNG belikan saham baru yang mempunyai Fundamental dan propek yang lebih baik. Agar kita bisa punya nyali kita harus berpikir sedang "menukar perusahaan"  dan jangan ingat harga beli kita atas saham lama walau sudah turun ratusan persen.

Harapan kedepan saham baru yang kita miliki akan lebih bagus perkembangannya, lupakan saham lama kita agar tidak membuat kita sakit hati karena sakit hati tidak menyelesaikan masalah dan akan menjadi beban psikologi tersendiri yang bisa membuat keputusan kita serba salah.

Sebagai contoh saja jika 3 bulan lalu kita menukar saham BUMI ketika harganya 90 dan membelikan saham DSFI yang dari rilis Laporan Keuangan menunjukkan kinerja yang super dan prospek industri yang bagus di harga 80. Maka saat ini harga saham BUMI mentok di 50 sedangkan DSFI loncat 198.
Kesimpulannya jangan ragu untuk menukar saham kita dari saham yang tidak punya prospek meski sebelumnya kita beli dengan harga tinggi ke saham yang mempunyai prospek bagus, karena ini salah satu  upaya agar modal kita tidak tergerus habis dan sebaliknya mulai bisa menghasilkan.

Salam,

INVESTA
pin. 2b7dd5ee (segara tulis "salam investa" setelah invite).

6 Aug 2015

Para Komunitas Investa, Para Nasabah BNI Securities Semarang dan para Pembaca yang budiman,

Setelah saham ANTM kemarin giliran saham KRAS yang juga salah satu saham BUMN terjadi Auto Reject dengan kenaikan 24,77% pada posisi 403. Kejadiannya hampir mirip ANTM yaitu ketika harga sudah menyentuh level terendahnya langsung mantul sampai batas maksimal yang ditentukan otoritas Bursa. 
Kalau ANTM ada berita penjualannya yang naik 98% dan rumor Right Issue, kenapa dengan KRAS ? Satu2nya berita yang saya baca adalah rencana kerja sama WIKA dan KRAS untuk membangun pembangkit listrik.

Seperti kita ketahui melalui Lap Keuangan sampai Kuartal pertama 2015 kinerja KRAS sangatlah buruk karena masih mencatat kerugian yang cukup besar. Produk utamanya baja memang saat ini mendapat persaingan dari produk China. Sayang sampai saat Laporan keuangan kuartal kedua belum diumumkan sehingga belum ketahuan kinerjanya. Maklum bagi saya lebih mantab kalau sudah baca laporan Keuangannya sehingga bisa diketahui kinerjanya perusahaan.
Memang Laporan Keuangan itu hanya mencatat masa lalu dan yang lebih penting itu adalah prospek kinerja masa depan, tetapi setidaknya kita bisa mengetahi perkembangan dari setiap periodenya.

Salah satu perusahaan yang telah mengumumkan Laporan keuangan kuartal kedua 2015 ini dan mempunyai kinerja yang sangat bagus adalah DSFI dimana Labanya kain 87% dibanding periode tahun lalu. Sebagai perusahaan yang bergerak dibidang hasil laut memang sangat diuntungkan dengan kebijakan menteri baru yang mendorong sekaligus melindungi hasil laut dalam negeri.
Selama 3 bulan harga saham DSFI telah naik lebih 100% ini tentu sangat menggembirakan bagi investor yang tepat memilih sahamnya. Disaat kondisi Bursa sedang sulit toh masih ada saham yang memberikan rejeki besar.

Dari pengalaman ketiga saham tersebut kita dapat mengambil kesimpulan bahwa tidak selamanya saham itu turun terus, pada batas tertentu harganya bisa kembali naik bukan?? Yang perlu kita perhatikan adalah PROSPEK kedepan perusahaan tersebut, jika perusahaan solid dengan jenis usahanya dan dikelola secara profesional, maka pada saatnya akan menemukan masa2 terbaiknya.
Kita mesti belajar membuat analisa mulai dari jenis usaha perusahaan, fundamentalnya,serta prospeknya. Jangan kita membeli suatu saham yang kita sendiri belum tau jenis usaha dan kinerjanya, itu sama dengan gambling.

Kemarin IHSG naik 1,45% diposisi 4850. masihkah bisa berlanjut naik hari ini?? meski ada kecenderungan untuk kembali naik tetapi harus tetap waspada sebab Rupiah kembali melemah di level 13.500 per US Dolar lagi, ini yang tidak nyaman. Besaran makro ekonomi juga belum menampakkan perbaikan yang  jelas, sehingga investor tetap layak hati2 jangan sampai terjebak situasi yang memang lagi sulit ini. 

Beberapa saham yang punya manajemen yang solid dan punya usaha yang baik serta harga yang lagi murah bisa dilirik seperti INCO, SMGR, KAEF, DSFI, BBTN. 

Salam,

INVESTA
Pin. 2b7dd5ee (tulis "salam investa" bagi yang sudah invite) 

5 Aug 2015

Para Komunitas Investa, Para Nasabah BNI Securities Semarang dan para Pembaca yang budiman,

Kemarin salah satu saham BUMN yaitu ANTM melonjak 24,22% sampai Auto Rejecditutup 595, ini tergolong luar biasa karena terjadi saat IHSG tertekan 0,4% posisi 4781. Sebelumnya saham ANTM justru terjadi downtrend yang berat karena Jum'at lalu harganya mencapai 475 dan ini harga terendah 10 tahun terakhir !!
Pada tahun 2008 saja saham ANTM pernah berada dilevel harga 4675 dan setelah itu terus turun berkepanjangan sampai 475 pada 31 Juli lalu.

Maka kalau kemarin naik signifikan ini menjadi kajian tersendiri bagi saya, dan saya mencoba membuka data dan berita2 termasuk rumor2 pasar untuk mengetahui penyebabnya serta kemungkinan kedepannya, siapa tau masih ada peluang??
Menurut pendapat saya kenaikkan harga saham ANTM ini disebabkan berita bahwa Penjualan ANTM pada semester pertama 2015 ini mengalami kenaikkan 98%, dimana didukung oleh penjualan Emas yang mencapai Rp.5,6 Triliun atau 72% dari total penjualan ANTM. Penjualan emas ini juga naik 180% secara tahunan. http://investasi.kontan.co.id/news/penjualan-bersih-antm-melonjak-98 

Laporan Keuangan semester pertama ini memang belum bisa disajikan karena masih dalam proses audit menurut manajemen ANTM, tetapi saya memprediksikan jika memang penjualan bisa naik 98% itu benar maka sangat mungkin akan menopang Pendapatan Perusahaan dan diharapkan pula bisa memberikan kontribusi terhadap Laba Usahanya. Meski kita tau bahwa kinerja ANTM tahun2 lalu memang kurang bagus karena harga komoditas yang dihasilkan ANTM memang sedang jatuh.

Sebagai emiten penghasil pertambangan memang rata2 mengalami masa2 sulit saat ini, tetapi dengan kenaikkan penjualannya bagi ANTM adalah awal prestasi yang bagus apalagi kalau kedepan harga pertambangan bisa kembali naik lebih baik dibanding saat ini yang sangat rendah. Paling tidak kalau harga emas sebagai penopang utama ANTM bisa naik maka tentu akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kinerja ANTM.

Penyebab kenaikan harga ANTM yang lain karena terdengar "kabar angin" alias Rumor (tentu belum dijamin kebenarannya) bahwa emiten akan melakukan Right Issue  diatas harga pasar. ANTM memang termasuk dapat program penambahan modal dari Pemerintah seperti ADHI.
Pengalama buruk bagi investor memang kembali dialami ketika Manajemen ADHI menetapkan harga Right Issue jauh dibawah harga pasar sehingga rontoklah harga saham ADHI karena Aksi Korporasi dan bukan karena kinerjanya.

Maka Manajemen ANTM harus belajar dari pengalaman ADHI, buatlah investor merasa nyaman dalam investasi, sebab investorlah yang sudah ikut menopang Modal ANTM. Bila Right Issue dilaksanakan dengan benar maka Pemerintah bisa menambahkan modalnya bersamaan dengan investor publik dan itu akan menjadi sinergi yang kuat dan bagus.
Apalagi jika pengguanaannya adalah untuk membangun sarana2 seperti smelter yang memang dipersyaratkan oleh pemerintah agar komoditas bisa dijual keluar negeri dengan kualitas yang lebih baik setelah melalui pengolahan dengan smelter dan diharapkan harga jualnya akan lebih baik.

Mari kita tunggu dua hal penting yaitu Laporan keauangan dan berita resmi tentang rencana Right Issue ANTM, jika memang sesuai prediksi saya maka harapan harga saham ANTM untuk naik lebih tinggi kedepan moga2 bisa menjadi kenyataan. Tetapi ingat bahwa semua baru informasi awal dan belum tentu benar memang karena disini informasi tersebut cepat berubah dan seakan manajemen tanpa dosa melakukan hal itu dan tidak peduli investor publik menanggung resiko besar.

Kenaikan saham ANTM kemarin juga terimbas ke sektor pertambangan yang lain seperti TINS, INCO dan ADRO yang harganya memang relatif sudah rendah.

Semoga bermanfaat.

Salam,

INVESTA
Pin.2b7dd5ee (tulis "salam investa" jika sudah invite) 

3 Aug 2015

MYOR 030815

MYOR breakout berusaha meraih level 30.000-29.900, ditengah minimnya volume.

BMTR 030815

tren turun BMTR telah berakhir target saham ini ada di ma 200nya, sekitar level 1580-1590

Para Komunitas Investa, Para Nasabah BNI Securities Semarang dan para Pembaca yang budiman,

Sepekan ini IHSG sempat tertekan terendah ke 4717 dan tertinggi 4845 dan ditutup Jum'at kemarin 4805. Ada dua kejadian penting yang menjadi katalis kenapa IHSG bergerak Volatile, pertama masalah pengaruh Bursa Shanghai di China yang sempat terjun curam lebih 8% sehari dan bergerak liar sampai akhir pekan. Hal tersebut akhirnya menular ke Bursa2 Regional lainnya termasuk IHSG kita.

Kejadian yang lain adalah kembali Investor dikejutkan dengan Informasi terbaru yaitu rencana Aksi Korporasi PT.Adhi Karya, Tbk (ADHI).yang mau mengeluarkan saham baru/Right Issue dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu ( HMETD ). 
Nampaknya nasib Investor harus menanggung "penderitaan" lagi, beberapa waktu lalu Aksi Korporasi BWPT yang waktu itu juga Right Issue telah mengakibatkan Investor rugi besar karena harga sahamnya turun drastis akibat harga saham baru yang diterapkan dengan HMETD jauh lebih rendah dari harga pasarnya.

Ternyata kejadian tersebut  terulang lagi, kali ini ADHI juga diberitakan akan melakukan Right Issue dengan harga antara Rp.1510,-  sd Rp.2400,- per sahamnya. 
Pada tgl.29 Juli 2015 harga saham ADHI Rp.2635,- tapi setelah tgl.30 Juli berita tersebut muncul maka investor langsung panik selling yang akhirnya menjatuhkan harga saham ADHI di Rp.2250,- atau turun 14,6% dalam sehari.
Sekali lagi fakta menunjukkan bahwa harga saham bisa berubah drastis karena terjadi aksi korporasi.

Namun menurut pandangan saya Rencana Aksi Korporasi saham ADHI ini ada yang sangat mengganggu investor, karena adanya perubahan informasi tentang rencana harga saham baru dengan Right Issue.  Kalau saya membaca di Media pada tgl.5 Pebruari 2015 waktu itu Manajemen ADHI menyampaika bahwa harga pelaksanaan Right Issue adalah Rp.4000,- per saham.

Sebelum itu beredar rumor harga Right adalah Rp.2525,- yang membuat saham ADHI waktu itu anjlok 10,2% tetapi dengan berita baru bahwa kemungkinan harganya Rp.4000,- maka harga saham naik kembali.
Setelah itu saya baca Prospektus Ringkas di Media pada pertengahan bl.Mei
2015 disitu diumumkan bahwa pelaksanaan harga Right Issue antara Rp.2000,- sd Rp.2700,- per saham. Padahal Prospektus itu adalah Informasi resmi dari Emiten sebagaimana yang diatur dalam peraturan yang ada. 

Nah, kalau sekarang dilakukan perubahan  kembali bahwa harga pelaksanaan Right Issue adalah Rp.1510,- sd Rp.2400,- Itulah yang menurut saya sangat mengganggu keputusan Investor. Bisnis Pasar Modal ini adalah bisnis Informasi sehingga sampai  INFORMASI PENTING ini ada peraturan2 nya.
Karena setiap informasi akan menjadi analisis berbagai pihak terutama investor dalam mengambil keputusan, bagaimana jadinya kalau informasi penting berubah2 apalagi dilakukan setelah Prospektus Resmi di muat di media.
Hal-hal semacam ini mestinya dilakukan pembenahan supaya pihak Manajemen tidak dengan mudah membuat perubahan informasi penting karena akibatnya bisa merugikan investor.

Sekarang bagaimana kira2 kemungkinan harga saham ADHI kedepan? Dengan mencoba membuat kajian dari data serta informasi terakhir yang ada dimana Emiten merubah jumlah saham yang akan dikeluarkan menjadi 1,81 milyar lembar (semula 1,37 miliar) dengan kisaran harga 1510 sd 2400 maka prediksi saya harga right issuenya kemungkinan diatas Rp.2000,- bahkan akan lebih baik jika bisa dibatas atas yaitu Rp.2400,- per saham. Selain untuk menjaga kejatuhan harga terlalu dalam, juga emiten bisa mendapatkan dana dari hasil Right Issue yang lebih besar.

Kalau melihat tujuan Right Issue cukup bagus karena untuk kebutuhan ekspansi artinya dengan tambahan modal baru tersebut ADHI bisa lebih cepat menyelesaiakan kontrak2 proyek yang ada dan bisa lebih berkembang usahanya. Diharapkan juga akan terjadi pertumbuhan Laba Usaha yang lebih baik lagi, jadi saham ini bagi saya tetap bisa dikoleksi, terlepas dari kesalahan cara menetapkan harga right yang berubah2.

Perlu diingat juga bahwa semua rencana ADHI ini baru bisa sah untuk dilaksanakan kalau disetujui dalam RUPSLB tgl. 27 Agustus 2015, jadi kita tetap harus waspada jangan2 nanti dirubah lagi harga right nya...payah!
Sebelum RUPSLB kemungkinan harga saham ADHI masih akan bergejolak naik turun secara agresif. Disini akan sangat rentan terhadap penggorengan harga sahamnya.

Sekedar himbauan bagi teman2 investor agar lebih hati2 jika mempunyai saham emiten yang mau right issue, jangan kita jadi "pelengkap penderita" ketika pasar sedang sulit cari rejeki malah dikerjain dengan informasi2 yang simpang siur.yang bisa merugikan investor.

Salam.

INVESTA
Pin. 2b7dd5ee (tulis "salam investa" bagi yang sudah invite)

Anda paling tertarik pada artikel apa ?

Flag Counter
Powered by Blogger.

.

.

.