30 Apr 2015

IHSG Rontok berturut2 selama 6 hari,  posisi terakhir mencapai 5105 kemarin, ini IHSG terendah  dari awal th.2015 (terendah sebelumnya tgl.16 Januari di 5148). Investor asing kembali net sell Rp.1.795 Triliun. Kalau saja di lakukan survey, maka  jika terjadi net sell asing yang signifikan (lebih dari Rp.1 T) akan diikuti penurunan IHSG  demikian pula sebaliknya. Jadi ini yang membuktikan bahwa asing masih sangat dominan bahkan sanggup membuat IHSG berjalan kearah mana.

Masihkah hari ini menjelang long weekend  IHSG akan terpuruk lagi? Jawaban yang tidak mudah, beberapa analis Teknikal saya baca mencoba meramalkan tapi juga sering meleset. Maklum kondisi saat ini sulit diprediksi, antara kondisi ekonomi, politik  dan juga kebijakan Pemerintah sendiri.
Kita tentu tidak bisa meminta2 investor asing tetap investasi di negara kita kalau kondisi yang ada tidak membuat mereka kerasan. Sistem keuangan kita membebaskan investor keluar masuk kapan saja. Sehingga kita tidak tau bagaimana rencana investor asing selanjutnya.

Pemerintah mesti sadar bahwa kita berhubungan dengan masyarakat internasional yang masing2 punya kepentingan, namun alangkah bijaknya kalau setiap langkah dan keputusan politik, hukum, keamanan dan tentu saja kebijakan ekonomi bisa membuat semua pihak nyaman dan saling menguntungkan.

Disisi lain kita juga terpengaruh situasi eksternal seperti kebijakan The FED tentang kenaikkan suku bunga, demikian pula pertumbuhan ekonomi dunia yang bisa saling mempengaruhi. Harga komoditas yang banyak dihasilkan negara kita juga harganya tidak kunjung membaik.

Meskipun bisa salah prediksi saya IHSG akan di ring 5075 sd 5200 hari ini.  Mesti kondisi sulit bila ada kesempatan terbaik misalnya memanfaatkan trading pendek jika ada tekanan harga yang kelewat rendah / murah  dari parameter Fundamental  maka saya akan konsen ke saham INCO, SMGR, GJTL, BBTN, ADRO, dan KAEF.terutama jika di saham2 tersebut asing mulai net buy.

Buat nasabah2 BNI Securities Semarang yang berminat ikut pelatihan investor tentang "Aksi korporasi, bandarmologi dan  transkasi asing pengaruhnya terhadap harga saham"  yang akan diselenggarakan hari Sabtu tgl.9 Mei 2015 yang kali ini di sponsori Bank BNI Semarang silahkan daftar. Karena kami hanya mampu menampung 50 peserta saja, maka siapa cepat dia dapat.

Salam,

INVESTA
pn.2b7dd5ee (sampaikan kata kunci "salam investa" setelah add)

28 Apr 2015

Para Nasabah BNI Securities Semarang, Para komunitas Investa, dan Para pembaca yang budiman,

Sebelum meneruskan ulasan yang sifatnya pengetahuan pagi ini saya tertarik untuk mengulas tentang kondisi bursa yang kemarin berdarah, IHSG anjlok 3,49% di level 5245. IHSG terendah th.ini pada posisi 5148 pada tgl.16 Januari 2015.
Yang membuat beberapa teman2 komunitas investor bertanya kepada saya via BBM dan email adalah penurunan yg tajam dalam sehari yaitu 189 poin atau 3,49%.
Ini penurunan paling tajam dalam satu hari transaksi tahun ini pula. Mengapa? Apa yang penyebabnya? Begitulah pertanyaan ke saya.

Menurut saya penyebabnya adalah investor asing melakukan net sell Rp.2,2 Triliun, angka ini cukup signifikan dan berat untuk menekan IHSG. Belum lama Pernah saya ulas bahwa investor asing saat ini menguasai sekitar 63% kapitalisasi pasar di bursa kita. Kapitalisasi pasar BEI akhir Maret lalu sekitar Rp.5,500 Trilliun. Lantas apa penyebabnya asing melakukan net sell besar2an??

Dengan segala keterbatasan saya mencoba menganalisa, Pertama Laporan Keuangan Kuartal satu 2015 beberapa Perusahaan mengalami penurunan Laba, bahkan perusahaan Grup Astra seperti ASII dan AALI yng menjadi pendukungf IHSG dan mempunyai kapitalisasi pasar besar ikut mengalami penurunan Laba.
Sehingga penurunan ini membuat investor khawatir terhadap laporan Keuangan perusahaan2 lain mengalami nasib yang sama.

Kedua Pertumbuhan ekonomi kita kuartal satu 2015 ini juga melambat sedikit dibawah 5% dan ini dibawah ekspektasi sebelumnya yg 5,2%. http://www.kabarbisnis.com/read/2857014/ekonomi-melambat--pertumbuhan-kuartal-i-2015-diramal-cuma-5-
Perlambatan ini akan berdampak pada likuiditas perbankan sehingga kemarin harga saham Perbankan besar (BBRI, BBNIdan BMRI) turun diatas 5%.

Ketiga kemungkinan pernyataan Presiden dalam KAA kemarin tentang ketergantungan pada lembaga keuangan IMF dan Bank Dunia tidak konsisten dengan jumlah hutang kita yang masih besar terhadap  lembaga keuangan tersebut karena.

Keempat pelaksanaan hukuman mati juga sangat ditentang oleh beberapa negara seperti Perancis, Australia, Brazil yang kebetulan ada warga negaranya yang akan dan sudah dihukum mati. Kemungkinan mereka menggunakan pengaruhnya ke negara2 Eropa dan Amerika yang menginvestasikan dananya di Indonesia.

Apakah penurunan ini masih akan berlanjut?? semua bisa saja terjadi. kalau melihat nilai tarnsaksi kemarin sebesare Rp.7 Triliun nampaknya tekanan masih kuat, sekalipun saya berharap akan ada pantulan sejenak.
Sekedar berjaga2 dan sikap hati untuk tidak melawan pasar ketika tekanan masih besar, tunggu sampai gelombang besar mulai berkurang.

Tetap perhatikan juga laporan Keuangan Kuartal satu sebagai panduan memilih saham, pilih yang terbaik merujuk kinerja emiten tetapi juga perhatikan juga timing yang tepat ketika tekanan mulai berhenti.
Saham BC dimana asing memiliki sebagian besar portonya yang paling rawan terjadi koreksi, tunggu ketika semua harga sudah menyesuaiakn kinerja Lap keuangan kuartal satu kalau mau masuk.

Sabar dan Disiplin sebagai motto investasi.

Salam,    


INVESTA
pn.2b7dd5ee (sampaikan kata kunci "salam investa" setelah add)

27 Apr 2015

Para Nasabah BNI Securities Semarang, Para komunitas Investa, dan Para pembaca yang budiman,

Tiga bulan pertama th 2105 telah berjalan, sesuai ketentuan perusahaan publik wajib mempublikasikan Laporan keuangan Kuartal pertama  (31 Maret 2015) untuk mengetahui kinerja masing2. Jika investor berpedoman pada Analis Fundamental tentu sangat berkepentingan terhadap Lap Keuangan ini.
Sekalipun Fundamental Analisis ini bukan satu2nya yang mendasari naik turunnya harga sahamnya di bursa, tetapi menurut pendapat saya FA merupakan faktor utama menilai kinerja perusahaan yang bisa berpengaruh terhadap harga.

Sampai 24 april kemarin masih kurang dari 10% jumlah emiten yang sudah mempublikasikan Laporan keuangannya, dari beberapa yang sudah mengumumkan separonya mengalami penurunan Laba bersih jika diperbandingkan dengan periode Maret tahun lalu. Bahkan Tambang Timah (TINS) mengalami kerugian hingga 19 M (120%). Beberapa perusahaan yang mengalami penurunan Laba Bersih antara lain BDMN,LEAD, DEFI, ARNA, BNGA, AUTO, BRAM, TINS, BINA, AALI.

Penurunan kinerja kemarin langsung direspon Negataif dipasar lihat saja harga saham AALI, ARNA, LEAD, TINS, BNGA, rontok berat. Investor sudah semakin rasional dan tanggap terhadap informasi. Pasar Modal yang effisien dimana setiap informasi penting memang akan direspon terhadap pasar.
Sekalipun ada juga harga saham yang tidak mencerminkan kinerja perusahaannya bahkan kadang ada yang  berlawanan, karena seperti saya sampaikan bahwa Fundamental bukan satu2nya penggerak harga saham.

Mari kita sikapi Laporan keuangan kuartal pertama 2015 dengan seksama agar sebagai investor bisa mengambil sikap lebih dini. Selain Lap Keuangan yang tidak kalah pentingnya yaitu sektor industrinya yang kira2 mempunyai prospek baik atau sebaliknya di th.2015 ini.
Th.2015 ini memang tidak mudah ditebak karena pelemahan pertumbuhan ekonomi secara global sangat rentan terhadap gejolak pasar keuangan.
Sementara ini sektor Perbankan th.2014 cukup berkibar dari sisi perolehan Laba dan pertambangan paling buruk. IHSG th.2014 naik 22% karena dukungan sektor perbankan dan infrastruktur.

Melihat kinerja beberapa Bank Publik BDMN dan BNGA yang mengalami penurunan Laba bersih saya jadi mulai hati2 melihat sektor perbankan karena bank merupakan ujung tombak ekonomi, jika bank2 nanti mengalami penurunan Laba itu bisa berimbas pada saham sektor lain.
Meskipun beberapa Bank Publik belum mengumumkan Laporan keuangan tetapi dengan adanya dua bank papan atas yang labanya turun bisa saja investor mengekspektasikan Bank yang lain juga mengalami nasib sama.

Sikap hati2 sebagai investor  sangat diperlukan pada saat ini, kondisi global dan nasional sangat penting disikapi dengan baik. Ingat kita bukan sedang gambling tapi investasi yangf membutuhkan kecermatan analisa.
Jangan pernah berhenti untuk menambah pengetahuan, dan konsen kami INVESTA sebagai Lembaga Pendidikan dan Pelatihan akan terus mengembangkan pelatihan2 baik untuk para calon profesi, investor dan beberapa perusahaan yang akan melakukan aksi korporasi .
Investasi tanpa dibekali pengetahuan ibarat gambling juga he..hee

Evaluasi diri agar investasi menjadi harapan masa depan buka sebaliknya.

Salam,

INVESTA
pn.2b7dd5ee (sampaikan kata kunci "salam investa" setelah add)

23 Apr 2015

Para Nasabah BNI Securities Semarang, Para komunitas Investa, dan Para pembaca yang budiman,

Ulasan Teh pagi sementara ini akan saya focuskan ke pencerahan bagi pembaca khususnya bagi investor pemula agar ada penambahan pengetahuan.
Dari ulasan terakhir beberapa pembaca ada yang bertanya tentang Istilah "TUTUP SENDIRI" (TS) atau Crossing karena kita sering juga melihat ada suatu transaksi saham dengan Kode TS.
Transaksi Tutup Sendiri atau Crossing adalah transaksi jual beli saham yang dilakukan oleh satu Broker / Anggota Bursa yang sama. Transaksi tersebut untuk saham yang sama, jumlah lembar yang sama dan harga yang sama pula.

Misalnya ada investor A dan investor B sama2 nasabah Perusahaan Sekuritas yang sama misalnya saja BNI Securities (kode NI). Investor bermaksud menjual saham CPRO sebanyak 20 ribu Lot dengan harga Rp.100,- per lembar, kebetulan Investor B bersedia membeli saham tersebut dengan jumlah dan harga yang sesuai dengan keinginan investor A. Untuk itu kedua investor tersebut bisa menghubungi sang Broker dalam hal ini BNI Secutrities.
Selanjutnya BNI Securities akan melakukan transaksi atas order kedua investor tersebut ke Bursa (dengan sistem yang berbeda dengan transaksi reguler), dengan demikian akan muncul di monitor transaki Jual Beli saham CPRO dengan jumlah 20 ribu lot harga Rp.100,- per lembar dengan Kode TS.

Transaksi tersebut sebenarnya hanya formalitas untuk memenuhi ketentuan saja sehingga transaksi jual beli tersebut sah secara aturan yang ada. Broker juga tidak perlu mencarikan lawan karena penjual dan pembelinya ( A & B ) sudah terjadi kesepakatan terlebih dahulu, dan Broker tentu lebih senang karena langsung terjadi transaksi jual dan beli pada waktu yang bersamaan dan yang pasti komisinya juga langsung dapat kanan kiri he..hee...

Transaksi Tutup Sendiri ini juga sering dilakukan antar investor besar dengan jumlah Lot / Lembar yang besar pula, bisa juga  untuk tujuan pengambil alihan perusahaan atau akuisisi dari pemegang saham satu ke pemegang saham lainnya.
Transaksi TS ini juga masuk dalam kategori Pasar Negosiasi artinya baik harga, jumlah dan pembayarannya bisa berbeda dengan Pasar Reguler.

Demikian pencerahan saya semoga bermanfaat dan untuk selanjutnya saya akan mengulas tentang Transaksi Margin Trading dan Shot Selling.

Salam,

INVESTA
pn.2b7dd5ee (sampaikan kata kunci "salam investa" setelah add)

21 Apr 2015

Para Nasabah BNI Securities Semarang, Para komunitas Investa, dan Para pembaca yang budiman,

Kemarin nampak nilai transaksi di BEI naik signifikan menjadi Rp.21,7 Trilun, tapi kenapa transaksi yang nampak dimonitor tidak tampak ramai?? Khususnya bagi investor pemula bisa saya jelasakan sebagai berikut;
Bursa dikategorikan menjadi dua yaitu Pasar Reguler (RG) dan Pasar Negosiasi (NG), Pasar Reguler adalah yang perdagangannya dengan menggunakan fraksi harga yang sudah ditentukan (Rp.1,- Rp.5,- dan Rp.25,-) untuk masing2 harga saham. Digunakan "Prioritas waktu dan harga" artinya siapa dulu yang melakukan order maka akan masuk dalam sistem komputer terlebih dahulu juga (siapa cepat maka akan diprioritaskan oleh sistem), selain itu siapa yang melakukan order BELI dengan harga yang PALING TINGGI maka akan diprioritaskan dan siapa melakukan order JUAL dengan harga PALING RENDAH maka juga akan diprioritaskan.

Pasar Reguler juga menggunakan ketentuan minimal 1 Lot (100 lembar) dengan kelipatan selanjutnya dalam satuan Lot dan penyelesaian pembayaran baik beli dan jual adalah T+3 (transaksi ditambah 3 hari bursa). Pasar Reguler inilah yang selalu nampak sering muncul dilayar monitor kita dan biasanya sehari2 Pasar Reguler juga lebih banyak nilai transaksinya.
Harga Sahan di Pasar reguler juga digunakan  perhitungan IHSG pada akhir bursa.

Bagaimana dengan pasar Negosiasi? Pasar ini dilakukan untuk para penjual dan pembeli yang menggunakan negosiasi atau "kesepakatan" , sehingga perdagangan saham akan terjadi (deal) jika pembeli dan penjual tersebut telah melakukan kesepakatan.
Kesepakatan bisa meliputi jumlah saham, harga saham dan waktu pembayarannya sehingga tidak harus menggunakan ketentuan seperti di Pasar Reguler. Jadi bisa saja jumlahnya tidak dalam satuan lot misalnya 10.522 lembar dengan harga perlembar Rp.5.371,- .
Demikian pula penyelesaiannya tidak harus T+3 artinya bisa saja pembayarannya T+0 yang dianamakn juga Pasar Tunai atau bisa dilakukan pembayaran T+1 dan sebagainya.

Biasanya pasar Negosiasi ini digunakan untuk transaksi mereka yang sebelumnya sudah punya kesepakatan diluar bursa sehingga transaksi pasar negosiasi ini hanya sebagai formalitas untuk memenuhi ketentuan karena transaksi saham perusahaan yang sudah tercatat di Bursa harus dilakukan melalui Bursa.

Kita juga bisa memanfaatkan pasar Negosiasi ini bila kita akan membeli atau menjual saham kirang dari satuan Lot, misalnya jumlahnya 79 lembar, 52 lembar dan sebagainya biasanya untuk menggenapkan agar saham kita bisa menjadi satuan lot penuh dan bisa dijual belikan di pasar Reguler.
Selain itu kalau kita butuh uang segera maka kita bisa menjual di pasar negosiasi ini dengan pembayaran T+0 yang berlangsung cuma satu sesi yaitu jam 9 sg 12 siang, selanjutnya pembayaran dilakukan pada siang hari pada tgl yang sama sehingga hari itu juga kita dapat uangnya, ini yang namanya Pasar Tunai.

Nah kemarin itu di Bursa Efek dari transaksi 21,7 Trilyun itu terbagi Transaksi di Pasar reguler cuma Rp.3,9 T dan Pasar Negosiasi Rp.17,8 T dan dari Pasar Negosiasi tersebut yang Rp.14,7 Triyun dari Saham GEMS dengan harga Rp.3.735,- per saham (harga di pasar reguler Rp.1.860,- ). Dan dalam transaksi GEMS pihak investor asing sebagai pembeli sehingga terjadilag Net Buy Asing.

Demikian mengenai sedikit penjelasan saya tentang Pasar Reguler, Pasar negosiasi dan juga Pasar Tunai.
Semoga bermanfaat.

Salam,

INVESTA
pn.2b7dd5ee (sampaikan kata kunci "salam investa" setelah add)

20 Apr 2015

Investor asing punya peran penting di bursa kita, asing bisa membuat bursa bisa hingar bingar dengan kenaikan nilai transaksi dan IHSG, tetapi asing juga bisa membuat bursa berganti lesu darah dengan penurunan IHSG, nilai transaksi serta harga2 saham yang turun.
Ini sebagai konsekuensi atas komposisi kepemilikan asing yang lebih besar atas saham-saham yang listing di bursa efek kita, sekitar 62 % kapitalisasi pasar kita dikuasai asing dan sisanya investor dalam negeri..

Posisi akhir Maret 2015  kapitalisasi pasar BEI Rp.5.556 Triliun. (kapitalisasi pasar adalah jumlah lembar saham beredar X harga saham). Sejak Bursa kita aktif lagi th.1977 memang sebenarnya diramaikan oleh investor asing. Maklum tahun segitu investor lokal yang tau pasar modal sangat sedikit. Sehingga dengan masuknya investor asing bursa kita bisa mulai tumbuh bertahap.

Jadi sebenarnya investor asing juga punya andil yang penting untuk perkembangan bursa kita, mereka masuk membawa dana besar untuk investasi di negara kita walau sifatnya hot money. Artinya mereka suka2, mau masuk dan keluar kapan saja tidak ada yang melarang.
Sebagai bukti bahwa bursa kita tergantung asing bisa kita lihat pada transaksi bursa dan IHSG sebagai tolok ukurnya, begitu asing net sell banyak maka IHSG akan rontok demkian pula sebaliknya jika asing melakukan net buy besar IHSG akan naik.

Investor punya beberapa kelebihan antara lain dia punya dana yang sangat banyak dan pengetahuan tentang investasi dengan segala strateginya yang baik.
Investor asing juga lebih banyak Fund Manager,  Reksa Dana, Dana Pensiun Asuransi, Perbankkan selain perorangan. Mereka  punya kemampuan berbagai Analisa yang sangat baik termasuk mengetahui psikologi pasar dan memanfaatkan dengan baik.
Mereka juga tau cara berdagang saham dimana dimana banyak investor ritel dan pemula yang masih punya pengetahuan pas-pasan atau malah hanya ikut2an.
Kita bayangkan saja ibarat pertandingan sepak bola antara MU dan PSSI barangkali.

Jadi bagaimana seharusnya strategi kita sebagai investor ritel? kita bisa menerapkan strategi gerilya, setiap langkah harus diperhitungkan dengan cermat. Jangan lawan investor asing dengan perang terbuka yang kita sadar kita kalah modal, justru manfaatkan gerakkan asing. Misalnya saja ada minimal 3 broker asing yang lagi borong saham ikutan saja mereka, karena jarang sekali ketika mereka beli saham dengan jumlah signifikan harga sahamnya turun dalam jangka pendek. Jadi kita bisa ikutan beli tapi pada tahap2 awal ketika mereka mulai membeli, jangan masuk ketika mereka sudah koleksi beberapa hari.

Demikian pula ketika mereka sedang jualan besar2 an jangan kita malah menampung karena mereka akan terus tekan harga sahamnya dan kalau perlu dengan melakukan short Selling supaya bisa turun serendah mungkin.

Yang saya cermati kenapa asing akhir2 ini lebih banyak Net Sell ? karana bergitu mereka benar2 keluar dari pasar maka IHSG kita bisa rontok. Semoga ini sifatnya sementara dan mereka masih krasan di bursa kita dan semua hanya merupakan strategi dagang mereka. Biasa mereka invetasi disini butuh cuan  dengan segala strateginyanya juga.

Jadi investor asing tetap kita butuhkan tetapi juga perlu diwaspadai perilakunya supaya modal kita tidak habis dibawa investor asing keluar.

Salam,
INVESTA
pn.2b7dd5ee (sampaikan kata kunci "salam investa" setelah add)

16 Apr 2015

Para Nasabah BNI Securities Semarang, Para komunitas Investa, dan Para pembaca yang budiman,

IHSG nyaris berakhir tidak berubah kemarin diposisi 5414 (-0,08%) sekalipun sempat jebol dibawah 5400, dengan tekanan asing yang net sell 658 Milyar. Pengumuman tentang surplus perdagangan bl.Maret 2015 sebesar 1,13 Miliar dolar AS serta penguatan Rupiah sedikit manahan kejatuhan IHSG lebih dalam.
Kalau boleh memprediksi hari ini IHSG ada kecenderungan mantul naik walau hijau2 tipis, kisaran antara 5400 sd 5435.

Semalam harga minyak mentah naik signifikan 5% di US $ 55,95 diikuti harga energy. Hal ini memungkinkan mendorong harga saham berbasis miyak dan energy., jadi silahkan mencermati saham2 tersebut.
Melihat pergerakkan kondisi pasar beberapa hari terakhir sampai kemarin sore serta mencoba menghitung2 tekanan harga beberapa saham saya tertarik untuk membuat pilihan saham untuk trading pendek pada saham2 SMGR, CPIN, GJTL, ERAA, ADRO, ELSA serta saham lapis tiga yang sering bikin kejutan CPRO, KBRI dan FREN.

Kalau hari ini IHSG juga tidak bisa naik dan kalau sampai jebol dibawah 5400 maka akan membawa sentimen negatif lebih parah karena bisa menuju 5350.
Silahkan tetap konsen amati pergerakkan investor asing dan nilai rupiah sebagai panduan sederhana saat ini.
Diantara investor aktif sebagian menggunakan fasilitas Margin Trading dari perusahaan efek, sehingga kalau harga saham yang dipakai sebagai jaminan mengalami penurunan maka berpotensi dilakukan Force Sell sehingga akan lebih parah menekan pasar.
Kebijakan Short Sell juga bisa digunakan bandar2 besar menekan harga saham tertentu, dan kalau itu saham Blue Chip maka fatal buat IHSG.
Investasi yang sehat sebenarnya lebih baik kalau menggunakan kemempuan dana sendiri, namun iming2 fasilitas Margin memang sangat menggiurkan dan mendorong nafsu trading.

Tentang Margin Trading, Short Selling, Aksi Korporasi, Bandarmologi, Fundamental Analisis, Tehnikal analisis serta diksusi portofolio dan prediksi pasar akan kami kemas / bahas dalam pelatihan di Jakarta dalam waktu dekat. Hari ini kami sedang mencari tempat pelatihan yang pas di Jakarta, semoga lancar sehingga pelatihan segera bisa terlaksana bersama Tim INVESTA.

Salam,

INVESTA
pn.2b7dd5ee (sampaikan kata kunci "salam investa" setelah add)

14 Apr 2015

Para Nasabah BNI Securities Semarang, Para komunitas Investa, dan Para pembaca yang budiman,

Seperti perkiraan saya kemarin Indeks Bursa Regional sementara ini nampaknya tidak terlalu berpengaruh ke IHSG, lihat saja sekalipun regional rata2 naik bahkan  indek Hangseng dan Shanghai masing2 naik lebih dari 2%, IHSG tetap saja turun 0,8%  (5447). Investor asing kembali melakukan aksi jual dengan net sell Rp.682 Milyar. Beberapa teman investor mengeluhkan susahnya trading saat ini, mungkin juga hal ini anda rasakan. Pasar memang sedang susah ditebak arahnya, ada pengamat yang mengatakan masih trend bullish tetapi kondisi yang terjadi justru tekanan jual semakin kuat.

Dari 4 saham yang saya cermati kemarin hanya 3 saham yang menguat yaitu GJTL, SMRA dan RALS selebihnya melemah. Analisis memang tidak selalu benar apalagi kondisi pasar yang lagi sentimen negatif seperti ini. Susah menjawab dengan pasti apa penyebabnya konidi pasar saat ini.
Sudah beberapa kali saya sampaikan secara pribadi saya menganggap penyebab salah satunya dan bahkan dominan adalah pelemahan rupiah, hal ini mengingat struktur hutang negara kita dan beberapa korporasi yang bergantung US Dollar. Dilevel saat ini mendekati 13.000 adalah kondisi yang sangat tidak nyaman bagi kegiatan bisnis. Harga komoditas unggulan Indonesia seperti batu bara, CPO, dan pertambangan lain harganya di pasar dunia juga sedang tidak bagus. Sehingga berpengaruh terhadap harga saham2 berbasis komoditas tersebut.

Namun kita juga tidak boleh lupa bahwa th 2014 lalu IHSG kita sudah naik 22% itu termasuk jajaran bursa yang terbaik. Artinya banyak harga saham yang sebenarnya sudah naik tinggi sepanjang tahun, tentu wajar pula kalau ada koreksi.
Bursa juga tidak terlepas dari "kepercayaan"  terhadap penyelenggara negara. Dulu ada effect Jokowi ketika baru terpilih menjadi presiden IHSG melejit, nah sekarang investor juga sedang terus mengamati kinerja Pemerintah terutama tim ekonominya. Mampukah tim ekonomi membawa pertumbuhan ekonomi  serta iklim investasi yang lebih baik.
Tidak hanya itu iklim politik, hukum dan keamanan juga tidak lepas dari pengamatan pelaku pasar, apalagi investor asing tentu berkepentingan tentang hal ini. Tidak bisa dipungkiri bursa kita masih banyak bergantung investor asing memang.

Bagaimana dengan fenomena " Sell In May and Go Away " ? itu istilah yang memang dikenal oleh pelaku pasar saham, entah apa penyebabnya tapi investor juga kadang latah untuk ikut2an atau paling tidak punya rasa khawatir sehingga tidak berani masuk ke pasar.

Dalam situasi sulit ini ada juga saja saham penghapus dahaga, kemarin ada saja saham2 yang justru naik lebih 10%, apa lagi kalau bukan saham lapis ketiga lihat saja KBRI dan FREN. Sekalipun saham ini sering bikin Dugem (duduk gemetar) tapi sekali tempo bisa juga kasih cuan disaat musim kering he..hee.
Tetap hati2 dan disiplin tinggi menghadapi pasar yang sedang sulit ini.

salam,

INVESTA
pn.2b7dd5ee (sampaikan kata kunci "salam investa" setelah add)

13 Apr 2015

IHSG masih bergerak di ring sempit, akhir pekan berakhir di 5491 (0,17%), transaksi 5,3 Triyun itupun yang di pasar reguler 4,1 triyun sisanya di pasar negosiasi.
Transaksi yang relatif sepi diakibatkan belum ada katalis yang bisa menarik minat investor melakukan transaksi, termasuk investor asing yang memberikan kontribusi 39% dengan posisi net sell 74,9 M.

Bursa global sendiri rata2 positif Jum'at lalu, harga beberapa komoditas seperti minyak, emas, perak, gas juga mengalami penguatan, sayang rupiah justru kembali mengalami pelemahan terhadap US Dolar mendekati 13.000.
BI telah berusaha melakukan stabilisasi bahkan mungkin dengan intervensi sehingga cadangan devisa kita turun menjadi US$111 M. Sekalipun penguatan US$ ini terjadi terhadap semua mata uang tetapi yang membedakan bahwa struktur hutang negara masing2 berbeda. Semakin tinggi hutang US$ tentu semakin berat.

Sehingga saya berpendapat sementara ini pengaruh Bursa global dan regional pengaruhnya tidak terlalu signifikan terhadap bursa kita jika rupiah masih dilevel 13.000. Jika dalam pekan ini belum ada katalis yang berarti maka kemungkinan IHSG akan bergerak mendatar. BI Rate kemungkinan masih tidak berubah.
Namun sekalipun demikian bagi para trader bisa tetap melakukan hunting terhadap saham2 tertentu yang bisa bergerak positif sekalipun harus tetap hati2 dan jangan memasang target gain yang terlalu tinggi.

Saham2 yang saya perhatikan dengan mendasarkan pada ratio keuangan per Desember 2014 dan ekspektasi kwartal pertama 2015 antara lain INDF, KIJA, CPIN, SMRA. ROTI, RALS. GJTL. Perkiraan IHSG kisaran 5480 sd 5530

Tim Investa dibantu Joe Lee, Keneisha, Dwi Tjahjo sedang menyiapkan program pelatihan di Jakarta yg direncanakan tgl.25 dan 26 April untuk para investor pemula. Bila persiapan sudah final maka segera kami infokan. Silahkan pesan tempat ya...semoga bermanfaat.


salam,

 INVESTA
pn.2b7dd5ee (sampaikan kata kunci "salam investa" setelah add)

10 Apr 2015

Para Nasabah BNI Securities Semarang, Para komunitas Investa, dan Para pembaca yang budiman,

Beberapa waktu lalu saya pernah mengulas mengenai prospek saham CPRO, ketika saham ini baru "bangun tidur" dimana bl.nopembrt lalu harga sahamnya masih 50 perak. Berkat Rilis Lap Keuangan September 2014 harga sahamnya dibursa melonjak tajam sampai Rp.133 pada tgl.13 januari 2015.
Banyak investor mungkin menganggap saham ini berbau "Gorengan" maklum saham2 lapis tiga sering menjadi taget bandar untuk mempermainkan harga yang tentu saja mencari untung.

Namun sebagai aliran Fundamentalis saya mempercayai Laoran Keuangan meski waktu itu belum audit, dari Lap Keuangan tersebut saya mempercai kinerja CPRO mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan. Banyakj pihak menanti Lap Keuangan akhir Desember 2014 yg pasti di Audit oleh Akuntan Publik sekaligus melihat kinerja penuh setahun. Sebelum Lap Keuangan dipbulikasi ternayata sahamnya kembali rontok kembali sampai Rp.89,- tgl.30 Maret lalu, saya berpikir pasti ada yang tidak beres Lap Kuangannya. Biasanya bocoran selalu mungkin terjadi, dan mungkin pihak2 tertentu memanfaatkan bocoran ini untuk melakukan action di pasar.

Benar saja ketika Lap Keuangan dirilis secara terbuka ternyata Perusahaan mengalami kerugian sebesar Rp.389 milyar dari sebelumnya Lama Rp.1,1 Trilyun th.2013. Pantas saja beberapa investor membanting harga saham ini tembus bawah Rp.100,-
Tetapi saya pribadi punya pandangan lain terhadap kinerja CPRO, setelah saya analisis secara detail ternyata kinerjanya tidak seburuk harganya. Lihat saja Penjualannya ternyata masih tumbuh    23%, LABA USAHA mencapai Rp.166 Milyar dari sebelumnya RUGI usaha (Rp.784 milyar). Dari sini bisa disimpulkan bahwa emiten ini masih mengalami  pertumbuhan dari usaha intinya.

Perlu diketahui kalau th 2013 emieten memperoleh Laba itu bukan dari usahanya, tapi dari Pendapatan lain2 sebesar Rp.2,2 trilyun, tentu ini bukan cerminan dari usaha intinya.
Bagaimana th.2014 masih rugi ?? itu karena beban selisih kurs karena dolar menguat serta amortisasi obligasiyg direstrukturisasi (semacam penyusutan).
Jadi saya punya rasa optimis kalau kinerja CPRO masih konsisten maka sangat besar potensi nya untuk tumbuh lebih baik di tahun 2015 ini.
Apalagi CPRO juga dibebaskan dari dumping di AS sehingga kemungkinan besar ekspor udang ke Amerika akan tambah pesat kedepan. Jika Rupiah kelak bisa kembali kelevel bawah 12.500 maka CPRO punya prospek untuk investasi jangka panjang.

Target saya harga saham CPRO menuju R[.120,- apalgi jika kwartal pertama 2015 ini bisa menunjukkan kinerja yg baik. Silahkan cermati tetapi keputusan ada di masing2 (disclaimer).

Salam,

INVESTA
pn.2b7dd5ee (sampaikan kata kunci "salam investa" setelah add)

8 Apr 2015

Para Nasabah BNI Securities Semarang, Para komunitas Investa, dan Para pembaca yang budiman,

Mana yang memicu IHSG tembus record tertingginya kemarin? Kedatangan Presiden Jokowi atau dorongan Net Buy Asing? IHSG kembali naik 0,79% (5523) asing net buy 502 Milyar dan Jokowi mendadak berkunjung ke Bursa. Yang jelas kedua peristiwa tersebut sama2 punya pengaruh positif terhadap penguatan IHSG.
Kita tau IHSG merupakan salah satu tolok ukur perkembangan kondisi emiten, jika rata2 emiten punya kinerja yang bagus dan tumbuh, maka otomatis juga memberikan kontirbusi terhadap pertumbuhan ekonomi.

Jadi nampaknya Jokowi ingin pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu prioritas utama era pemerintahannya. Syukurlah kalau pemerintah masih konsen ke pembangunan dan tidak terjebak hanya masalah carur marut politik saja.
Peran asing juga membuktikan bahwa rata2 IHSG akan positif jika asing melakukan net buy, demikian pula sebaliknya.
Jadi apa kata salah satu seorang investor ritel juga tidak salah kalau mengatakan "ikutlah asing jika ingin cuan" . Banyak contoh ketika saham2 diborong asing maka harganya akan naik dan ketika asing menjual rame2 harga saham juga akan turun.

Cuma asing tidak suka saham2 gorengan, banyak kolestrol mungkin he..hee.. saham gorengan wilayahnya bandar2 yang lebih banyak sifatnya menjebak investor ritel apa lagi pemula, jadi para pemula mesti lebih hati2.
Inilah perdagangan saham yang sangat dinamis dan menuntut para pelakunya aktif dan sekaligus punya mental yang kuat. Kesalahan bertindak bisa langsung mengakibatkan kerugian, tetapi kalau cermat cara dagangnya rejeki bisa datang melebihi bisnis yang lain.

Hari ini saya masih optimis IHSG cenderung naik lagi, beberapa saham yang saya perhatikan masih punya potensi naik harganya antara lain CPIN, INCO, JPFA, GJTL, LSIP, ASRI, KIJA, ELSA. (Disclaimer). Perkiraan IHSG antara 5525 sd 5570 cenderung menguat terbatas.
Ingat pilihan saham dan harga serta timing masuk dan keluanya punya peran lebih penting jika anda trading.
Semoga selalu mendapatkan yang terbaik.

salam,

INVESTA
pin.2b7dd5ee (sampaikan kata kunci "salam investa" setelah add)

7 Apr 2015

Para Nasabah BNI Securities Semarang, Para komunitas Investa, dan Para pembaca yang budiman,

Aksi beli asing kembali terjadi sehingga 4 hari berturut2 asing melakukan Net Buy total sekitar 2,5 Trilyun, IHSG setelah mengalami koreksi,  kemarin menguat 0,43% pada posisi 5480. Rupiah juga mulai menguat dibawah 13.000 (12.942). Minyak mentah (WTI) juga menguat dilevel US$.52 demikian pula beberapa harga komoditas di pasar dunia. Ini merupakan katalis sehingga IHSG masih mempunyai potensi kembali menguat hari ini. Sebagaimana ulasan saya sebelum liburan kemarin bahwa "selalu ada ujian untuk naik kelas".

Namun perlu juga tetap kontrol diri karena kalaupun IHSG memnguat saya kira belum bisa signifikan atau loncat tinggi, jadi kenaikan akan bertahap lantai perlantai. Saya kira malah lebih baik sehingga tidak terlalau volatile karena kondisi masih belum cukup stabil mengingat posisi rupiah belum bisa menguat dibawah 12.500. Saya optimis kalau Rupiah bisa dibawah kurs akhir tahun 2014 yang sekitar 12.350 maka  IHSG baru akan menguat stabil.

Melihat beberapa Laporan keuangan per akhir Desember 2014 diantara emiten tersebut banyak yang mengalami Rugi Selisih Kurs ini artinya terjadi kerugian karena PELEMAHAN RUPIAH bukan karena rugi usaha.
Bisa jadi sebenarnya emiten mempunyai Kinerja yang bagus tetapi Labanya bisa tergerus karena rugi selisih kurs tadi. Disinilah pentingnya kita melihat Lap keuangan yang memang mesti dicermati pos per pos dari mana Laba diperoleh atau sebaliknya kenapa kerigian terjadi.

Rugi selisis kurs bisa berkurang atau bahkan hilang kalau Rupiah bisa menguat kembali setidaknya dibawah kurs desember 2014 ketika Lap Keuangan dibuat.
Nah perhatikan saja Lap Keuangan yang Penjualan naik dan Laba Usaha naik tapi akhirnya terjadi Kerugian. Ini bisa menjadi pilihan karena berpotensi untuk naik harganya ketika Rupiah menguat.

Hari ini saya mencermati INCO, BISI, CPRO, WICO, CPRO, GJTL, ADRO, ELSA dengan pertimbangan FA dan harga Komoditas serta TA.
Prediksi saya IHSG hari ini akan dikisaran 5470 sd 5510 dengan kecenderungan menguat terbatas. Sukur kalau asing masih Net Buy dan rupiah kembali menguat.

Salam.

INVESTA
pin.2b7dd5ee (sampaikan kata kunci "salam investa" setelah add)

2 Apr 2015

Para Nasabah BNI Securities Semarang, Para komunitas Investa, dan Para pembaca yang budiman,

Tidak mudah memang IHSG untuk tetap melaju setelah melewati 5500, semakin dipuncak biasanya perjalnan semakin berat. Kemarin IHSG kembali harus terkoreksi 0,94% (5466). Ujian selalu ada untuk naik kelas buat IHSG.
Saham2 BC yang menjadi pemberat IHSG seperti ASII, AALI, BBRI, UNVR, TLKM.
Asing mulai koleksi kembali untuk beberapa saham di harga yang sudah rendah, itulah strategi asing salah satunya tekan dulu diatas dan ambil lagi dibawah.
dengan modal yang kuat memang terasa lebih mudah untuk "mendikte" harga2 saham sampai IHSG.

Menjelang Long Weekend hari ini kemungkinan pergerakkan IHSG mungkin sangat terbatas baik naik atau turun. Tetapi buat para trader yang akrab dengan pasar silahkan tetap beraktifitas karena tetap ada pilihan saham2 menarik asalkan dilakukan dengan selektif dan hati2.
Sebagai bahan pertimbangan DOW semalam kembali turun 0,44% tetapi beberapa komoditas pertambangan termasuk emas dan minyak naik lumayan tinggi. Minyak naik lebih 4% dilevel US $.50 dan emas melewati US $ 1200. Maka tidak ada salahnya coba lirik saham2 berbasis pertambangan dan komoditas untuk trading jangka pendek, artinya "nadah bawah dan jemur diatas" untuk saham2 tersebut.
Saya sih tertarik INCO, ADRO, ANTM, BISI, ACES, ERAA (strategi BOW) dengan tetap Sabar dan Disiplin (SADIS).

Sekedar informasi bahwa kami LP3M INVESTA merencanakan untuk meningkatkan kualitas yang lebih baik mengingat saat ini beberapa instansi seperti perbankkan, dana pensiun, asuransi dan sekuritas telah menggunakan jasa kami utamanya untuk pelatihan pegawai dan konsultan.
Namun kami juga akan tetap konsen untuk pelatihan para calon Profesi maupun Investor perorangan yang diharapkan bisa memperkuat Pasar Modal Indonesia.
Kami juga akan menambah tim instruktur yang masing2 punya keahlian dibidangnya seperti Fundamental Analisis, Teknikal Analisis, Makro Ekonomi, Bandarmologi. Kemarin saya juga mendapatkan konfirmasi dari Keneisha dan Joe Lee serta beberapa Alumni INVESTA yang saat ini sudah menjadi analis dibeberapa Perusahaan Efek akan bergabung dalam Tim instruktur dan analis.
Kami juga akan didukung oleh beberapa Perusahaan Efek sebagai sponsor.

Semoga produk2 analisa yang mungkin anda butuhkan bisa kami sediakan sehingga bisa membantu semua pihak untuk meningkatkan hasil investasinya.
Tunggu hasil kajian dan produk kami ya....

Semoga sukses menyertai kita semua, Amin.

Salam,

.INVESTA
pin.2b7dd5ee (sampaikan kata kunci "salam investa" setelah add)

1 Apr 2015

Para Nasabah BNI Securities Semarang, Para komunitas Investa, dan Para pembaca yang budiman,

Kali ini investor asing bikin kejutan, seakan membalas atas akumulasi net sell beberapa hari terakhir. Kemarin asing Net Buyi Rp.882 M, terpantau asing memborong saham2 Blue Chip terutama saham Perbankan dan juga UNVR, GGRM, PGAS, JSMR, AALI.
Peran asing memang sangat dominan dalam membawa arah pasar kita, maklum mereka masih menguasai hampir 60% kapitalisasi pasar kita, dan rata2 adalah Fund manager yang bermodal kuat, selain itu  sudah banyak pengalaman baik dari sisi analisa maupun strategi trading.

IHSG memecah sekaligus menembus angak piskologis 5500 persisnya 5518 karena naik 1,47%, rupiah juga sedikit menguat walau masih diatas 13000. Biasanya jika saham2 BC sudah mulai menguat terbatas investor akan mulai melirik saham lapis dua dan tiga. Jadi tidak ada salahnya mulai mencermati saham lapis dua dan tiga yang mempunyai kinerja bagus.

Namun yang layak juga dipertimbangkan semalam Bursa Global dipimpin DOW turun 1,1% minyak juga kembali turun dilevel US$ 47 demikian pula pertambangan lain yang juga melemah termasuk harga gandum dan jagung
Mampukah IHSG melanjutkan penguatannya ?? Prediksi saya IHSG akan ada di rentang 5480 sd 5540 hari ini.
Perhatikan pada awal2 sesi apakah asing masih dominan membeli atau melakukan TP, apakah rupiah berhasil menguat kembali atau tidak serta pergerakkan bursa regional HSI, Nikkei, Sanghai yang biasa saya buat pertimbangan juga.

Sudah banyak Emiten yang mempublikasikan Lap Keuangan Desember 2014 mari kita baca dan analisis bersama yang merupakan Analisis Utama bagi investor.
Kami sedang mencoba membuat kajian Fundamental Analisis bersama Tim INVESTA atas laporan Keuangan th.2014 dan prediksi th.2015. Anda bisa memesan analisis Laporan Keuangan yg anda inginkan. (syarat dan ketentuan berlaku he..hee).

Apapun kondisinya semoga kita mendapatkan yang terbaik.

Salam,

.INVESTA
pin.2b7dd5ee (sampaikan kata kunci "salam investa" setelah add)

Anda paling tertarik pada artikel apa ?

Flag Counter
Powered by Blogger.

.

.

.